Rabu, 19 September 2018

Menikmati Lontong Tampusing, Kuliner Khas Banjar yang Ngangeni...


Lontong Tampusing khas Banjar ( Foto/Grafis : @kaekaha)

Kuliner berbahan dasar lontong, termasuk kuliner rakyat yang relatif mudah untuk dijumpai. Hampir setiap daerah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa mempunyai kuliner berbahan dasar lontong dengan berbagai macam variasinya.

Kalau di Surabaya ada Lontong Balap, lontong kikil, dan lontong mie, di Sidoarjo ada Lontong Kupang dan Lontong Cecek, sementara di sepanjang jalur Pantura Jawa ada Lontong Cap Go Meh hasil akulturasi budaya Cina peranakan dengan masyarakat setempat, di Padang ada lontong sayur Padang, dari Medan ada Lontong Medan yang terkenal “ramai” isinya.

Dari Blora ada lontong tahu yang makannya pakai wadah daun jati dengan aroma yang khas, dari Kudus ada Lentog Tanjung alias lontong pulen dan montok dari Tanjung yang rasa sayur kotho’an-nya bikin mabuk kepayang, dari Rembang ada Lontong Tuyuhan. Di Bandung ada Lontong Kari, di Madiun ada Tepo (sebutan lontong orang Madiun) yang bisa dimakan pakai pecel, sayur lombok yang pedes maupun pakai bumbu kecap yang rasanya selalu bikin kangen dan yang terakhir dari Banjarmasin ada Lontong Tampusing!

Lontong Tampusing ini nyamannya luar biasa! (Foto/Grafis : @kaekaha)

Lontong Tampusing, Liwar banar nyamannya….
Provinsi Kalimantan Selatan, telah lama dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya dengan ragam budaya dan adat istiadat memikat. Salah satu produk budaya masyarakat Kalimantan Selatan yang paling dikenal adalah kuliner atau masakan-khasnya yang sejak dulu dikenal “berani” rempah, sehingga memunculkan sensasi citarasa khas yang selalu pecah di lidah!
Salah satu kuliner khas Banjarmasin "bahari" (lama/tua) yang sudah melegenda adalah lontong banjar atau biasa juga disebut dengan Lontong Tampusing.

Lontong Tampusing adalah jenis kuliner berbahan dasar lontong yang dipadukan dengan sayur nangka muda dengan bumbu santan khas Banjar dan pilihan topping lauk berupa ikan haruan/ikan gabus, ayam dan telur itik yang semuanya dimasak dengan bumbu merah atau masak habang. Untuk menambah cita rasa biasanya saat penyajian ditaburi bawang goreng secukupnya.

Nama tampusing diduga diadaptasi dari proses pembuatan bungkus untuk lontong yang terbuat dari daun pisang yang diputar-putar di telapak tangan sampai berbentuk seperti corong. Setelah berbentuk corong, lalu diisi dengan beras sekitar 2-3 sendok penuh, setelah itu direbus selama sekitar 8 jam. 

Salah satu keunikan sekaligus kekhasan kuliner Lontong Tampusing ini adalah bentuk jadi dari lontong yang disajikan, yaitu berbentuk segitiga pipih dengan ketebalan 1-2 cm plus teksturnya yang lembut dan enak.
Makanan favorit dari anak-anak sampai orang tua (Foto/Grafis : @kaekaha)

Kalau di berbagai daerah, kebanyakan kuliner lontong lebih banyak dijual pagi hari atau untuk sarapan saja, Lontong Tampusing khas Banjarmasin ini berbeda! Untuk sarapan pagi cocok, untuk makan siang uenaak, untuk makan malam suedaaaap! Salah satu indikasinya adalah, banyaknya warung atau rumah makan Lontong Tampusing yang tetap buka pada siang, sore, malam bahkan sampai tengah malam dan semuanya selalu ramai oleh pengunjung yang sebagian bessar adalah para turis atau wisatawan dari luar daerah.

Hanya saja, waktu pagi memang waktu yang terbaik sekaligus paling mudah untuk berburu Lontong Tampusing, karena banyak pilihannya. Pada pagi hari, banyak sekali penjual Lontong Tampusing ini yang buka hanya pakai lapak di emperan toko atau bahkan pakai payung atau tenda knock down di pinggir jalan raya dan gang-gang kecil di seputar Kota Banjarmasin, bukan di warung atau rumah makan permanen.

Biasanya, mereka membuka lapak jualan setelah turun dari Sholat Subuh sekitar jam 5.30 WITA dan akan tutup setelah dagangan habis antara jam 09.00-10.00 WITA, jadi tidak terlalu lama.

Ma' Haji yang selalu ditemani oleh anak tercinta (Foto : @kaekaha)

Lontong Tampusing Ma’ Haji Mahligai “Nyaman, Murah dan Cepet habis…”
Lontong Banjar atau Lontong Tampusing, sebenarnya kuliner sederhana konsumsi sehari-hari masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya, khususnya untuk sarapan pagi. Memang, sejak pariwisata Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan mulai menggeliat mulai banyak warung dan rumah makan yang menyediakan menu Lontong Tampusing di luar jam sarapan pagi. Biasanya mereka akan buka sampai malam bahkan sampai tengah malam menjelang pagi.

Lontong Tampusing Ma’ Haji di jalan Mahligai ini merupakan langganan saya dan keluarga sejak 3-4 tahun yang lalu. Tempatnya sangat sederhana dan lokasinya menyewa di halaman toko kelontong SALAM 91. 

Sekilas, untuk mencari lokasi warung lontong Banjar atau warung Lontong Tampusing Ma’ Haji ini relatif sulit, apalagi bila mencarinya di atas jam 09.00 WITA, karena warung portable ini biasanya sudah tutup karena habis pada jam-jam itu. Bila warung sudah tutup, maka tidak akan terlihat jejak-jejak warung di tempat tersebut. Semuanya sudah bersih dan perabotan untuk jualan juga sudah disimpuni (dibereskan).

Ibu-ibu ini rela antri untuk sajian lontong Tampusing terakhir (Foto ; @kaekaha)

Seperti penjual Lontong Tampusing lainnya, Warung lontong Ma’Haji ini juga menyediakan kuliner khas Banjar lainnya, yaitu nasi kuning yang biasanya sudah siap sejak orang turun dari sholat Subuh di Masjid atau langgar. Biasanya, mulai saat itulah warung ini diserbu oleh pembeli sampai habis sekitar jam 09.00 pagi.

Cita rasa Lontong Tampusing versi Ma’Haji Mahligai ini menurut saya sangat pas dengan lidah saya. Paduan rasa gurih dari kuah sayur nangka bumbu santannya nyambung dengan lembutnya tekstur 2 biji lontong berbentuk segitiga pipih yang di atasnya diberi toping lauk masak habang bisa berupa telur itik, ayam atau ikan haruan/ikan gabus yang mempunyai kecenderungan rasa manis gurih, semuanya tergantung pilihan pembeli.

Lontong Tampusing Ma' Haji menjelang tutup tetap ramai (Foto : @kaekaha)
Satu-satunya kekurangan kuliner Lontong Tampusing di Banjarmasin ini adalah sambal pedasnya! Menurut saya sambal pedasnya tidak ada satu pun yang berasa pedasnya! Tapi, ini subyektif saya lho…. Karena kebetulan saya paling hobi makan-makanan berkuah kaldu yang pedaaaaas!

Satu porsi Lontong Tampusing di warung Ma’ Haji ini relatif murah, kalau pakai lauk ayam atau ikan haruan harganya Rp 12.000, sedangkan untuk lauk telur Itik masak habang harganya hanya Rp 10.000. Bagaimana, mau coba? Yang penting jangan kesiangan ya! Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin….




Rikako Ikee, Inspirasi Tercantik dari Gelanggang Asian Games 2018

Rikako Ikee berpose di depan Baliho Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee )

Pesta Olahraga Asian Games 2018 resmi ditutup pada tanggal 2 September 2018 yang lalu. Pesta olahraga bangsa-bangsa Asia yang memasuki edisi ke-18 ini mengambil tema energy of Asia, yaitu energi persatuan serta perdamaian dari bangsa-bangsa Asia yang terbangun dari keragaman dan kebhinekaan. 

Indonesia sebagai tuan rumah, dianggap sukses menjadi penyelenggara. Gaung energy of Asia benar-benar membahana keseluruh pelosok dunia. Soft Power Diplomacy Indonesia benar-benar menginspirasi perdamaian dunia, bahkan dalam defile dua Korea “rela” Bersatu, di Gelora Bung Karno.

Si Cantik Rikako Ikee  (Foto : IG Rikako Ikee)

Untuk prestasi, sangat diluar dugaan! Target raihan 16 emas untuk kontingen Indonesia bukan hanya sekedar tercapai, tapi sangat jauh terlampui. Dominasi para pesilat Indonesia di cabang olahraga Pencak Silat  yang merebut 14 medali emas dan prestasi squad sepak takraw nomor quadrant yang secara mengejutkan berhasil merebut medali emas setelah mengalahkan Jepang dengan angka 2-1 pada partai final, menambah koleksi medali Indonesia menjadi 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu. Raihan ini menempatkan Indonesia di posisi ke-4 klasemen akhir dibawah raksasa-raksasa olahraga Asia,  Cina, Jepang dan Korea Selatan.

Suksesnya gelaran Asian Games 2018, menjadi momen bersejarah yang membanggakan, tidak saja untuk  Indonesia saja tapi juga untuk seluruh bangsa-bangsa Asia lainnya, terutama Jepang yang akhirnya menempati posisi ke-2 pada klasemen akhir.

Rikako Ikee dengan raihan medali di Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee)

Khusus untuk Jepang, prestasi runner-up kali ini terasa spesial karena “dilengkapi” kesuksesan luar biasa atlet muda mereka dari cabang renang Rikako Ikee yang berhasil merebut 6 medali emas dan 2 medali perak. Prestasi spektakuler ini mengantarkannya menjadi peraih medali terbanyak perorangan pada gelaran Asian Games 2018. 

Emas  diraih dari nomor 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya bebas, 50 meter gaya kupu-kupu, dan 100 meter gaya kupu-kupu, 4x100 meter gaya bebas estafet putri dan 4x100 meter gaya campuran estafet putri. Sedangkan Medali perak diraih dari nomor 4x100 meter estafet dan 4x200 meter gaya bebas. 

Istimewanya! Raihan medali emas Rikako Ikee ini semuanya disertai dengan pemecahan rekor baru untuk catatan waktu cabang olahraga renang. Tidak tanggung-tanggung di enam nomor sekaligus, yaitu nomor 50 meter gaya bebas dengan waktu 24,53 detik, 100 meter gaya bebas dengan waktu 53,27 detik, 50 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 25,55 detik, dan 56,30 detik untuk 100 meter gaya kupu-kupu.  Disini luar biasanya prestasi yang ditorehkan oleh si- Japan’s Golden Girl ini. 
Medali emas dari nomor estafet putri Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee )

Tapi itu belum cukup! Karena Ikee dan kawan-kawan juga mencetak rekor dengan catatan waktu 3 menit 36,52 detik untuk 4x100 meter gaya bebas estafet  dan 3 menit 54,73 detik untuk 4x100 meter gaya campuran estafet.

Keberhasilan Rikako Ikee pada partisipasi pertamanya pada event Asian Games ini akhirnya berbuah penghargaan sebagai atlet terbaik alias OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018 dan berhak atas trophy, suvenir koleksi pin logo Asian Games I-XVIII serta hadiah uang sebesar 50.000 dollar AS atau sekitar Rp736,5 juta dari The Olympic Council of Asia (OCA). 

Ada kisah menarik terkait terpilihnya si-pocket rocket ini menjadi OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018. Si-Cantik kelahiran Edogawa, Tokyo ini tidak menduga jika dirinya terpilih sebagai MVP, makanya setelah menyelesaikan semua nomor renang yang diikuti, Rikako memilih pulang ke Jepang. Rikako akhirnya kembali ke Indonesia untuk menerima penghargaan  OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018 yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Kehormatan OCA Wei Ji Zhong di Main Press Centre, JCC, Senayan, setelah mendapat kabar dari The Olympic Council of Asia (OCA).
Si Cantik Rikako Ikee  (Foto : IG Rikako Ikee)

Prestasi Rikako semakin membanggakan, ketika fakta dalam sejarah penyelenggaraan Asian Games, Rikako adalah satu-satunya perempuan alias wanita pertama yang berhasil meraih penghargaan OCA  Most Valuable Player (MVP) tersebut. Prestasi gadis kelahiran 4 Juli 2000 ini hanya bisa disaingi oleh atlet menembak dari Korea Utara, So Gin-man, yang merebut 7 medali emas dan 1 perak pada Asian Games 1982 di New Delhi, India.

Prestasi super mengkilat Rikako Ikee di ajang Asian Games 2018, tentu bukanlah sebuah kebetulan yang datang tiba-tiba. Rikako membangun tangga keberhasilannya dari nol! Semua diawali dengan tekad kuat, kesungguhan, kerja keras dan dukungan penuh dari orang-orang disekitarnya. 

Salah satu spirit  juara yang dibangun Rikako sejak kecil adalah spirit benci kalah! Dalam wawancara dengan AFP, sejak kecil Rikako mengaku sudah diperkenalkan dengan atmosfir kompetisi yang penuh dengan pressing, tapi dengan clue benci kalah berbagai tekanan yang dia dapat justeru menjadi penyengat yang efektif untuk berjuang lebih keras.
Si Cantik Rikako Ikee  (Foto : IG Rikako Ikee)

Menanamkan sejak dini atmosfir kompetisi berikut atribut yang menyertainya kepada anak-anak secara proporsional, apalagi dengan clue yang tepat tentu akan sangat membantu anak-anak mengenali potensinya sejak dini, dengan begitu akan semakin mudah mendeteksi jalan terbaik untuk menemukan jalur juara bagi si-anak.

Menang dan kalah dalam sebuah pertandingan memang memberikan efek yang berbeda. Rasa kalah secara umum akan memberi perasaan terpuruk, hancur dan sedih, sedangkan rasa kemenangan akan memberi perasaan menyenangkan. Keduanya adalah biasa! Sebagai bagian dari proses pematangan mental juara.

Selain spirit “benci kalah”, layaknya bangsa Jepang lainnya Rikako Ikee juga ditempa oleh prinsip-prinsip tradisional Jepang yang terkenal mumpuni untuk menjadi katalisator pembentuk “ mental petarung” yang handal, yaitu
Data resmi raihan medali Si Cantik Rikako Ikee  (Foto : INASGOC)

Bushido adalah semangat loyalitas dan totalitas yang diadopsi dari prinsip hidup samurai yang mengabdi secara penuh kepada kaisar. 
Makoto bisa dimaknai dengan bekerja keras, jujur dan tulus. 
Ganbatte Kudasai, mempunyai kesamaan makna dengan Waja Sampai Kaputing, secara harfiah bisa dimaknai dengan jangan menyerah sampai titik darah penghabisan.
Keishan bisa dimaknai sebagai kreatif, inovatif, dan produktif.  
Kaizen bisa dimaknai sebagai upaya perbaikan secara kontinyu

Sebagai perenang “Asia” dengan postur yang relatif kecil, Rikako Ikee tentu sadar dengan “takdir” ini. Tidak ada jalan lain untuk bisa bersaing di level dunia, selain memberikan totalitas waktunya secara cerdas untuk berlatih dengan kreatif dan efektif  demi output produktif yang terukur.
Si Cantik Rikako Ikee  (Foto : IG Rikako Ikee)

Pembuktian awal Rikako Ikee adalah ketika menjuarai sekaligus menciptakan rekor baru untuk nomor kupu-kupu 50 dan 100 meter di Kejuaraan Dunia junior FINA 2015 di Singapura, saat usianya menginjak 15 tahun. Selanjutnya kemenangan demi kemenangan seperti bersahabat dengan gadis cantik yang kini baru menginjak usia 18 tahun ini.

Terakhir, dengan bermodalkan semangat kaizen, Rikako Ikee benar-benar berhasil menjadikan Asian Games 2018, Jakarta-Palembang menjadi panggung untuknya!  Raihan fantastis 6 medali emas dan 2 medali perak menjadikannya OCA Most Valuable Player Asian Games 2018. 

Rikako Ikee adalah realitas kita, masyarakat banua. Kalau Rikako Ikee bisa berprestasi, artinya kita semua juga bisa berprestasi seperti dia. Hebatnya lagi, kita didukung oleh alam yang sangat kondusif untuk melahirkan atlet-atlet olahraga air, termasuk renang! Apalagi yang ditunggu!? Yuk Kalsel bergerak!