Kamis, 01 September 2022

Menantikan Lahirnya Proses Gol Paling Langka, "Olympic Goal"

Gol! Bola Masuk Gawang | wbartmuseum.com

Sihir dari pertandingan sepakbola memang bisa datang dari mana saja, tapi salah satunya yang paling dinanti-nanti pastilah proses "dramatis" dari terciptanya sebual gol.

Drama dalam Setiap Gol

Setiap proses terjadinya gol, baik gol yang berimbas pada sisi kemenangan maupun kekalahan bagi sebuah tim sepakbola, semuanya selalu hadir dengan drama-nya masing-masing.

Paling hangat dan fenomenal, sehingga sampai hari ini masih menjadi "buah bibir" mayarakat penikmat bola di seluruh dunia adalah "drama" terjadinya gol yang dicetak oleh  Alisson Becker, penjaga gawang Liverpol saat timnya melawat ke kandang The Baggies alias West Bromwich Albion pada lanjutan Liga Inggris pekan ke-36, Minggu (16/5/2021).

Baca Juga :  Sepak Bola dan Kisah-kisah Dramatisnya yang Akan Terus Hadir dan Menghibur!

Berkat gol penjaga gawang asal Brasil tersebut, Liverpool yang membutuhkan kemenangan agar asa untuk tetap bisa berkompetisi di Liga Champion musim depan tetap menyala, akhirnya benar-benar manakhlukkan tuan rumah di kandangnya sendiri, Stadion The Hawthorns dengan sangat dramatis.

Aksi Allison Becker yang memutuskan ikut maju ke kotak pinalti tuan rumah yang secara otomatis meninggalkan gawangnya di masa injury time, akhirnya berbuah banyak rekor manis nan dramatis! 




Tepat pada menit ke 90+5,  papan skor akhirnya mencatat nama Allison Baker, setelah sundulan kepalanya menyambut sepakan pojok Trent Alexander-Arnold berhasil menjebol gawang  Sam Johnstone, kiper West Bromwich Albion, sekaligus merubah sekor menjadi 1-2 untuk keunggulan Liverpool.

Baca Juga :  Bayang-bayang "Seni Furbizia" dalam Kebangkitan Gli Azzuri di Euro 2020

Inilah salah satu "drama" terjadinya gol kemenangan Liverpool yang sepertinya akan terus dikenang oleh para penikmat bola, terutama para liverpudlian, tidak hanya karena tercatat menjadi rekor pertama gol yang dicetak dengan sundulan kepala oleh seorang penjaga gawang di liga primer Inggris, tapi juga "drama " yang menjadi titik paling krusial bagi Liverpool yang akhirnya benar-benar bisa finish di urutan ke -4 alias masuk zona liga Champion di akhir kompetisi.

Gol Olympic | clarin.com

Mengenal Gol Olympic

Ada banyak cara atau proses "dramatis" dalam terciptanya sebuah gol, walaupun secara garis besar bisa dibagi menjadi dua, yaitu melalui proses open play alias benar-benar terjadi dari sebuah skema permainan  dan dari proses set piece/set play  alias skema bola mati.

Diantara sekian banyak  "drama" dalam proses terciptanya sebuah gol dalam sepakbola, sepertinya gol Olimpik atau Olympic Goal menjadi salah satu yang paling unik dan langka. Tidak heran jika gol yang mempertontonkan perpaduan sempurna antara keberuntungan dan skill menendang bola dari si pencetak golnya ini menjadi sangat jarang terjadi.

Baca Juga :  Mengenal Deportivo Palestino, "Timnas Palestina Ke-2" dari Chili, Amerika Latin

Gol olimpik atau Olympic Goal adalah sebuah proses terjadinya gol secara langsung dari bola yang ditendang dari titik sepak pojok yang sejajar dengan tiang gawang, tanpa menyentuh apapun dan siapapun sebelum akhirnya masuk kedalam gawang atau gampangnya, tendangan sepak pojok yang bolanya langsung masuk gawang tanpa mendapat sentuhan tambahan dari pemain lain.

Artinya skema bola mati ini ditendang dari sudut 0 derajat! Jadi sama sekali tidak ada sudut atau ruang tembak bagi penendang bola untuk bisa memasukkan bola dengan leluasa, apalagi situasi di depan gawang saat sepak pojok berlangsung pasti dijejali banyak pemain yang siap "menyentuh" bola, baik yang berusaha untuk memasukkan maupun yang berusaha untuk menghalau, termasuk kiper yang dengan kedua tangannya punya keleluasaan lebih daripada pemain lainnya. 

Dalam keadaan sepeti itu, luar biasanya bola tetap bisa masuk ke gawang. Inilah salah satu titik keajaiban dalam "drama" gol Olympic.




Lantas bagaimana proses terjadinya Gol olimpik atau Olympic Goal?

Secara teori, gol olimpik atau Olympic Goal bisa terjadi karena penendang bola dari titik sepak pojok melakukan teknik tendangan pisang yang posisi penempatan bolanya berada diatas jangkauan para pemain yang bergerombol di depan gawang hingga arah bola yang melengkung akhirnya masuk ke gawang lawan dengan mulus. 

Dalam proses terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal ini, tidak menutup kemungkinan adanya peran faktor eksternal, seperti grafitasi bumi  dan hembusan angin yang mungkin saja berhembus cukup kuat disaat bola juga sedang melaju kearah gawang.

Baca Juga :  Nutmeg, "Si-Buah Pala" Lambang Pertaruhan Harga Diri Pemain Bola di Lapangan Hijau 

Kalau kita cermati ada dua hal penting yang bisa kita garis bawahi dari proses terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal, yaitu skill tendangan pisang dan kemungkinan peran grafitasi serta hembusan angin. Kedua faktor inilah yang mejadi faktor utama terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal.

Karena dalam gol olimpik atau Olympic Goal ada faktor skill tendangan pisang,  artinya "drama" ajaib yang termasuk langka ini bisa dipelajari dan sangat bisa dilatih, terlebih bagi para  spesialis tendangan untuk skema bola mati atau  set piece.


Sukru Gulesin Mustafa | hurriyet.com.tr

Raja Olympic Goal

Sejauh ini, Toni Kroos menjadi pencetak gol olimpik atau Olympic Goal paling baru, sekaligus paling akhir yang tercatat, setelah bola sepak pojoknya saat membela Real Madrid pada semifinal Supercopa de Espana melawan Valencia di King Abdullah Sports City, Jeddah, Rabu (8/1/2020), gagal diantisipasi kiper dan masuk ke gawang, hingga membantu kemenangan Real Madrid atas Valencia dengan skor 3-1.

Selain Toni Kroos, memang ada beberapa pemain bola ternama yang tercatat sejarah, pernah mencetak gol olimpik atau Olympic Goal, seperti Zico, Diego Maradona, David Beckham, Ronaldinho, Roberto Carlos, Thierry Hanry, sampai sosok Alvaro Recoba spesialis skema bola mati yang pernah memperkuat Inter Milan di awal 2000-an.

Baca Juga :  Bacary Sagna dan "Kisah Perjodohannya" yang Membuat Iri Jutaan Pria di Dunia

Tapi, tahukah anda raja pencetak gol olimpik yang tercatat secara resmi ternyata bukan nama-nama beken diatas, tapi Sukru Gulesin Mustafa, bomber jangkung timnas Turki yang juga pernah memperkuat Besiktas, Galatasaray, Palermo dan SS Lazio.

Pria kelahiran Turki 14 Septerber 1922 dan meninggal pada 10 Juli 1977 yang juga berprofesi sebagai wartawan olahraga tersebut, di sepanjang kariernya telah mencetak sebanyak 226 gol dan luarbiasanya, 32 gol diantaranya (ada juga sumber yang menyebut 38 gol) adalah gol olimpik alias dicetak secara langsung dari skema tendangan pojok.



Sejarah Olympic Goal 

Asal-usul nama gol olimpik atau olimpico jika di Amerika Latin yang berbahasa Spanyol, diambil dari pertama kali terciptanya gol dari sepak pojok yang terjadi dalam pertandingan persahabatan antara Argentina dengan Uruguay pada 1924. 

Gol penentu kemenangan Argentina yang dicetak Casareo Onzari dari sepak pojok ini, "memakan korban" tim kuat yang baru saja memenangkan medali emas Olimpiade, Uruguay. Karena gol langka ini menjebol gawang jawara Olimpiade, maka proses gol unik langsung dari sepakan pojok ini diberi nama oleh media sebagai gol olimpico atau gol olimpik.

Uniknya, di sepanjang penyelenggaraan Olimpade sendiri, gol olimpik baru sekali terjadi. Itupun terjadi justeru di cabang sepakbola putri, setelah Megan Rapinoe, punggawa timnas Amerika Serikat, mencetaknya dalam pertandingan melawan Kanada pada Olimpiade London 2012.

Baca Juga :  Bertemu Bintang Sepakbola di Masjidil Haram

Sedangkan dalam penyelenggaraan Piala Dunia, gol olimpik juga baru sekali terjadi, setelah Marcos Coll mencetak gol olimpico di Piala Dunia FIFA 1962 ketika bertanding melawan USSR atau Uni Soviet yang saat itu, gawangnya dijaga oleh penjaga gawang terbaik dunia sepanjang masa, Lev Yashin.

Uniknya, menurut catatan kompas.com timnas Indonesia juga pernah lho merasakan pahitnya gol olimpik"! Tepatnya saat bertemu dengan seteru bebuyutannya, Thailand di ajang  Piala AFF 2018. Dalam pertandingan yang berakhir 4-2 untuk kemenangan Thailand tersebut, gol pertama Thailand yang dicetak  Korrakot Wiriya-Udomsiri  pada menit ke-38, merupakan gol yaag dicetak dari sepakan tendakan sudut.  

Setelah sepanjang sejarah gelaran Piala AFF, Olimpiade dan Piala Dunia sampai episode terakhir, masing-masing hanya sanggup mempertontonkan satu kali olympic goal  alias gol olimpik, akankah gelaran EURO 2020 yang menampilkan seniman-seniman  lapangan hijau terhebat di benua biru juga akan mampu mencetak sejarah, melahirkan gol olimpik?

Semoga Bermanfaat!

Salam Matan Kota 1000 Sungai
Banjarmasin nan Bungas!

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 09 Juni 2022  jam  22:13 WIB (klik disini untuk membaca) dan terpilih sebagai Artikel Pilihan


Selamat Idul Fitri 1442H | @kaekaha

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN




 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar