"Sihir" sepakbola bisa muncul dari mana saja, salah satunya adalah momen "dramatis" terciptanya sebuah gol.
Dari negeri Ratu Elizabeth yang juga disebut-sebut sebagai negeri leluhurnya sepakbola, sepanjang kompetisi sampai pekan ke-5 Premier League yang baru saja dipungkasi oleh laga antara Manchester united vs Leicester city, Jumat dinihari tadi (2/9) dan berakhir untuk kemenangan tipis 1-0 untuk pasukan setan merah, juga banyak diwarnai "drama" menarik, termasuk seputar terciptanya gol-gol melalui proses yang cantik.
Salah satunya yang paling baru sekaligus paling fenomenal adalah terciptanya gol cantik dari proses yang paling langka terjadi dalam pertandingan sepakbola pada laga Arsenal kontra Aston Villa, Kamis dinihari tadi (1/9), ketika Douglas Luis berhasil mencetak olympic goal ke gawang tuan ruah Arsenal.
Baca Juga : Sepak Bola dan Kisah-kisah Dramatisnya yang Akan Terus Hadir dan Menghibur!
Gelandang bertahan Aston Villa yang sebelumnya sempat dua tahun bergabung Manchester City ini, pada menit 74 tidak hanya berhasil menyamakan kedudukan menjadi imbang 1-1, tapi juga berhasil mencetak gol bersejarah dengan cara yang spektakuler, yaitu melalui skema tendangan sepak pojok dari sisi kanan gawang Arsenal, tanpa "bantuan" sentuhan tambahan dari siapapun!
Jadi, tendangan sepak pojok sedikit melambung dan melengkung ala tendangan pisang-nya Douglas Luis ini langsung masuk begitu saja ke gawang Arsenal yang dikawal Aaron Ramsdale tanpa tersentuh siapapun, setelah terbang melewati kepala beberapa pemain Arsenal maupun Aston Villa yang sejatinya juga saling berebut untuk Menyambutnya.
Sayang, proses dramatis terjadinya gol cantik yang cukup langka ini, tidak begitu terekspos secara proporsional. Mungkin karena gol ini tidak memberi pengaruh signifikan terhadap hasil pertandingan?
Aston Villa tetap kalah, setelah 3 menit berselang atau pada menit 77, Gabriel Martinelli berhasil menjebol gawang Aston Villa yang di jaga oleh Damin Emiliano Martnez Romero untuk kali kedua dan merubah angka skor menjadi 2-1 untuk kemenangan Arsenal hingga peluit panjang berbunyi. Sayang ya!?
Mengenal Olympic Goal
Memang ada banyak cara "dramatis" dalam proses terciptanya sebuah gol dalam pertandingan sepakbola, walaupun secara permainan sebenarnya proses terjadinya gol hanya bisa dibagi menjadi dua, yaitu melalui proses open play alias benar-benar terjadi dari sebuah skema permainan dan dari proses set piece/set play alias skema bola mati.
Diantara sekian banyak "drama" dalam proses terciptanya sebuah gol dalam sepakbola, sepertinya Olympic Goal menjadi yang paling unik dan langka. Tidak heran jika proses terjadinya gol yang mempertontonkan perpaduan sempurna antara keberuntungan dan skill menendang bola dari si pencetak golnya ini menjadi sangat jarang terjadi.
Bagaimana tidak! Karena dimulai dari skema sepak pojok, artinya bola mati ini ditendang dari sudut 0 derajat! Jadi sama sekali tidak ada sudut atau ruang tembak ke arah mulut gawang layaknya tendangan bebas atau tendangan pinalti. Tidak hanya itu, situasi di depan gawang saat sepak pojok berlangsung pasti dijejali banyak pemain yang siap "menyentuh" bola.
Baik yang berusaha memasukkan maupun yang ingin menghalau bola, termasuk kiper yang dengan kedua tangannya punya keleluasaan lebih untuk menghalau bola daripada pemain lainnya. Tapi unikya, dalam keadaan seperti itu, ternyata bola tetap bisa masuk ke gawang. keren kan?
Lantas, bagaimana sebenarnya Olympic Goal bisa terjadi ?
Secara teori, gol olimpik atau Olympic Goal terjadi ketika penendang bola dari titik sepak pojok menendang bola dengan menggunaan teknik tendangan pisang dan menempatkan bola daatas jangkauan para pemain yang bergerombol di depan gawang hingga arah bola yang melengkung akhirnya masuk ke gawang lawan tanpa dsentuh sapapun.
Dalam proses terciptanya gol olimpik atau Olympic Goal ini, sangat memungkinan adanya peran faktor eksternal, seperti grafitasi bumi dan kecepatan hembusan angin yang mungkin saja berhembus kuat disaat bola juga sedang melaju kearah gawang.
Baca Juga : Nutmeg, "Si-Buah Pala" Lambang Pertaruhan Harga Diri Pemain Bola di Lapangan Hijau
Artinya, ada dua hal krusial yang bisa digaris bawahi terkait proses terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal ini, yaitu skill tendangan pisang dan kemungkinan peran grafitasi serta hembusan angin. Kedua faktor inilah yang mejadi faktor utama terjadinya gol olimpik atau Olympic Goal.
Karena dalam gol olimpik atau Olympic Goal ada faktor skill, khususnya kemampuan menendang bola melengkung layaknya pisang, itu artinya "drama" ajaib Olympic Goal yang termasuk langka ini bisa dipelajari dan sangat bisa dilatih, terlebih bagi spesialis bola mati atau set piece.
Sejarah Olympic Goal
Asal-usul nama gol olimpik diambil dari momen pertama kali terciptanya gol langsung dari tendangan sepak pojok yang terjadi dalam pertandingan persahabatan antara Argentina dengan Uruguay di Estadio Sportivo Barracas, Buenos Aires pada 2 Oktober 1924 silam yang berkesudahan dengan skor 2-1 untuk kemenangan Argentina.
Saat itu, Casareo Onzari gelandang serang tim tango mencetak gol penentu kemenangan Argentina, langsung dari eksekusi tendangan sepak pojok.
Gara-gara bola tendangannya yang langsung masuk ke gawang Uruguay, sekaligus "menaklukkan" tim kuat yang baru saja memenangkan medali emas Olimpiade Perancis 1924 itulah, nama olympic goal akhirnya disematkan media khusus untuk gol-gol yang proses terjadinya dari tendangan sudut secara langsung tanpa sentuhan tambahan dari pemain lainnya.
Tapi uniknya, di sepanjang sejarah penyelenggaraan Olimpade sendiri, olympic goal baru sekali terjadi. Itupun terjadi justeru di cabang sepakbola putri pada Olimpiade London 2012, setelah Megan Rapinoe, gelandang serang timnas putri Amerika Serikat, mencetaknya dalam pertandingan melawan Kanada.
Baca Juga : Bertemu Bintang Sepakbola di Masjidil Haram
Sedangkan di sepanjang penyelenggaraan Piala Dunia, olympic goal juga baru sekali terjadi, yaitu pada putaran final Piala Dunia 1962 di Chili. Saat itu, gelandang serang timnas Kolombia, Marco Tulio Coll Tesillo atau lebih dikenal sebagai Marco Coll, mencetak olympic goal saat Kolombia bertanding melawan USSR atau Uni Soviet yang saat itu sedang diperkuat oleh salah satu penjaga gawang terbaik dunia sepanjang masa, Lev Yashin. Nah lho!
... dan ternyata, timnas Indonesia juga pernah lho sekali merasakan pahitnya olympic goal! Tepatnya pada Piala AFF 2018. Pada laga melawan Thailand tersebut, timnas Indonesia terpaksa harus gigit jari setelah takluk 4-2, salah satunya oleh cantiknya olympic goal "karya" bek kiri pasukan Gajah putih, Korrakot Wiriyaudomsiri pada menit ke-38 ... Wooooow!
Keren kan, pernak-perniknya fenomena olympic goal!?
Semoga Bermanfaat!
Salam Matan Kota 1000 Sungai
Banjarmasin nan Bungas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar