Selasa, 30 Juni 2020

Hutan dalam Pohon, Ide Sederhana Menambah Pabrik O2 di Lahan Terbatas Perkotaan

Pohon Ketapang (Terminalia catappa) | @kaekaha

Kalau istilah pohon dalam hutan, mungkin sudah biasa kita dengar bahkan ketahui bentuk dan perwujudannya, tapi kalau hutan dalam pohon....? Nah ini dia yang kepingin saya share....

Kebetulan saya sekarang tinggal di Kota Banjarmasin, salah satu kota yang menurut saya cukup panas dengan rata-rata suhu udara siang hari berkisar antara 26-33 derajat, sehingga bikin gerah atau ungkeb (bhs jawa) mungkin karena kelembaban udara yang tinggi. 

Iklim Kota Banjarmasin yang menurut saya lumayan ekstrem ini dipengaruhi oleh posisi Kota yang berada di dataran rendah, bahkan teramat rendah karena kabarnya posisinya sekarang 60-80cm dibawah permukaan air laut. Posisi ini menyebabkan wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya didominasi oleh kantong-kantong lahan basah berupa sungai dan rawa-rawa lebak dengan kedalaman bervariasi.
 

Lahan rawa lebak di daerah Sungai Lulut, Kota Banjarmasin | @kaekaha

Keberadaan lahan basah yang mendominasi sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin, juga memberi kontribusi besar terhadap  panas dan tingginya kelembaban udara Kota Banjarmasin. Menurut tetangga saya yang asli urang banjardan kebetulan mengajar ilmu alam di sebuah madrasah, logikanya begini berbeda dengan daratan yang cepat menyerap panas dan cepat melepas panas, sifat air sebaliknya, lambat menyerap panas dan lambat pula melepas panas. 

Ini yang terjadi di Banjarmasin. Jadi, stabilnya panas suhu udara  dipicu oleh pelepasan panas secara perlahan oleh air yang menggenangi sebagian besar Kota Banjarmasin (logika mudahnya, Kota Banjarmasin seperti berada di atas bejana perebus air yang direbus di tempat terbuka di siang hari bolong! Kebayang kan gimana rasanya....he...he...he...) dan puncak pelepasan panas akan terjadi ketika matahari mulai menghilang atau ketika malam tiba. Jadi jangan dikira bila malam hari suhu udara akan turun! Justru semakin gerah dan pengap.

Selain itu, panas suhu udara juga disebabkan oleh terbatasnya tegakkan vegetasi tanaman pelindung yang seharusnya tumbuh diseputar kota yang kesegaran hijau daunnya tidak hanya meneduhkan dan menyejukkan mata saja, tapi juga berfungsi sebagai penyerap CO2 sekaligus produsen O2 plus sebagai filterdari tajamnya tusukan sinar matahari siang yang terkadang bisa sampai ke tulang! ...he...he...Hiperbol ya...!

Komplek perumahan di tengah rawa lebak | @kaekaha

Keterbatasan tegakan tanaman pelindung di Kota Banjarmasin secara umum disebabkan oleh keterbatasan lahan daratan yang ada dan komitmen pembangunan yang kurang berpihak pada sisa-sisa tegakkan pohon yang masih ada. Sebagai salah satu contoh, desain pembangunan jalan layang Gatot Subroto dan pelebaran akses Jalan A. Yani sebagai penunjangnya beberapa waktu yang lalu tanpa disadari telah melenyapkan puluhan pohon-pohon pelindung produktif yang ada di sekitarnya.  Dilematis !? Terserah deh mau di sebut apa.....

Berangkat dari fragmentasi "panas" ala Kota Banjarmasin itulah muncul ide untuk menambah pabrik O2 di lahan sempit seperti lingkungan rumah tinggal saya. Di rumah saya yang tanpa halaman, untungnya ada pohon ketapang yang tumbuh sendiri di sela-sela dinding pagar dengan selokan. Pohon ketapang inilah yang menjadi obyek ide iseng saya.

Anggrek ini tumbuh dalam jepitan batang pohon ketapang | @kaekaha

Awalnya saya menempelkan atau lebih tepatnya menaruh beberapa batang tanaman anggrek di sela-sela dua batang pohon ketapang (Terminalia catappa), jadi seolah-olah batang anggrek dan akarnya seperti dijepit oleh kedua batang tadi. Eh...lha kok batangnya tumbuh dan lama-kelamaan mengeluarkan bunga, putih kecoklatan.begitu juga dengan anggrek kedua yang saya tempelkan diatasnya. Berbunga indat pada waktunya....

Cantikkan bunga angreknya? | @kaekaha

Saking senengnya, akhirnya saya memindahkan sekitar empat jenis tanaman anggrek lagi yang entah apa nama dan jenisnya' sekaligus saya taruh diatasnya. Kali ini, tanaman anggrek saya pindahkan dengan rumahnya, alias tempat dia nempel, yaitu batang dalam tanaman pakis yang sudah di gergaji berbentuk kotak-kotak. Ditempat asalnya, tanaman anggrek saya seperti hidup segan mati tak mau!

Alhamdulillah, ditempat yang baru, saya ikat di sela-sela cabang batang pohon ketapang hidupnya seperti lebih terjamin, terus mengeluarkan cabang baru dan ujung-ujungnya berbungaaaaaa! Waduuuuh, kalau sedang berbunga rasanya nggak mau kemana-mana deh...ingin memandangnya terus!
Satu jenis anggrek | @kaekaha

Ada tiga-empat jenis anggrek | @kaekaha

Dari sini, saya melihat ada perubahan dilingkungan saya, sejak masing-masing tanaman anggrek mengeluarkan bunganya baik secara bersamaan maupun bergiliran banyak tetangga bahkan orang yang lewat sering berhenti di bawah pohon ketapang di depan rumah saya yang kebetulan sangat rindang karena bentuk susunan batang tempat tumbuh daunya yang seperti payung raksasa. 

Ada yang sekedar berteduh sesaat karena kepanasan, ada juga yang ingin melihat bunga anggrek yang kebetulan sedang berbunga dengan warna ungu yang cantik, bahkan ada juga paman penjual pentol dan tukang sol sepatu yang hampir tiap hari "ngetem"disitu untuk beberapa saat. 

Diantara mereka ada yang bertanya tentang bunga-bunga anggrek yang tumbuh subur di pohon ketapang tersebut. Sebagian besar pertanyaan mereka adalah nama dan jenis anggrek tersebut plus pengaruh posisi hidup mereka yang menempel di pohon inang (tanaman epifit)terhadap kehidupan pohon inangnya! Hayo apa kira-kira jawabannya ya....?

Bunga anggrek sedang mekar di pabrik O2 | @kaekaha
 
Kalau pertanyaan terkait nama dan jenis tanaman anggreknya, jelas saya tidak tahu jawaban detailnya. Kalau untuk pertanyaan kedua, terkait kehidupan tanaman epifit yang menempel pada inang sih Insha Allah tidak menggangu tanaman inangnya. Sebagian besar mereka bertanya, kalau di tempelkan di pohon Mangga apakah pohon mangganya tetap bisa berbuah secara normal? Jawaban saya....Insha Allah! he...he...he....

nggrek dari jenis yang berbeda sedang mekar, cantik ya...?! | @kaekaha

Setelah sekitar setahun tidak menambah koleksi tanaman yang ditempel di batang pohon ketapang, akhirnya muncul ide lagi untuk menambah jenis tanaman baru untuk ditempel, gara-gara ketika berjalan-jalan di pasar Ahad Kertakhanyar yang tiap Minggu pagi juga dipenuhi oleh berbagai pedagang tanaman hias, saya melihat tanaman Simbar Menjangan (Platycerium bifurcatum)dan Kadaka (Asplenium nidus) yang keduanya kebetulan hidupnya memang menempel di pohon atau bebatuan. Seperti lagu Iwan Fals "Kereta Tiba Pukul Berapa?... Tawar menawar harga pas tancap gas!


Simbar Menjangan (Platycerium bifurcatum)
 
Kadaka (Asplenium nidus) | @kaekaha

Sesampai di rumah, kedua tanaman itu langsung saya ikat dengan kawat di batang pohon ketapang. Simbar menjangan di posisi paling atas, sedang kandaka saya tempelkan bedekatan dengan si anggrek. Alhamdulillah setelah hampir setahun, kedua tanaman ini tidak hanya sekedar semakin membesar dan menghijau, tapi ternyata juga beranak pinak menjadi banyak. Bahkan yang membuat saya heran adalah munculnya tanaman epifit paku-pakuan liar yang ikut tumbuh di dalam rumpun.

Tanaman paku-pakuan liar yang ikut tumbuh | @kaekaha


Alhamdulillah, sekarang saya mendapatkan banyak manfaat dari ide iseng saya menambah pabrik O2 di dalam pabrik O2 satu-satunya di depan rumah saya. Selain menambah pasokan O2 untuk lingkungan tempat tinggal saya (meskipun mungkin belum signifikan), rumpun hijau segar di bagian batang pohon ketapang dan munculnya bunga-bunga warna-warni dari 5 jenis anggrek yang tertempel disitu ternyata selain bikin adem di mata dan fikiran juga menginspirasi banyak tetangga saya untuk membuat kreasi yang sama.

Anakan/cabang muda yang tumbuh dari patahan | @kaekaha


Beberapa tetangga mulai ada yang meminta batang anggrek untuk di tempel di pohon peneduh di rumah masing-masing. Kebetulan saya memang sudah mempersiapkan untuk itu. Batang-batang tua anggrek yang sudah tidak produktif biasanya saya potong, selain untuk merangsang tumbuhnya tunas muda juga sekalian untuk mengurangi populasi batang yang semakin membengkak jumlahnya. Batang-batang hasil pemangkasan ini saya taruh di media tanam agar bisa muncul tunas. Inilah yang biasa saya berikan kepada tetangga-tetangga.  Alhamdulillah bisa bersedekah....


Anakan Simbar Menjangan yang terus bermunculan | @kaekaha
Eh, ada lagi yang semakin membuat hati saya sekarang lebih berbunga-bunga demi melihat pabrik O2 di depan rumah saya tersebut, yaitu mulai hadirnya burung-burung di pohon ketapang tersebut, bahkan beberapa diantaranya ada yang mebuat sarang di rumpun tanaman simbar menjangan. 
 
Suara kicaunya di pagi hari menjadi orkestra alam yang begitu langka di kawasan perkotaan seperti di Banjarmasin. Menariknya lagi, beberapa kali saya melihat kehadiran salah satu binatang langka untuk wilayah perkotaan, yaitu lompatan energik binatang seperti tupai di pohon tersebut. wooooow!





Inilah penampakan Pabrik O2, Hutan Dalam Pohon | @kaekaha
 Inilah yang saya sebut, ide sederhana menambah pabrik O2 di lahan perkotaan yang terbatas. Ternyata efek manfaatnya bisa melebar kemana-mana. Mudah-mudahan bermanfaat.

Artikel ini juga ditayangkan di Kompasiana pada 23 April 2016   02:40 

Senin, 22 Juni 2020

Apresiasi Dialogis, Analogi Pelacur Berjilbab dan Logika Terbalik Suluk Lir-Ilir


Pertama Murni Syariah | @kaekaha
Saya mulai berhubungan dengan Bank Syariah sejak tahun 2010, ketika saya memutuskan membuka Tabungan Haji Arafah di Bank Muamalat Cabang Banjarmasin. Bank Muamalat menjadi pilihan saya untuk membantu memuluskan sekaligus meluruskan niat saya untuk "menjemput" panggilan haji karena saya tertarik dengan konsep syariah yang ditawarkan oleh Bank yang mempunyai tagline pertama murni syariah tersebut. 

Niat saya adalah ingin menjemput panggilan ibadah tersebut dengan cara "ibadah" juga. Sampai hampir 6 (enam) tahun menjadi nasabah tabungan haji di Bank Muamalat saya memang sama sekali tidak menemui "sesuatu"! Semua berjalan normal.

Pengalaman menarik berhubungan dengan Bank syariah justeru saya temui di luar konteks hubungan saya sebagai nasabah dengan Bank Muamalat, tapi ketika saya berniat untuk menambah modal kerja untuk mengembangkan usaha saya. 

Beruntung, di lingkungan tempat tinggal saya banyak praktisi perbankan yang menjadi langganan usaha saya. Dari tetangga sekaligus langganan saya tersebut, saya mendapatkan berbagai referensi dan masukan terkait produk perbankan, khususnya kredit modal kerja. Bahkan beberapa diantaranya mengirimkan staf marketingnya ke rumah untuk menjelaskan berbagai produk perbangkan masing-masing.  

Dari sinilah akhirnya saya bertemu dan berkenalan dengan berbagai produk perbankan baik umum maupun syariah lebih detail lagi, termasuk dengan tipikal perbankan yang menjadi produsennya. Berangkat dari perkenalan dan komunikasi intensif dengan mereka, akhirnya saya mendapatkan banyak pengetahuan berharga yang sangat membantu saya dalam memilih partner terbaik untuk mengembangkan usaha saya.

Disini, saya tidak akan membandingkan masing-masing produk perbankan ataupun bank penerbit atau produsennya. Saya hanya ingin membuka sebuah wacana diskusi terkait beberapa hal yang berhubungan dengan perbankan syariah dari kaca mata saya dalam kerangka menjembatani komunikasi perbankan syariah dengan masyarakat secara umum, termasuk saya sebagai nasabah.

Teori analogi "Pelacur Berjilbab"

Secara umum, dalam konteks "teori dan konsep" sebagian besar masyarakat memahami Bank Syariah sebagi bank yang berazaskan dengan agama (Islam), hal ini sesuai dengan hasil survey persepsi yang dilakukan oleh BI-MarkPlus tahun 2010.  Persepsi masyarakat ini tentu sangat beralasan, karena konsep perbankan syariah pada dasarnya memang "pengembangan" dari konsep keuangan syariah yang bersumber dari Al Quran dan As sunnah. 

Apalagi diawal munculnya perbankan syariah, hampir semua produk-produknya memakai istilah dari bahasa arab. Sayangnya, berkembangnya persepsi masyarakat ini tidak dibarengi dengan proses komunikasi dan edukasi kepada masyarakat umum secara memadai. Sehingga poin inti dari prinsip syariah yang ditawarkan kepada masyarakat juteru tidak pernah sampai. Secara umum, masyarakat hanya mengingat kata "syariahnya" saja tanpa berusaha mengkaji lebih dalam untuk memahami isi yang ada didalamnya. Akhirnya perbankan syariah mendapat label eksklusif dari masyarakat dan dianggap untuk kalangan tertentu saja (Islam dan kelas menengah keatas), bukan inklusif yang bisa atau boleh diakses oleh siapapun.

Saya lebih memilih kata "pengembangan'' pada konsep syariah yang diterapkan di lembaga perbankan syariah Indonesia, karena rujukan hukum perbankan syariah di Indonesia tidak hanya dari  Al Quran, As sunnah dan atau fatwa/ijtihad ulama yang sudah diakui saja, tapi juga produk hukum positif yang berlaku di Indonesia yang mempunyai relevansi dengan usaha keuangan syariah, seperti UU No.7 /1992 tentang Perbankan atau juga UU No.21/2008 tentang Perbankan Syariah dan lainnya.

Dari "pengembangan" rujukan hukum dan "pengembangan-pengembangan" lainya, dinilai beberapa kalangan menjadi celah bagi masuknya "praktek-praktek" tidak syar'i pada lembaga perbankan syariah di Indonesia. Salah satu bukti kecurigaan masyarakat adalah muncul dan berkembangnya istilah "pelacur berjilbab"  untuk mengkonotasikan institusi bank syariah.
 

Jilbab salah satu tanda keimanan bagi wanita muslim | infobusanamuslim

Istilah konotatif "pelacur berjilbab" ini bisa dimaknai sebagai gambaran anomalis dari sebuah konsep atau tatanan umum yang berlaku dan dipahami oleh masyarakat. Kenapa anomali? Kata Pelacur adalah sebuah profesi yang berkonotasi buruk/haram, sedangkan berjilbab adalah sebuah bentuk gambaran yang menunjukkan ketaatan dalam konteks syar'i.  Pelacur kok berjilbab!

Dalam konteks hubungannya dengan institusi perbankan syariah, istilah "pelacur berjilbab" secara lugas dipahami sebagai gambaran ironi praktik perbankan syariah di Indonesia yang dianggap bergeser jauh dari fiqih muamalah, kata pelacur untuk analogi praktik ribawi bank dan berjilbab untuk analogi syariah. 

Pada praktiknya bank syariah dianggap menjalankan syariah hanya di awal, pada saat akad saja. Selanjutnya bank syariah dinilai masih menjalankan praktik ribawi mirip pola kraktik bank konvensional (khususnya untuk produk pinjaman/kredit), sehingga banyak kalangan yang mempertanyakan dimana letak syariahnya?

Kehadiran perbankan syariah di Indonesia, di satu sisi merupakan angin segar bagi masyarakat Indonesia, terutama yang menginginkan adanya konsep "berkah" didalamnya, tapi di sisi lain juga berpotensi menjadi ancaman serius bagi eksistensi perbankan konvensional. Buktinya, hampir semua bank umum konvensional yang sudah mapan, beramai-ramai membuka unit syariah secara massive di Indonesia. 

Keberadaan unit syariah dari bank-bank umum konvensional ini juga dinilai berbagai kalangan turut "mengaburkan" konsep syariah dari perbankan syariah di Indonesia. Bagaimana dengan struktur modalnya? Darimana sumber modalnya? Bagaimana dengan split atau pemisahan koneksitas jalur kebijakan strategis diatara keduanya? Masyarakat masih bertanya-tanya.

Hati-hati menyikapi prasangka! | neverblast.com

Sementara di lapangan, benturan dan pertarungan bebas antara perbankan konvensional dan perbankan syariah tidak terelakkan lagi! Secara logika, bagaimana mungkin bagi bank-bank besar yang menguasai marketshare dan memaksakan diri berdiri pada dua kaki yang berpijak pada prinsip dan konsep yang saling bertentangan bisa berjalan beriringan? 

Disinilah yang dikhawatirkan akan memunculkan berbagai bentuk kompromi tidak sehat, yang bisa menyeret sekaligus mengaburkan konsep syariah yang sedang dikembangkan di Indonesia dan dengan pola sistematik juga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya proses pelemahan daya saing perbankan syariah dari dalam! 

Toh meskipun Bank Syariah yang menjadi unit usaha dikatakan sudah terpisah dari induk secara manajerial, tapi tetap saja posisinya sebagai anak usaha! Dimana-mana yang namanya anak pasti harus nurut sama bapaknya.....

Fakta dilapangan, istilah konotatif  "pelacur berjilbab" dijadikan kompetitor sebagai salah satu barrier to entry yang efektif untuk menahan laju infiltrasi proses marketing perbangkan syariah di masyarakat yang otomatis akan ikut berperan menahan laju proses sosialisasi perbankan syariah secara umum. 

Maka tidak heran jika sampai sekarang marketshare  perbankan syariah di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini belum sampai 5%. Ironis bukan? Disisi lain, berkembangnya Istilah konotatif  "pelacur berjilbab" tentu semakin membuat bingung masyarakat, karena menjadi kontradiktif dengan citra persepsi yang terbangun di awal sebagai lembaga keuangan yang berazaskan agama (Islam) yang seharusnya rahmatan lil alamin!?

Muncul dan berkembangnya istilah konotatif  "pelacur berjilbab" di masyarakat, setidaknya memberikan 2 (dua) pesan penting bagi institusi perbankan syariah, yaitu

1. Sesegera mungkin melakukan introspeksi dan membenahi semua perangkat usahanya yang sudah terlanjur berlabel "syariah" agar benar-benar menerapkan konsep syariah secara utuh.

2. Bank syariah tidak sendirian menikmati kue di pasar perbankan Indonesia. Mereka berhadapan dengan raksasa-raksasa perbankan yang sudah eksis selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Memang tidak ada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna di dunia ini! Mengutip pernyataan Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (PPE DPbS OJK) Dr. Setiawan Budi Utomo, “Tidak ada bank syariah yang seratus persen syariah. Sama halnya saya katakan bahwa tidak ada dosanya manusia itu. Artinya kesalahan itu pasti ada”.

Dalam kerangka "proses",  pernyataan Dr. Setiawan Budi Utomo masih bisa diterima. Dengan catatan, upaya perbaikan dan penyempurnaan prinsip syariah secara total dan berkesinambungan untuk menuju konsep falah benar-benar bisa terwujud, sekaligus memberi manfaat bagi perbaikan struktur ekonomi masyarakat, karena penyematan label "syariah" urusannya dunia akhirat jadi tidak bisa sekedar wacana apalagi sekedar tempelan untuk tujuan marketing semata. 

Untuk itulah, berangkat dari semua fakta riil dilapangan diharapkan kedepan semua pihak yang berkepentingan dengan lembaga keuangan syariah, khususnya perbankan syariah harus bekerja keras untuk berkonsolidasi sekaligus menyamakan persepsi baik diantara lembaga keuangan syariah sendiri, dengan pemerintah sebagai regulator, MUI sebagai organisasi representasi ke Islaman di Indonesia,  maupun dengan masyarakat sebagai obyek pasar sekaligus obyek dakwah. 

Konsep "Logika Terbalik" untuk Mengembangkan "Konsep Perbankan Syariah" di Indonesia

Konsep logika terbalik ini mengacu pada pola dan strategi Rasulullah dan Para Wali songo dalam menyebarkan agama Islam  di wilayah dakwah masing-masing. Saya memilih istilah logika terbalik, karena menurut saya strategi dakwah atau penyebaran Islam oleh Rasulullah dan Walisongo memang berbanding terbalik dengan konsep sosialisasi/penyebaran Bank Syariah di Indonesia yang saya analogikan sebagai proses dakwah untuk menyebarkan sistem ekonomi keuangan syariah

Saya sangat tertarik dengan keyword dari kisah-kisah inspiratif beliau-beliau  yang mungkin bisa diterapkan dalam upaya penetrasi dan sosialisasi perbankan syariah di Indonesia.

Ilustrasi pasar Madinah era Rasulullah | Zill Qayyim
Sebagai ilustrasi, berikut saya ceritakan kisah inspiratifnya secara singkat :

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari  demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya dengan lemah lembut penuh kasih sayang kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW  melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat.

Setelah Rasulullah wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah  kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja".

"Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a.

Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?".

Abu Bakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa".

"Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.

Selain kisah diatas, kisah konseptual penuh hikmah para Sunan yang tergabung dalam Walisongo saat menyebarkan ilmu tauhid di Pulau Jawa juga sangat layak untuk diapresiasi. Metode "gerakan dakwah" para sunan dinilai sangat visioner. 

Mereka dinilai sudah menerapkan aspek manajerial dalam menyebarkan ajaran Islam, khususnya manajemen organisasi dan manajemen strategi yang dikelola secara konsisten, solid, rasional, sistematis, harmonis dan kontinyu sehingga proses dakwah menjadi relatif lebih efektif dan efisien.

Diantara strategi dakwah Walisongo yang paling jitu dan terkenal adalah ide Sunan Kalijogo atau Raden Said yang menjadikan seni dan budaya sebagai media dakwah dengan cara memasukkan filosofi, simbol dan ungkapan tauhid dalam beberapa unsur budaya Jawa, seperti seni ukir, wayang, gamelan, dan seni tetembangan suluk. 

Kata "suluk" yang dikenal dalam seni wayang tradisonal Jawa berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya ...Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. 

Tembang suluk gubahan Sunan Kalijogo yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Selain itui beliau juga menggagas baju takwa yang mengadopsi dari surjan, baju khas pria dari Jawa Tengah, perayaan sekatenan, gerebeg maulud, serta lakon carangan/karangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu. 

Pandawa Lima jadi perlambang dari Lima rukun Islam | sutrasurga

Dari kisah dakwah inspiratif sekaligus inovatif Rasulullah dan Walisongo diatas, saya mendapatkan 2 (dua) keyword atau kata kunci yaitu, (keutamaan) akhlak dan strategi (pendekatan budaya). 

Menariknya, dengan ke-2 keyword itu baik Rasulullah maupun Walisongo sepertinya tidak perlu lagi menambahkan istilah atau embel-embel yang memberikan kesan Islami secara eksplisit, sehingga si Yahudi Buta dan masyarakat Jawa lebih fokus pada materi yang menjadi inti dari dakwah yang secara tidak langsung di ajarkan kepada mereka. 

Coba kalau dibalik! Misalkan Rasulullah sebelum menyuapi si Buta mengatakan aku Muhammad atau aku orang Islam, tentu si buta pasti langsung menolak dari awal. Begitu juga seandaianya Sunan Kalijogo memberi judul karya seni wayangnya dengan judul " Intisari Bacaan Kalimat Syahadat"  atau istilah suluk diganti dengan Fasluki subula rabbiki zululan atau bisa juga seandainya judul tembang suluk  "Gundul gundul Pacul" yang sarat makna filosofis diganti menjadi "Jalan Islami mengemban amanah" misalkan, bisa jadi kisahnya akan lain. 

Disinilah saya melihat adanya penerapan strategi yang cerdas! Rasulullah dan Sunan Kalijogo jeli membaca situasi dan kondisi medan dakwahnya. Beliau berdua paham benar kapan saatnya secara eksplisit menyatakan inilah konsep syariah atau Islami seperti yang dituntunkan dalam Aquran dan As Sunnah!

Dalam konteks perbankan Syariah, 2 (dua) keyword atau kata kunci yaitu, (keutamaan) akhlak dan strategi (pendekatan budaya) diatas, menurut saya juga bisa dijadikan keyword bagi sosialisasi perbankan syariah ke masyarakat Indonesia.

Tentang keutamaan akhlak, aplikasinya tentu dengan menerapkan konsep syariah secara utuh dan bulat, bukan 1/4, 1/2 atau 3/4 saja, tapi secara utuh bulat atau orang Jawa mengatakan bunder ser! Lantas kalau ada pertentangan dengan hukum positif gimana? 

Karena dari awal konsep perbankan syariah mengikrarkan diri menerapkan konsep syariah (Islam) sebagai rujukan, otomatis semua harus dikembalikan ke sumber hukum asalnya Al  Quran dan As sunah (hadist)  dan atau Ijmak, Qiyas, Ijtihad, Istihsan, Urf, Istishhab. 

Dengan menerapkan hukum syariah secara total, adalah jaminan bagi keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan seperti 3 (tiga) pilar ekonomi syariah yang diterapkan di Indonesia. Apabila keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan benar-benar sudah menjadi dasar dari pola perbankan syariah di Indonesia, Insha Allah tanpa embel-embel kata syariah sekalipun sistem perbankan gaya baru dari ilmu tua yang bertuah ini pasti dicari orang! Sehingga dengan sendirinya istilah analogi pelacur berjilbab  tidak akan pernah ada atau paling tidak kedepan tidak akan menggema lagi....

Sedangkan strategi (pendekatan budaya), lebih kearah pendekatan logika humanis dan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah sosialisasi, jadi tidak text book seperti cara Walisongo. Logika humanis ini perlu dipakai untuk mengeliminir kesan eksklusif dan kemungkinan adanya gesekan, terutama di daerah yang mayoritas penduduknya mempunyai resistensi terhadap kata Islam, walaupun terkadang konsep Islami justeru menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. 

Misalkan, pemaparan konsep perbankan syariah dilakukan dengan konsep simulasi humanis yang mempertemukan bentuk keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan  dalam kasus-kasus kehidupan sehari-hari agar lebih sederhana dan mudah dipahami. Dengan strategi ini, proses sosialisasi sistem perbankan syariah tidak hanya tersegmentasi pada kalangan, waktu dan tempat yang terbatas. Jadi bisa lebih terbuka dan inklusif!

Mengenai strategi normatif yang sudah berjalan, seperti melalui jalur komunitas dan aktifitas Islami tidak masalah untuk terus dilanjutkan, anggap saja kita bergerak dengan multitalent dan multisegment yang sudah pasti memerlukan multistrategy. Toh nanti juga kelihatan konsep mana yang paling efektif.

Konklusi Solusif

Berhadapan dengan berbagai pilihan produk perbankan (terutama produk pinjaman/kredit) dari berbagai bank penerbit, memang bukan perkara mudah untuk memutuskan pilihan yang paling tepat. Sering muncul rasa gamang atau bingung untuk memilih yang terbaik sebagai partner menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Begitu banya variabel yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Analisa SWOT | bisnisrumahanpemula.com

Untuk urusan yang satu ini, saya punya pengalaman yang mungkin juga bisa dijadikan referensi atau bahan pertimbangan oleh siapa saja. Setelah mengkaji dari berbagai teori tentang produk perbankan baik dari sisi keuangan maupun agama dan berdiskusi dengan orang-orang yang menurut saya berkompeten dengan dunia perbankan, manajerial dan ilmu syariah/ke-Islaman, akhirnya setiap berhadapan dengan berbagai pilihan yang membingungkan saya memilih menggunakan metode SWOT, yaitu sebuah metode analisa perencanaan strategis sederhana dengan cara mengevaluasi kekuatan/kelebihan (strenght), kelemahan/kekurangan (weaknesses), peluang/kesempatan/kemungkinan (opportunities) dan ancaman/bahaya/mudharat (threats) dari masing-masing pilihan. dari sini nanti saya bisa mendapatkan point karakter dari masing-masing pilihan yang membingungkan tersebut sehingga akhirnya saya bisa menentukan pilihan terbaik yang paling sesuai dengan keinginan atau harapan saya. 

Contoh analisa SWOT | ilmukelast

Menurut saya metode analisa SWOT ini selaras dengan prinsip dalam konsep fiqh Islam ketika kita berada dalam posisi kebingungan untuk memilih sebuah pilihan, yaitu “WADHIDDUHU TAZAKUMUL MAFASIDDI FARTAKIBUL ADNA MINAL MAFASIDI” yang artinya (adapun lawannya) jika bertabrakan antara mudharat satu dengan yang lainya maka diambil mudharat yang paling kecil dan ringan. 

Hal ini disumberkan dari dalil Al Quran, Surat  Al-Baqarah : 173 “Maka barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tabungan Haji Bank Muamalat | @kaekaha

Dimana seseorang tidak mampu meningalkan dua mudharat dan mafsadah (bahaya) secara bersamaan yang dia mampu adalah meninggalkan yang satu tetapi tidak bisa lepas dari bahaya yang lainnya, maka jika menghadapi kondisi yang demikian itu: dia harus memilih bahaya yang lebih kecil dan ringan untuk mencegah bahaya dan mafsadah yang lebih besar.

Dalam aplikasinya, ketika memilih partner perbankan untuk menuju kesuksesan dunia dan akhirat, bisa dipetakan dengan model analisa SWOT seperti contoh diatas. Kalau parameternya hanya sukses di dunia mungkin relatif mudah, tapi kalau ada tambahan sukses di akhirat rasanya hanya memberikan satu pilihan tersisa, yaitu perbankan syariah.
Bank Syariah dan Bank Konvensional | bankmuamalahcilegon.com


Memang perbankan syariah di Indonesia masih belum bisa menerapkan konsep syariah secara utuh dan murni, itu adalah realitas yang tidak bisa kita pungkiri. tapi dari sisi ancaman/bahaya/mudharat (threats)-nya paling kecil diantara yang lain. Apalagi bila wacana proses perbaikan terus dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang. Terlebih lagi, kabarnya sekarang perbankan syariah sudah sama bagusnya, sama lengkapnya dan sama modern-nya dengan bank konvensional.

Bagaimana tertarik ikut mencoba?  Silahkan, semoga memberi manfaat di dunia dan akhirat. Amin.

Kampanye Perbankan Syariah (Grafis : kompasiana-OJK)


Artikael juga diposting di Kompasiana pada 8 Mei 2016   02:20 dan penjadi pemenang dalam lomba blog yang adakan oleh OJK bekerja sama dengan Kompasiana berhadiah uang tunai 2,5 jt

Sabtu, 20 Juni 2020

[Inspirasi Bocah] Bersahabat dengan BMX Firebird, Beraksi ala Freestyler dan Kisah "Mbengkel" ala Mereka!


Freestyle ala Rabbani | @kaekaha
Waktu berlalu begitu cepat, seperti berlari saja!. Event blogcompetition tentang "sepeda" yang dihelat Kompasiana dengan pabrikan sepeda Wimcycle seperti menyadarkan saya dari lamunan panjang!

Betapa tidak, Si Sulung Raihan sebentar lagi naik ke kelas 2 (dua) SMP, padahal sepertinya baru kemarin saya belikan dia sepeda Wimcycle tipe BMX (kalau tidak salah serial firebird) ukuran 20", tapi betapa terkejutnya saya ketika si Raihan mengatakan kalau sepeda itu dibelikan ketika dia masuk SD, bukan kemarin seperti yang saya rasaka.

Artinya hampir 7 (tujuh) tahun sudah sepeda WimcycleBMX firebird itu menjadi bagian dari keluarga kami, tidak hanya menjadi tunggangan si Raihan ke sekolah, warung, les, mengantar pesanan kue saja, tapi juga menjadi sumber inspirasi sekaligus obyek eksplorasi imajinasi anak-anak saya si Raihan dan Rabbani.

Saat itu, alasan saya membelikan si Raihan sepeda Wimcycle tipe BMX firebird ukuran 20" adalah,

1. Model sepeda BMX tidak akan pernah ketinggalan jaman. Jadi bisa dipakai sampai kapanpun  dan oleh siapapun, termasuk saya kalau perlu.2. Si-Raihan sudah terlanjur Wimcylce minded khususnya untuk semua tipe BMX. Mungkin, karena hampir semua teman-teman bermainnya di komplek juga memakai sepeda BMX produk Wimcycle, berbagai ukuran dan berbagai tipe. Termasuk sepupunya yang memulai memakai sepedaBMX tipe firebird.

Sistem rem detangler | Park Tool

Kebetulan,  saya yang kurang begitu mengikuti perkembangan teknologi "persepedaan" terbaru, saat itu dibuat terheran-heran sekaligus kepincut oleh teknologi rem terbaru yang diaplikasikan pada sepeda tipe BMX firebird incaran si-Raihan,  yaitu  sistem rem setang putar (istilah ini saya dapatkan dari tukang bengkel langganan) dan setelah mencari di internet ternyata istilahnya yang tepat adalah sistem detangler, yaitu aplikasi rangkaian sistem pengereman yang memungkinkan setang dan roda depan bisa berputar 360 derajat tanpa harus khawatir terlilit oleh jalur kabel/tali rem. 

Bagi saya, teknologi sistem pengereman yang secara mekanika terlihat sederhana ini, tergolong sangat cerdas, kreatif dan inovatif. Sangat cocok dan mendukung style dan fungsi atraktif sepeda BMX produk Wimcylce.

Pada masa awal mempunyai sepeda Wimcycle tipe BMX firebird warna kuning tersebut si Raihan memang masih belum memakainya secara rutin tapi hanya sesekali saja, karena ukuran sepedanya yang 20" masih kebesaran. Memang saya sengaja membelikan ukuran yang besar, agar bisa dipakai lebih lama. Toh, sepeda kecil si Raihan yang lama masih baik dan masih layak dipakai.

Raihan dan penampakan si-kuning! sekitar 4 (empat) tahun yang lalu | @kaekaha
Setelah sekitar 1 (satu) tahun lebih banyak menganggur di garasi, akhirnya sepeda Wimcycle tipe BMX firebird warna kuning tersebut benar-benar mulai rutin dipakai si Raihan ketika mulai duduk di bangku kelas 2 SD. Ketika jangkauan kakinya mulai bisa menyentuh pijakan. Sejak saat itu bagi si Raihan, tiada hari tanpa si kuning julukan yang saya berikan untuk sepeda Wimcycle tipe BMX firebird warna kuning miliknya. 

Salah satu kesukaanya adalah bersepeda ala crosscountry di area tanah merah di bagian belakang komplek kami yang sebenarnya merupakan lahan persiapan untuk pembangunan perumahan. Kombinasi tanah urukan berkontur layaknya sirkuit yang dipadu dengan lahan basah berupa rawa lebak setengah kering benar-benar membawa imajinasi layaknya menaklukkan rute crosscountry yang menantang. 

Ternyata tidak hanya si Raihan dan si Rabbani saja yang menyukai sirkuit dadakan ini, karena berangsur-angsur kemudian banyak juga orang-orang dewasa, khususnya warga komplek yang ikut memainkan sepeda crosscountry beneran di tempat ini. Seru jadinya ....! Sayangnya sejak 2 (dua) tahun yang lalu sirkuit telah berganti menjadi barisan rumah-rumah beton permanen tinggi menjulang.

Seiring intensitas pemakaian yang semakin padat, sepertinya setelan sistem operasional rem detangler sepeda BMX si Raihan mulai ada yang bergeser, remnya mulai terasa kurang kosong dan kurang pakem. 

Dasar anak-anak, bersama adiknya si Rabbani mereka berusaha memperbaikinya sendiri. Akhirnya..... Bukanya menjadi labih baik, tapi justreru semakin kacau balau. Sampai disini baru mereka mengatakan tentang kondisi sepedanya yang tidak bisa berjalan. Setelah saya cek, benar saja! Setelan tarikan kawat rem belakang sepertinya terlalu kecang, sehingga bantalan karet rem mengunci roda belakang.

Raihan dan penampakan si-kuning! | @kaekaha

Disinilah, awal mula kebigungan saya pada sistem operasional rem detangler. Setelah saya coba setel sana-sini, tarik kawat rem sana-sini ternyata tidak bisa juga saya mengembalikan seperti setelan awal bawaan dari pabrik. Karena sudah mentok, akhirnya mau tidak mau saya bawa sepeda si Raihan kebengkel sepeda langganan di dekat rumah. Surprise! Ternyata tukang bengkel sepeda langganan saya juga kesulitan menyetel rem yang sekilas terlihat sederhana tersebut.

Setelah ber-jam-jam akhirnya menyerah juga si paman menghadapi teknologi baru yang menurut saya memang lumayan cerdas ini. Besoknya, dengan mengajak si Raihan dan Rabbani sepeda saya bawa ke toko tempat saya membeli, eh....disini tidak pakai lama rem sudah kembali normal kembali seperti semula. 

Beruntung si Rabbani yang memang suka mengutak-atik apa saja yang menarik perhatiannya, termasuk sepeda, ternyata memperhatikan dengan seksama bagaimana si mekanik toko menyetel rangkaian sistem pengereman canggih itu. Akhirnya, si Rabbani-lah yang bisa meperbaiki kalau muncul masalah pada rem detangler si kuning.

Rabbani sedang asyik beraktifitas sepulang dari sekolah | @kaekaha

Sepertinya, momentum seputar rem detangler sepeda Wimcycle tipe BMX firebird kuning inilah yang menjadi titik tolak bagi si Raihan dan Rabbani semakin percaya diri mengutak-atik sepeda. Sejak saat itu mereka semakin jauh dan berani mengeksplorasi semua sepeda “nganggur” yang ada dirumah secara otodidak. 

Tidak hanya yang ringan-ringan saja, yang semi beratpun mulai dicobanya, seperti membongkar roda, mengganti ban dalam atau ban luar, mengganti rantai bahkan memotong dan menyambung rantai pun mereka bisa.

Rabbani dan teman-teman sedang "mbengkel | @kaekaha

Eksplorasi mereka tidak berhenti disitu saja, mereka juga mulai berani memodifikasi sepedanya dengan berbagai gaya. mengganti roda dengan ukuran yang lebih kecil atau lebih basar, mengganti warna body dengan cara di cat semprot, bahkan beberapa kali saya perhatikan mengganti ukuran gear  dengan menggunakan peralatan bengkel seadanya milik saya. 

Khusus untuk mengganti warna body, si kuning juga tidak terlewatkan. Selama kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir, seingat saya si firebird kuning sudah berganti rupa lebih dari 3 (tiga) kali, hitam, merah, coklat metalik dan biru. Sehingga julukan si kuning sudah tidak berlaku lagi sejak saat itu.

Bahkan rem detangler kebanggaan si kuning akhirnya juga masuk ranah eksplorasi mereka, sayangnya sekarang sudah mereka lepas karena gearbelakang mereka bikin turbo(istilah Bengkel Bersama Banjarmasin) dengan cara di las. Sehingga mereka tidak memerlukan rem lagi, karena bila injakan pedal tidak dikayuh maka speda akan berhenti dengan sendirinya.

Suasana Bengkel Bersama Banjarmasin milik bersama | @kaekaha
Berawal dari berita dari mulut ke mulut antar sesama kawan di komplek, bakat dan keahlian terpendam si Raihan dan Rabbani dalam "mengolah" sepeda"by custom" ala mereka mulai terkenal. Sejak saat itu, ruang garasi menjadi semacam base camp anak-anak komplek. Ada saja yang mereka lakukan, dari yang ringan-ringan seperti mengencangkan baut-baut, memompa ban dan menempel sticker. 

Untuk level sedang, seperti nyetel kekencangan rantai, nyetel rem, bongkar pasang ganti setang atau dudukan (sadel). Sedangkan untuk level berat seperti ganti rangkaian tali/kawat rem, ganti ukuran roda, ganti ban dalam/luar, ganti gear bahkan ada juga yang minta ganti warna cat body. Semua gratis...tis...tis! Karena bahan-bahan yang diperlukan biasanya teman-teman si Raihan dan Rabbani membawa sendiri dari rumah.

Raihan dan teman-temannya sedang asyik bermain sepeda | @kaekaha

Memang ada beberapa tetangga dan orangtua  yang memaksa memberikan ongkos setiap minta tolong perbaikan sepeda, saya anggap itu rejeki yang harus diterima sebagai penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan dan jerih payah si Raihan dan Rabbani. Biasanya, uang yang mereka dapatkan dipakai untuk membeli peralatan, onderdil atau sekedar aksesoris sepeda terbaru yang lagi tren, tapi tidak jarang juga dibelikan jajan dan dimakan bersama dengan teman-temannya.

Jujur! Awalnya saya sempat tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh anak-anak saya. Kebisaan terpendam yang mereka miliki sama sekali tidak pernah masuk dalam radar perhatian saya, sampai saya melihat dengan mata kepala sendiri ketika mereka berdua bisa membongkar dan memasang sendiri roda ban belakang sepeda motor bebek saya yang kebetulan harus ganti ban dalam dan luar karena sobek akibat sudah terlalu tipis, sedangkan untuk membawa ke bengkel lumayan jauh.
Raihan dan Rabbani dengan sepeda masing-masing | @kaekaha
Sejak saat itu, demi melihat minat, bakat dan antusias positif mereka pada dunia sepeda, khususnya perbengkelan. Saya tidak keberatan untuk mendukung hobi mereka dengan membelikan seperangkat alat-alat bengkel (toolshet) ketika mereka merengek-rengek memintanya. 

Apalagi, ketika saya mendengar bahwa anak-anak ingusan ini resmi memberi nama bengkel mereka “Bengkel Bersama Banjarmasin” disingkat B3 tapi dibaca "B" saja. Entah apa yang ada di alam pikiran mereka dengan “Bengkel Bersama” itu!? Saya benar-benar terharu mengikuti perjalanan kreatif mereka. Saya berpikir, aktifitas mereka sangat positif untuk memupuk kreatifitas, semangat untuk maju, jiwa sosial untuk berbagi dan mental pantang menyerah dengan prinsip kerja keras dan cerdas.

Hanya saja, tetap saya tegaskan kepada si Raihan dan Rabbani termasuk semua teman-teman mereka yang sudah saya anggap seperti anak sendiri, bahwa aktifitas positif mereka mbengkel di garasi saya tidak boleh mengganggu aktifitas pokok mereka untuk belajar. Sekolah tetap harus nomor satu.

Dari waktu kewaktu, tidak hanya anak-anak komplek saja yang suka berkumpul seusai pulang sekolah. Teman-teman sekolah mereka juga banyak yang mulai bergabung, kebetulan diatas garasi atau di lantai dua yang sengaja saya manfaatkan untuk perpustakaan untuk menyimpan berbagai koleksi buku dan majalah menjadikan mereka semakin betah untuk berlama-lama. Mereka seperti mendapatkan rumah baru yang cocok untuk menggali banyak hal baru.

Atraksi freestyle Rabbani | @kaekaha
Ada satu hal menarik setiap mereka berkumpul di garasi rumah saya. Disaat ada yang sedang membongkar pasang sepeda atau baca-baca buku cerita, ada beberapa diantara mereka yang mencoba berlatih freesyle dengan menggunakan sepeda masing-masing. Entah siapa yang memulai dan darimana mereka mengenal istilah sekaligus atraksi freestyler itu, yang jelas dari sinilah, awal mula si Raihan dan Rabbani ikut-ikutan bisa memainkan beberapa gaya freestyle dengan menggunakan sepeda BMX yang membuat saya terkesima dan geleng-geleng kepala. ...and show must go on!

 


 ###

Saya dedikasikan doa dalam tulisan ini untuk 4 (empat) Jagoan saya, Muhammad Raihan Akbar, Muhammad Rabbani Al-Ghazali,  Muhammad Razzaq Abu Bakar, Muhammad Ramadhan Al Hilal Abrar dan semua anak-anakku yang tergabung dalam bengkel impian, “Bengkel Bersama Banjarmasin”. Belajar yang rajin ya….!



Selamat berkreatifitas anak-anakku! Semoga langkah-langkah kecil kalian bersama “Bengkel Bersama Banjarmasin” akan membawa kalian semua kepada langkah-langkah besar yang akan mewarnai dunia!"



Tulisan juga diposting di Kompasiana pada 23 Maret 2016   07:37 Diperbarui: 23 Maret 2016   19:17

Artikel ini menjadi pemenang utama lomba blog WimCycle Sepeda Terbaikku kerjasama Kompasiana dengan WIMCYCLE berhadiah sepeda keren. Link pengumuman pemenang bisa diklik disini

 





Selasa, 16 Juni 2020

Inspirasi Cantik dari Bandara Kalimarau dan SAMS Sepinggan


Bandara Kalimarau, 

Tanjung Redeb, Berau

Beberapa hari yang lalu penulis dan beberapa anggota rombongan event DATSUN RISERS EXPEDITION 3 KALIMANTAN, ETAPE I SAMARINDA-TANJUNG REDEB yang berasal dari beberapa Kota di Indonesia, sempat dibuat melongo oleh penampilan Bandara Kalimarau, bandara yang berada hampir di ujung pulau Kalimantan, tepatnya di Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau Kalimantan Timur.
Kami sama sekali tidak menyangka jika di Kota kecil seperti Tanjung Redeb yang relatif kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia karena minim publikasi dan lokasinya yang juga relatif jauh dari pusat pemerintahan atau simpul-simpul perekonomian pulau Kalimantan seperti Balikpapan, Samarinda apalagi Banjarmasin bisa mempunyai bandara berkelas internasional dengan tampilan keseluruhan areanya yang begitu megah, artistik dan sangat mempesona.



Decak kagum saya dan rekan-rekan yang berasal dari berbagai Kota di Indonesia seperti tidak terbendung. Mau tidak mau, suka tidak suka logika linier penulis langsung berlari ke kampung halaman di Banjarmasin untuk membuka memori tentang Bandara Syamsoedin Noor satu-satunya bandara terbesar di Kalimantan Selatan  yang seminggu lalu saya tinggalkan. Kenapa bandara Syamsoedin Noor, bandara kebanggan kita, masyarakat Kalimantan Selatan seperti tertinggal beberapa dekade?



Memasuki areal Bandara Kalimarau, dari pintu masuk kita sudah disuguhi tampilan futuristik bangunan-bangunan kecil berjajar rapi loket parkir dengan atap berkonsep tenda seperti ruang tunggu kedatangan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, KSA yang terlihat bersih dan terjaga, walaupun proses ticketing parkirnya masih manual. Jalam menuju pallet parking yang kami lalui sepanjang kurang lebih 100 meter dilapisi aspal masak (hotmix) yang sangat mulus dan bersih.



Disebelah kiri-kanan jalan terdapat taman-taman minimalis hanya ditanami rumput hijau segar dengan kombinasi berbagai tanaman berkayu keras dengan jarak tanam yang sangat rapi dan teratur penataanya, memberikan kesan segar, minimalis, simple, rapi dan teratur sangat sedap dipandang mata. 

Setelah saya perhatikan, selain berfungsi sebagai area penghijauan kawasan bandara, ternyata ruas taman-taman ini juga berfungsi sebagai area pembatas fungsi lahan di halaman depan bandara Kalimarau, seperti area parkir kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2. Diantara badan jalan yang kami lalui dengan taman dibatasi oleh siring yang terbuat dari semen cor dengan tinggi sekitar 20 cm yang dicat hitam putih layaknya zebra cross, semakin menambah cantik penampilan muka Bandara Kalimarau.



Dari area parkir yang begitu luas, bersih (penulis tidak menemukan sampah sama sekali, bahkan sehelai daun sekalipun) dan tampak asri, keindahan dan kemegahan arsitektur Bandara Kalimarau sangat jelas terlihat. Sekilas arsitekturnya mirip dengan Bandara Sultan Hasanudin Makasar. Identitas tulisan Bandara Kalimarau yang begitu besar dan mentereng terlihat mencolok, mendominasi view tampak depan bangunan bandara seolah-olah memberi pesan please, look at me...!  



 Memasuki area bandara, dimulai dari lorong teras sepanjang kurang lebih 300-an meter, sekali lagi kami dibuat terkagum-kagum dengan kebersihan dan kerapian bandara yang satu ini, seolah-olah tidak sedang berada di Indonesia. 

Begitu pula ketika memasuki ruang check-in bandara yang banyak dihiasi ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang didominasi oleh relief diorama kehidupan kura-kura, seolah-olah memberi pesan sekaligus mengingatkan semua orang yang akan meninggalkan Kota Tanjung Redeb pada keindahan budaya dayak dan sajian alam Kepulauan Derawan, habitat penyu hijau yang sudah sangat langka. 



Sejauh mata memandang, meskipun ruangan ini terdapat banyak atribut berupa x banner, spanduk dan papan peringatan baik dari pemerintah maupun maskapai penerbangan, tapi penataan yang cermat dan rapi benar-benar menjadikan Bandara Kalimarau sebagai destinasi wisata tersendiri bagi kami.
 
Naik ke lantai 2, di sepanjang lorong menuju ke ruang tunggu berjejer lengkap berbagai fasilitas bandara. Ada area bermain anak-anak, cafe, musholla, toilet dan ini yang menarik, ruang menyusui. Seperti area bandara Kalimarau lainnya, lantai 2 menuju ruang tunggu keberangkatan juga terlihat rapi dan bersih.



Memasuki ruang tunggu keberangkatan yang sangat luas dengan dinding kaca terang ke arah luar memberikan para calon penumpang akses pemandangan lingkungan sekitar bandara berupa hutan yang masih hijau dan segar. 

Didalam ruang tunggu keberangkatan, sekali lagi kami disuguhi desain tata ruang yang ciamik! hiasan-hiasan seperti di ruang check-in berupa  ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang didominasi oleh relief diorama kehidupan kura-kura juga terpajang di sini, menambah suasana ruang tunggu  keberangkatan menjadi lebih hidup dan menarik.



Selain itu ada lagi yang menarik untuk diamati, yaitu keberadaan tempat sampah dengan peruntukan yang tertulis jelas pada masing-masing wadahnya dan penataan kursi ruang tunggu yang diatur secara zig zag terlihat artistik dan memberi nuansa berbeda. Terima kasih Kalimarau, untuk pengalaman indahnya...!







Bandara 

Sultan Aji Muhammad Sulaiman, 

Sepinggan Balikpapan





Disebutkan dalam rilis, Harian Banjarmasin Post tanggal 27 Januari 2016, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan masuk dalam urutan 16 besar Bandara Internasional terbaik versi Airport Council International (ACI). 

Catatan prestasi ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk Bandara di Indonesia, apalagi bagi bandara di luar pulau Jawa. Tapi kalau melihat sosok penampilan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan pencapaian prestasi masuk dalam 16 besar bandara terbaik dunia merupakan hal yang wajar, mengingat berbagai inovasi layanan dan fasilitas yang disediakan oleh pengelola memang benar-benar lengkap dan bermanfaat. Sebut saja layanan inovatif berupa area bermain untuk anak-anak.




Totalitas pengelola bandara yang tengah menggodok konsep eco airport ini dalam upayanya menjadikan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan sebagai pintu gerbang wisata dan budaya Kalimantan Timur juga patut diacungi empat jempol sekaligus! (Bisa.....?).



 Dari pintu masuk kedatangan, disepanjang lorong dan ruangan yang dilalui penumpang untuk check out maupun transit, kita disuguhi berbagai informasi menarik seputar budaya, sejarah, flora dan fauna serta ornamen artistik khas suku Dayak berupa wallpaper, baliho dan poster-poster cantik berukuran raksasa yang terpajang hampir di semua tempat-tempat strategis di lingkungan bandara, bahkan sampai di toilet-pun tidak ada space kosong yang lepas dari bahan-bahan promosi pariwisata dan kampanye penyelamatan satwa endemik Kalimantan Timur.



Tidak berhenti disitu saja, untuk mendukung kelestarian budaya daerah, pengelola Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan juga menyediakan ruang untuk ekspresi budaya, yaitu mengadakan acara talent n' creativity berlokasi di terminal keberangkatan lantai 3 dan di gerbang kedatangan penumpang, setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 12.00-18.00 WITA, berisi live show penampilan tarian dan musik tradisonal/modern. Ini yang menarik! Ini yang membedakan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan dengan bandara-bandara lain di Indonesia, bahkan dunia.





Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada tanggal 31 Januari 2016   02:09