Selasa, 14 Mei 2024

Terpesona Keasrian Taman Permana, "Padang Penggembalaan Sapi" yang Sedang Viral

Salah Satu Sudut Taman Permana yang Asri | @kaekaha

Taman Permana, itulah nama destinasi wisata yang sekarang sedang nge-hits sekaligus menjadi buah bibir masyarakat di seantero Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Destinasi wisata alam yang secara administratif masih termasuk dalam wilayah kecamatan Kota Pelaihari (sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Banjarmasin, arah ke Kabupaten Kotabaru atau Tanah Bumbu), Ibu Kota Kabupaten Tanah laut ini, lokasinya persis di pinggir akses jalan menuju destinasi andalan Kabupten Tanah Laut lainnya, yaitu wisata Pantai Takisung.


Papan Nama "Darurat nan Sederhana" yang tampak dari Jalan Raya | @kaekaha


Konon, para pelancong yang pulang dari Pantai Takisung juga yang pertama kali "menemukan" eksotisnya kombinasi hamparan hijau dedaunan beraneka ragam jenis pepohonan dan juga padang rumput yang tumbuh subur pada tanah dengan kontur berbukit-bukit yang tadinya memang difungsikan oleh pemiliknya sebagai padang penggembalaan sapi-sapi peliharaan tersebut.

Baca Juga :  Menjelajah Banua Hujung Tanah, Titik Paling Selatan Pulau Kalimantan

Jika dari arah Kota Pelaihari, lokasi destinasi Taman Permana yang terletak di Desa Telaga ini berjarak sekitar 4 km saja dan terletak di posisi sebelah kanan jalan menuju ke Pantai Takisung. Begitupun sebaliknya, jika dari arah Pantai Takisung menuju ke Kota Pelaihari atau ke Kota Banjarmasin atau Kota-kota lain di Kalimantan Selatan.


Perpaduan Hutan dan Savana yang Menyegarkan | @kaekaha

Relatif mudah untuk menemukan destinasi wisata yang dikelola oleh keluarga Bapak Edi Permana ini, selain dari lokasinya yang tepat di pinggir jalan, Taman Permana yang sekarang sedang menjadi buah bibir sekaligus viral di medsos masyarakat Kalsel dan Kalteng, pengunjungnya sedang membludak, hingga lokasinya mudah dikenali karena banyaknya mobil yang parkir di lokasi.

Bahkan khusus untuk akhir pekan, dari pantauan di lokasi wisata yang tampak berbukit-bukit dengan latar "hijau menyegarkan" ini, selain kendaraan roda dua dan roda tiga, masyarakat dari berbagai penjuru Kalimantan Selatan dan Tengah yang ingin menikmati kesegaran udara kawasan yang begitu asri ini juga tampak menggunakan moda transportasi bus dan truk, bahkan tampak juga beberapa armada dump truk yang terparkir. 

Hamparan Rumput Hijau yang Begitu Rapi | @kaekaha

Akhir pekan, hari Sabtu-Minggu plus hari libur tanggal merah, tampaknya menjadi peak seasson-nya destinasi wisata yang menawarkan uniknya konfigurasi alam khas bumi tuntung pandang, Kabupaten Tanah Laut yang memadukan keasrian hutan hujan khas Kalimantan yang juga dikenal sebagai paru-paru dunia dengan padang savana hijau-segar, berupa hamparan rerumputan yang tumbuh subur, memanjakan mata.

Baca Juga :  Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin

Lahan destinasi wisata dengan latar alam yang ijo royo-royo ini, menurut crew kebersihan yang tampak terus mobile "panen daun" di antara keluarga-keluarga pengunjung yang tengah bersantai dengan menggelar tikar atau alas duduk "massal" lainnya itu, luasnya sekitar 4 hektar dari total sekitar 40 hektar yang di kelola oleh keluarga.

Pintu Masuk Sederhana | @kaekaha

Selain taman yang sekarang sedang viral, meskipun sebenarnya relatif belum mendapat "sentuhan" apa-apa alias masih mengandalkan konfigurasi alam secara alamiah semata, lahan seluas itu konon kedepannya akan diproyeksikan menjadi semacam destinasi wisata murah terpadu untuk rakyat, jadi semacam kebun raya plus .

Selain akan terus ditanam berbagai pohon buah-buahan dan pohon-pohon langka lainnya sebagai sarana edukasi sekaligus konservasi, kedepannya lahan sawit yang tidak terlalu jauh dari lokasi taman juga akan diberdayakan lebih maksimal dengan beberapa penambahan fasilitas seperti kolam pemancingan berikut infrastrukturnya.

Jembatan Kayu di Antara Dua Puncak Bukit Kecil | @kaekaha

Sejauh ini, selain asrinya kawasan taman yang ditumbuhi beragam pohon buah-buahan dan pepohonan hutan lainnya bisa me-refresh fisik dan psikis pengunjung, taman Permana ini juga dilengkapi dengan banyak spot instagramable buatan, seperti jembatan yang menghubungkan beberapa puncak bukit dari sekian banyak bukit kecil di kawasan taman.

Tidak hanya itu, beberapa pondok berdesain panggung dari bahan kayu yang juga bisa berfungsi sebagai menara pandang turut memperindah landscape taman yang bisa membuat pengunjung bisa betah dan bertahan lebih lama di lingkungan taman yang hamparan rumputnya mirip lapangan golf tersebut. 


Pondok Berdesain Panggung | @kaekaha

Oya, untuk savana alias padang rumput yang rapinya mirip lapangan golf tersebut, konon bukan karena jenis rumputnya ataupun karena perawatan atau tepatnya pemangkasan rutin layaknya padang rumput lainnya lho! Tapi karena padang rumput ini memang lahan penggembalaan ternak sapi. Jadi sapi-sapi itulah yang memangkas rumput-rumput tersebut secara rutin tiap harinya, hingga terlihat rapi seperti sekarang.

Uniknya, sejak pengunjung taman terus membludak, akhirnya lahan pengembalaan sapi justeru dipindah di lokasi lain, anehnya meskipun tidak ada lagi yang secara kontinyu "merapikan-nya", rumput di padang tersebut tetap rapi seperti saat masih menjadi padang penggembalaan sapi-sapi ternak tersebut. 

Mungkin karena diinjak-injak sama pengunjung, kali ya? He...he...he...

Cantiknya Savana dengan View Hijau Segar | @kaekaha

Harapan kedepannya,  karena pengunjung yang datang secara faktual mempunyai maksud dan tujuan yang beragam, ada yang sekedar ingin menikmati segarnya udara di lingkungan taman atau juga segarnya pemandangan alam yang hijau di seputar taman, ada juga yang memang ingin camping atau berkemah, bahkan ada juga yang ingin outbound, masak-masak dan lain-lainnya, maka ada baiknya, kedepan di buatkan semacam zonasi kawasan yang disesuaikan dengan peruntukan. 

Sehingga beragam aktifitas pengunjung tidak hanya bisa dipetakan lokasinya dengan jelas sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya, tapi pengunjung juga bisa memaksimalkan masing-masing aktifitasnya tanpa saling mengganggu. 

Semisal dibuatkan zona untuk camping dan bermalam baik perorangan maupun komunitas, zona outbound, zona pemancingan, zona untuk jalan-jalan atau bisa juga untuk jogging, zona kuliner, zona mainan anak-anak dan lain-lainnya.

Arena Permainan Trampolin | @kaekaha

Memang saat ini, di dekat pintu masuk yang sepertinya memang disetting menjadi satu blok cluster khusus untuk area permainan anak-anak, sudah mulai ada yang masuk dan mengoperasikan beberapa fasilitasnya, seperti arena ketangkasan trampolin, mandi bola, mobil-mobilan remote control dan lain-lain, juga arena melukis, memasak, memancing. 

Tapi karena unit permainan dan juga ragamnya yang relatif masih terbatas, sepertinya "pe er"  pengelola masih belum selesai untuk bisa semaksimal mungkin memberikan fasilitas tambahan agar pengunjung lebih betah untuk berlama-lama dan suatu saat nanti merasa "harus kembali" ke Taman Permana.

Tidak hanya itu, penyediaan fasilitas umum  seperti mushalla dan toilet yang cukup dan representatif, sepertinya menjadi pe er lanjutan bagi pengelola agar eksistensi taman yang mudah-mudahan tetap bisa menghadirkan nuansa hijau di tengah terik mentari dan kering-kerontang-nya alam di bulan kemarau nanti.

Pedagang Kuliner Darurat | @kaekaha

Begitu juga dengan zona parkir yang masih belum terorganisir dengan baik dan yang tidak kalah penting adalah zona kuliner! Keduanya, sejauh ini masih terlihat ala kadarnya alias darurat. Terlebih untuk urusan kuliner yang sementara ini hanya "buka" di akhir pekan saja!

Seperti kita pahami bersama, jalan-jalan ke destinasi wisata pasti kurang lengkap jika tidak dilengkapi dengan kulineran,. Betul nggak? 

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

 



Galianan

Galianan (Grafis : Banjarmasin Pos)


Galianan merupakan Bahasa Banjar yang berarti geli jika diartikan dalam bahasa Indonesia.Setiap orang pasti mempunyai titik geli atau titik sensitif yang paling mudah merasakan rasa geli jika mendapatkan stimulasi yang lokasinya pada tubuh pasti berbeda-beda satu sama lain. Walaupun secara umum, titik geli paling umum pada tubuh manusia adalah pada telapak kaki, pinggang kiri dan kanan, ketiak dan leher. Dimana titik geli ditubuhmu?

Kenapa bagian tubuh tertentu bisa merasakan geli?

Menurut David J. Linden, profesor ahli saraf  di Johns Hopkins University School of Medicine menjelaskan, pada dasarnya rasa geli adalah pertahanan pertama (reflek) dari tubuh terhadap serangan/stimulasi.

Menurutnya, rasa geli punya fungsi sama dengan rasa gatal sebagai petunjuk bagi otak untuk waspada agar tidak terjadi serangan/stimulasi berikutnya. Tapi, ini tidak berlaku jika serangan/stimulasi berasal dari diri sendiri. Sebagai contoh, ketika tangan kita menggerayangi bagian tubuh kita yang merupakan kawasan titik geli kita, maka tidak ada perasaan menggelitik yang muncul. Berbeda jika orang lain atau binatang yang melakukannya kepada kita!

Kok bisa?

Menurut Sarah-Jayne Blakemore, peneliti di Universitas College London mengungkapkan bahwa ketika kita mencoba menggelitik diri sendiri, cerebellum (otak kecil ) yang terlibat dalam pemantauan gerakan tubuh kita, akan memprediksi sensasi yang akan ditimbulkan oleh gerakan tubuh kita sendiri (tetapi tidak jika stimulasi  itu dilakukan oleh stimulan selain kita) dan prediksi tersebut digunakan untuk membatalkan respon dari daerah otak lainnya.

Merasa Geli (hellosehat.com)

Ada dua area dalam otak yang terlibat dalam proses munculnya rasa geli, yaitu korteks somatosensori yang memproses sentuhan dan korteks singulat anterior yang memproses informasi yang menyenangkan (perasaan nyaman). Kedua area ini kurang aktif saat kita menggelitik diri sendiri dan lebih aktif jika digelitik oleh orang lain.

Jika stimulasi dari luar, maka secara reflek otak akan mengatur untuk menimbulkan sensasi geli. Menurut Linden, sensasi geli akan berkurang setiap bertambahnya usia, karena kehilangan sekitar satu persen dari ujung saraf kulit yang berperan mengatur rasa geli.  Tapi kehilangan ujung saraf tidak sepenuhnya menyebabkan rasa geli berkurang.

Rasa geli dua jenis, 

  1. Knismesis, yaitu rasa geli yang (cenderung) ringan seperti sensasi bulu yang disentuhkan pada kulit. Jenis rasa geli ini, biasanya bisa kita lakukan pada diri sendiri.  
  2. Gargalesis, yaitu rasa geli yang (cenderung) lebih agresif, dimana efek dari stimulasi pada bagian tubuh yang sensitif bisa membuat tertawa lepas, bahkan hingga kehabisan napas. Ahli kesehatan menyebutkan, ketika ujung saraf pada bawah kulit terstimulasi, maka korteks akan segera menganalisa stimulasi tersebut dan mengirimnya ke dua bagian otak yang akan memberikan sinyal untuk tertawa dan merasa senang. Jadi, jika Anda termasuk orang yang merasa geli saat disentuh, jangan khawatir! Ini normal dan sehat.

Mitos Seputar Rasa Geli

Beberapa daerah di Indonesia ada yang meyakini kitos terkait rasa geli ini. Ada yang meyakini, jika seorang anak muda laki-laki seoarng yang penggeli  maka istrinya kelak biasanya cantik paras dan hatinya, begitu pula sebaliknya!

Bagaimana dengan di daerahmu? Adakah mitos terkait rasa geli ?

Oya, apa bahasa daerahmu untuk geli?

Kombatan




 

Senin, 13 Mei 2024

Elegi Undangan Merah Jambu Bergambar Dirimu!

Cantik | terkini.id


"Nang, apa sabujurnya nang handak ikam cari? Usiamu sudah lebih dari cukup, bahkan adik-adikmu semuanya sudah mempunyai momongan!" Seperti pagi-pagi sebelumnya, sejak si Muksin sepupu yang juga sahabatku sejak kecil, sebulan lalu akhirnya menikahi teman sekantornya, obrolan di meja makan pagi ini kembali dibuka ibu dengan topik "panas" yang entah sampai kapan akan terus sidin ulang-ulang.

Bahkan, karena layaknya memutar kaset pita di pagi hari yang diulang secara terus menerus, aku sampai hapal dimana sidin akan menempatkan koma, titik bahkan juga penebalan intonasi bertanda seru dari kalimat-kalimat yang hak patennya pasti milik sidin ini.

"Sabar ma, Burhan juga terus berusaha mencari menantu idaman gasan pian, semua butuh proses dan pastinya juga tidak semudah membalik telapak tangan. Intinya mama sabar aja ya, sambil terus doakan Burhan agar segera berjodoh dengan bidadari yang akan menjadi pendamping Burhan di dunia dan akhirat", jawabku sambil merapikan piring dan peralatan makan lain yang baru saja kami gunakan menyantap lontong tampusing dengan lauk kepala iwak haruan, menu sarapan kegemaran keluarga kami.

Sejak abah meninggal dua bulan setelah Mumtaz, adik bungsuku yang melangsungkan pernikahan kira-kira dua tahun lalu dan langsung mengikuti suaminya yang tugas belajar ke Mesir, begitu juga dengan Jihan dan Rahma adik-adik perempuanku lainnya yang lebih dulu mengikuti suaminya masing-masing tinggal di luar kota, praktis tinggal aku dan mama saja yang tinggal di rumah berarsitektur tradisional Banjar, gajah baliku yang sejak puluhan atau mungkin malah ratusan tahun silam telah menjadi tempat tinggal turun-temurun "klan" padatuan dari pihak mamaku ini.

Tidak heran jika kemudian suasananya menjadi jauh lebih sepi dan hening, apalagi jika siang hari, ketika aku dan mama sama-sama beraktifitas. Saya ngantor di sebuah perusahaan tambang lokal, sedangkan mama menjadi guru sekaligus kepala sekolah SD di Kebun Bunga, yang lokasinya masih di seputar jalan A. Yani, tidak jauh dari kantorku.


Baca Juga :  Diary Personalia | Pacaran 10 Tahun, Eh ... Giliran Nikah Cuma Bertahan 3 Bulan


"Jangan terlalu bepilih-pilih, kada bagus! Sudah berapa kali juga ibu memberikan pilihan, tapi semuanya kamu tolak!" Obrolan masih berlanjut di dalam mobil, ketika saya mengarahkan mobil hardtop kuning, peninggalan almarhum abah, menuju SD Kebun Bunga untuk mengantarkan ibu sekalian saya juga berangkat menuju kantor.

"Maaf ma, bukannya Burhan terlalu memilih untuk urusan mencari istri, tapi semua yang mama pilihkan tidak satupun masuk kriteria. Dari gaya berpakaian mereka saja, mama pasti sudah tahu, sulit bagi Burhan untuk memenuhinya, belum lagi make up dan yang lain-lainnya!"  Jawabku sambil terus menatap lalulintas pagi di jalan paling kesohor di seantero Pulau Kalimantan yang sepagi itu sudah mulai bermacet-macet ria, gara-gara beberapa alat berat yang membongkar paksa beberapa konstruksi bangunan dan juga jembatan liar disepanjang sungai di tepi jalan yang diduga menjadi salah satu penyebab parahnya banjir besar di awal tahun kemarin.

"Ya sudah, terserah ikam saja, tapi ingat mama sudah tua, sebentar lagi juga pensiun. Kepingin rasanya mama menghabiskan masa tua dengan menimang-nimang cucu sendiri bukan cucu orang lain, ya! 

Setiap mendengar ucapan ibu yang satu ini, mulutku selalu seperti dirantai dan terkunci oleh puluhan gembok yang hilang kuncinya, diam seribu bahasa sampai ibu mengucapkan salam, setelah si kuning berhenti tepat didepan pintu gerbang tanpa pagar sekolah SD Kebun Bunga.

"Waalaikum salam", jawabku sambil meraih tangan beliau untuk mencium telapak dan punggung tangan beliau yang saya yakini merupakan pintu pembuka segala keberkahan.


Baca juga  :  Rezeki Anak Saleh | "Berkah" Digigit Anjing


Penunjuk waktu di smartphone-ku menunjukkan pukul 07.47 WITA, artinya masih ada  waktu lebih dari sepuluh menit sebelum jam masuk kantor pada pukul 08.00 WITA mewajibkan siapapun sudah ada di ruang kerja masing-masing dan siap untuk memulai aktivitas.

"Burhan ...!"  Sapa seseorang dari arah belakangku membuyarkan imajinasi pagiku.

"Eh, Tika! Kayak hantu aja tiba-tiba nongol dari belakang ... "  Spontan aku mengeluarkan jurus ice breaker jika ketemu dengan perempuan yang sebenarnya selalu membuatku gugup dan kurang percaya diri.

"Alamaaaaaak, cantik begini dibilang hantu! Tapi ngangeni khaaaan?"  Aku hanya tersenyum mendengar guyonan si-Tika atau Kartika, asisten manajer produksi yang kebetulan memang lumayan akrab, karena selain satu almamater, dulu waktu KKN di lereng Gunung Argopuro di perbatasan antara Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur,  kami pernah satu kelompok, meskipun dia sebenarnya dua tingkat lebih muda dariku.

"Eh boss, ngopi dulu yuk sebentar di kantin, sekalian ada yang mau diomongin nih!" Tiba-tiba Tika menarik tanganku mengajakku belok ke kantin yang posisinya memang dekat parkiran mobil.

"Aduh sorry Ka, aku pagi ini ada meeting sama bos, jadi musti siapin semuanya! Nanti siang ato sore pulang ngantor aja ya ngopinya!?" Kali ini ganti aku yang menggenggam sekaligus menarik tangan Tika untuk masuk ke kantor.

"Lhaaaaaah ini, berdua belum muhrim kok sudah pada gandengan tangan sih! Minta diantar ke KUA ya!?" Tepat setelah melewati pintu kaca didepan resepsionis, dari toilet lobby kantor muncul taci Heni, manajer keuangan yang selalu menjodoh-jodohkan kami berdua ini seperti tidak kehabisan kata untuk "menggoda" kami berdua, termasuk momen tak terduga pagi ini, ketangkap basah pegangan tangan  yang sanggup menarik perhatian beberapa karyawan yang kebetulan berada di lobby, termasuk petugas Satpam kantor dan juga tamu yang sudah duduk manis.

"Waduuuuuuh!" Gumamku dalam hati begitu bertemu karyawan paling senior sekaligus paling tahu situasi dan kondisi "sosial ekonomi dan budaya" bahkan juga gosip asmara semua karyawan lebih detail dari pada pejabat HRD sekalipun ini. Spontan kulepaskan cengkeraman tanganku di telapak tangan Tika yang seketika itu juga langsung kabur menuju ruangan kerjanya di bagian paling belakang ruas kantor ini. 


Baca Juga :  Sssssst, Jangan Ganggu Ritual Sunnah Rasulku di Malam Jumat Ya!


Melihat Tika yang langsung kabur, Taci Heni langsung mendekatiku, "Han, apalagi yang kamu tunggu!? Sudah ditembak belum?" Tanya taci Heni sambil mengerlingkan mata, ketika langkahnya sudah sejajar denganku.

"Sudah dilamar aja! Kaina keduluan orang hanyar manyasal ikam!" Taci melanjutkan kalimatnya tanpa berusaha menunggu jawaban dan penjelasanku

"Ikam 28, Tika 26, pas banar itu! Hayuk lakasi, akukah melamarakan?" Taci terus saja mengeluarkan kalimat-kalimat provokasinya kepadaku, sambil tersenyum genit penuh arti.

Beruntung, dari balik pintu ruang meeting tiba-tiba keluar kepala Pak Robby, manajer HRD memberiku kode kepadaku dan juga taci Heni untuk segera masuk ke ruangan meeting. 

"Kira-kira, Tika maulah ci?" Tanyaku pelan sambil membuka pintu ruang meeting.

"Ikam ni aduuuuuh jadi laki-laki kok peragu gitu, harus yakin laaaaaah!" Jawab taci Heni pelan tepat di kuping kiriku sesaat sebelum aku duduk di kursi ruang meeting.

Setelah duduk tepat disampingku, kulihat taci Heni menulis sesuatu di sticky note kecil berwarna kuning ngejreng dan setelah selesai  langsung digeser dengan tangan kanannya kearahku. 

"Ikam ni terlalu banyak pertimbangan! Tidak semua perempuan itu matre seperti yang kamu pikirkan! Lagian kalian sudah lama saling kenel dan mengenal, sudah gitu sudah sama-sama punya penghasilan, apa lagi?" Itu isi tulisan taci Heni di sticky note. Aku hanya bisa tersenyum membaca tulisan provokatif taci Heni yang seharusnya bisa membakar keraguan dan ketidakpedeanku dihadapan perempuan selama ini. 

"Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu "penyakit" apa yang sebenarnya membuatku selalu gugup dan gemetaran jika harus bicara cinta, apalagi mencintai seorang perempuan, terlebih yang baru ku kenal!"

"Tapi Tika anak orang berada ci, kita semua tahu gaya pakaiannya, tongkrongannya! Apa saya sanggup nantinya!? Tanpa banyak berpikir, dibalik sticky note yang berisi tulisan taci Heni tadi langsung saya tuliskan apa yang saya rasakan selama ini. Entah, kegilaan apa yang membuatku bisa terprovokasi menuliskan itu semua.

"Kalian sudah sama-sama dewasa dan aku yakin Tika orangnya juga tidak seperti yang kamu bayangkan. Sejauh yang kutahu dia orangnya sederhana, bahkan teramat sederhana jika melihat latar belakangnya. Sudaaaaah, kalau memang suka lakasi dilamar aja, rejeki sudah ada yang mengatur! Jangan sampai kedahuluan orang dan yang penting kesempatan belum tentu datang dua kali lho han!Tulis Taci Heni lagi di sticky note baru yang kali ini berwarna merah jambu.

Aku menatap ke arah taci Heni dan langsung tersenyum bahagia ketika melihat sidin juga tersenyum penuh arti. Entah kenapa, tiba-tiba hatiku begitu plong dan lega, seperti ada beban teramat berat yang seketika itu terlepas. 

"Apakah semua ini petunjuk dari-Nya!? Pagi tadi, mama terus memintaku untuk serius mencari pendamping, Tika tiba-tiba mengajakku ngopi dan katanya ada yang mau disampaikan dan yang paling menarik, ketika Taci Heni, "mak comblang" yang dikenal mempunyai reputasi mumpuni di lingkungan regional pabrik tiba-tiba terus memprovokasiku untuk melamar Tika!" Dalam hatiku mencoba merangkai kejadian-demi kejadian pagi ini.


Baca Juga :  Tradisi Poligami dan Kawin "Badadiaman" dalam Budaya Masyarakat Banjar 


Sudah menjadi tradisi masyarakat Suku Banjar, bulan Muharam diawal tahun kalender Islam selalu ramai dengan hajatan, khususnya perkawinan, karenanya tidak heran jika bulan Muharam juga disebut masyarakat sebagai salah satu musim kawin di lingkungan masyarakat Banjar.

Begitu juga bulan ini, dalam seminggu ini saja sudah enam hajatan perkawinan yang kuhadiri. Selain karyawan pabrik, ada juga kawan bermain bola, tetangga di kampung atau juga kawan-kawan sehobi main musik panting, musik tradisional Banjar di komunitas seni yang menikah. Menariknya, ada pelajaran penting yang saya dapatkan saat menghadiri acara-acara perkawinan ini, terlebih ketika menghadiri undangan resepsi pernikahan Syarif, Office Boy di kantor yang menikahi teman SD-nya.

Luar biasa sekali, aku tahu betul berapa gaji Syarif tiap bulannya, tapi dia lebih berani dariku untuk mengambil sikap menyegerakan membina rumah demi menyempurnakan kodrat keimanannya. "Masha Allah! Ya Allah, berilah hamba petunjuk dan juga kekuatan untuk memulainya..."

Setelah menumpahkan semua uneg-uneg dalam tahajud yang kulanjutkan dengan shalat Istikharah, hatiku semakin mantab untuk meminang Tika. Aku harus yakin dengan diriku sendiri. Demi Allah, besok aku akan mengatakan semuanya secara langsung kepada Tika.

"Bismillah!" Gumamku dalam hati.

Jam di smartphone-ku menunjukkan pukul 07.55 WITA ketika untuk kelima kalinya aku memeriksa tempat parkiran untuk memastikan kehadiran Tika. Tapi sayangnya, untuk yang kelima kalinya juga aku harus gigit jari. Tika dan juga mobil Innova tunggangannya belum juga nongol di sisa lima menit menjelang limit masuk kantor, sehingga mebuatku sangat gelisah.

"Tidak biasanya, Tika terlambat, ada apa ya? Atau jangan-jangan dia tahu aku akan menembaknya!? Sehingga sengaja memberiku kejutan juga! Aaaaah ngaco! Sudahlah ... ", Sambil berjalan menuju ruang kerja, dalam hatiku terus muncul gejolak menggelora yang berrcampur aduk dengan kegelisahan, ketakutan dan banyak perasaan aneh yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.

Ketika mau membuka pintu ruangan, akau melihat Taci Heni keluar dari ruangannya yang bersebelahan dengan ruanganku. Anehnya, tatapan Taci Heni kepadaku tidak seperti biasanya, dari matanya aku mengakap kesan dan pesan sayu layaknya orang sedang bersedih yang sayangnya  aku tidak tahu sebab-musababnya. 

Apalagi ketika aku menanyakan tentang Tika yang sampai saat ini belum terlihat batang hidungnya, sekaligus memberitahukan maksudku untuk mengutarakan niatku kepada Tika. Bukannya merespon dengan spontan layaknya para motivator seperti biasanya, Taci Heni justeru mengangkat kedua bahunya dan berlalu pergi meninggalkanku.

Aku langsung masuk ruanganku sesaat setelah Taci Heni meninggalkanku dengan meninggalkan tanda tanya besar memenuhi ruang di otakku. "Ada apa ini sebenarnya!?"

Setelah duduk dan menyeruput teh hangat buatan si Syarif yang lumayan meredakan kegelisahanku, aku memeriksa beberapa berkas lamaran kerja diatas mejaku yang setiap hari selalu ada saja yang masuk meskipun pabrik tidak membuka lowongan pekerjaan. Tiba-tiba, dari sekitar empat berkas lamaran kerja yang kesemuanya bersampul cokelat itu, menyembul sebuah berkas atau tepatnya seperti kertas undangan berbungkus plastik berwarna merah jambu.

Dibagian sampul depan terlihat foto Adit, foreman (kapala shift selevel dibawah supervisor) bagian produksi yang baru lulus masa percobaan beberapa hari yang lalu, bahkan SK pengangkatannya sebagai karyawan tetap, juga baru kemarin aku serahkan, tampak tersenyum bahagia memakai baju adat Banjar dengan menggandeng tangan perempuan yang tidak terlihat sosoknya karena fotonya menghiasi bagian belakang sampul undangan dan baru terlihat kalau undangan dibalik. 

Deg! Untuk sesaat dunia seperti berhenti bergerak ketika undangan merah jambu itu kubalik dan semakin jelas ketika kedua sisinya kubuka bersamaan diatas mejaku. 

"Astagfirullah ... Tika!"




KAMUS BANJAR  :  

Nang                                                                                :  panggilan sayang kepada anak lelaki

sabujurnya nang handak ikam cari?                    :  sebenarnya apa yang kamu cari?

gasan pian                                                                      :  untuk anda (orang yang dihormati)

padatuan                                                                         :  nenek moyang

lakasi                                                                                 :  segera

kaina keduluan orang hanyar manyasal ikam  :  nanti keduluan orang kamu baru menyesal


 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN


 

Jumat, 10 Mei 2024

Nasi Kuning Cempaka dan Misteriusnya Tragedi di Pagi Subuh

Nasi Kuning | @kaekaha

Jalanan Kota 1000 Sungai, kotaku Banjarmasin nan Bungas, masih belum benar-benar "terbangun" ketika ban belakang sepeda motor yang kunaiki tiba-tiba terasa liar dan...

"Ups, miris pulang ucusnya!" Gumamku dalam hati, sambil turun dari kendaraan untuk memeriksa kondisi ban  belakang. Di sisa keremangan pagi, kutemukan ada kepala paku  yang sedikit menyembul keluar di sela-sela motif kambang ban yang nyaris tak lagi tampak karena memang sudah lama mengaspal.

"Walaaaaaah!" Gumamku dalam hati, sambil celingukan kesana kemari bermaksud mencari-cari bala bantuan, siapa tahu ada tukang tambal ban super rajin di sekitar sini yang sudah buka di pagi yang masih setengah buta ini. 

Sambil mencoba mencabut paku yang sepertinya lumayan panjang dan agak berkarat hingga lumayan sulit juga dicabut dengan tangan kosong, aku juga mulai komat-kamit berdoa, mudahan ada orang baik yang mau dan bisa menolongku atau setidaknya bisa memberi solusi. 

Saat itu juga aku berjanji dalam hati, kalau ada orang baik yang menolongku, aku rela memberikan jatah sarapan spesial kesukaanku dan juga keluarga besarku, nasi kuning cempaka yang baru saja kubeli untuk...

Belum selesai aku berandai-andai, eeeeh entah dari mana datangnya, tiba-tiba ada suara yang menyapaku dari arah belakang.

"Kenapa pak?"  Sapa seorang ibu-ibu yang sepertinya baru saja pulang dari shalat berjamaah Subuh di masjid, karena selain masih memakai mukena putih yang  baunya lumayan harum, beliau juga membawa bungkusan bubur ayam Banjar, menu kuliner khas dan legendaris yang biasanya dibagikan untuk sarapan pagi khusus bagi jamaah di Masjid Raya, Banjarmasin.

 "Miris bu!" Jawabku sambil menunjuk ke arah ban belakang sepeda motorku.

"Itu, di higa warung katupat Kandangan ada tukang tambal ban, biasanya Bang Amat sungsung buka!" Ujar si ibu sambil menunjuk ke arah deretan bangunan warung  sejauh kira-kira lima ratusan meter dari tempat kami berdiri saat ini.

Mendapat informasi yang sangat berharga disaat  seperti sekarang, jelas membuatu senang bukan kepalang. Karenanya, tanpa menunggu lama, aku langsung pamitan sama sidin untuk langsung menuju ke tukang tambal ban dimaksud dan tidak lupa dengan janjiku,  sebelum berpisah  kutawari sidin nasi kuning cempaka milikku.

"Terimakasih! Kada usah gin, aku juga handak nukar nasi kuning cempaka lauk  ampadal kesukaan anakku. Ini ada jua bubur ayam...", jawab Sidin sambil memberi isyarat untuk pamit dan meninggalkanku.

Begitu sidin menyeberang jalan, aku langsung mahirit kendaraanku menuju ke tempat tukang tambal ban yang ditunjukkan sidin tadi.

"Alhamdulillah...! Lega rasanya, sidin memang sudah buka!" Teriakku dalam hati, ketika aku sampai di depan lapak tukang tambal ban yang sepagi ini sudah buka dan memang terlihat paling terang diantara deretan warung-warung di sebelahnya.

Kulihat seseorang yang sepertinya pemilik lapak tambal ban itu, mungkin beliau Bang Amat seperti yang disebut ibu-ibu yang tadi memberi tahu tempat ini, sedang menata ruang kerjanya dengan masih memakai baju koko lengkap dengan sarung dan songkok unik khas Banjar yang terbuat dari akar jangang.

Beliau tampak khidmat sekali dengan aktifitasnya, mempersiap diri untuk memulai sebuah "dimensi ibadah" yang lain, bekerja menjemput rejeki dari-Nya, sampai sama sekali tidak menyadari kehadiranku di depan lapaknyaSetelah melihatku, sidin langsung tersenyum dan langsung menghampiriku untuk  menyalami, sekaligus mempersilahkanku duduk di bangku kayu di ujung ruangan.

Setelah berganti dengan pakaian kerjanya, cuttle pack berwarna cerah yang terlihat cukup bersih, dengan cekatan sidin langsung, mengatur posisi sepeda motorku dan langsung beraksi mempertontonkan skill   kerja khas tukang tambal ban yang sepertinya cukup berpengalaman, cepat dan akurat. Wiiiih keren ini mah...

Tanpa banyak bicara, tapi tetap saja tersenyum renyah ketika tahu aksinya terus kuperhatikan dengan seksama, menjadikan pekerjaan Sidin sangat efektif dan efisien. 

Sebenarnya, dari penampilan Sidin,  jam buka yang sungsung, penampilan "ruang kerja" berikut lay out penataan perabot dan juga peralatan kerja yang rapi jali, aku meyakini kalau tukang tambal ban di hadapanku ini memang tukang tambal ban yang profesional. Pernah nemu yang begitu gaes?

Ditengah-tengah lamunanku, aku dikejutkan kemunculan anak kecil sekira dua atau tiga tahunan yang menghambur ke arah Bang Amat dengan membawa guling kucel yang sepertinya menjadi partner tidurnya.  Anak kecil yang keluar dari  bilik kecil di belakangku duduk itu langsung memeluk Bang Amat dan sepertinya merengek-rengek minta sesuatu.

"Baaaaah Iham angen mama. Ke rumah mama yu bah, Ilham andak asi uning auk padal...!"

Lamunanku langsung ambyar dan seperti terbius untuk terus mengikuti semua tingah polah si bocah yang sepertinya bernama Ilham tersebut. Terlebih setelah si bocah secara sayup-sayup menyebut nasi kuning cempaka lauk ampadal. Aku baru ingat dengan misi awalku keluar rumah selepas subuh pagi tadi, membeli nasi kuning cempaka, salah satu kuliner legendaris  di kota 1000 Sungai  untuk sarapan kami sekeluarga.

"Anak pian kah ini bang!?  Tanyaku pada Bang Amat,  tapi mungkin karena sedang asyik menenangkan si-kecil, sepertinya Bang Amat tidak begitu mendengar pertanyaanku. 

"Iya sayaaang! Insha Allah setelah ini, kita ke tempat mama dan  terus sarapan nasi kuning cempaka lauk ampadal kesukaan pian!" Hibur Bang Amat kepada si bocah yang sepertinya memang anaknya tersebut, sambil melirik ke arahku.

Tapi anehnya, sekelebatan aku melihat bulir air mata di sudut mata Sidin yang sepertinya sengaja ditahan agar tidak terjatuh. Melihat "drama" di hadapanku, tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang telah terjadi di dalam keluarga Bang Amat.

"Ilham guring-lah di kamar, hari masih gelap nak!" Sepertinya Bang Amat agak kewalahan juga menenangkan Ilham. Beruntung, setelah Bang Amat berhasil meyakinkannya untuk segera ke tempat mamanya  setelah pekerjaan selesai, membuat tangis Ilham reda dan mau masuk lagi ke dalam bilik untuk mahadangi pekerjaan abahnya selesai.

Sepeninggal Ilham, Bang Amat terlihat langsung menyeka buliran air mata yang mulai turun membasahi pipinya.

"Memang mama Ilham tinggal dimana Bang?" Tanyaku pelan sambil jongkok di samping Sidin, tapi demi melihat situasi yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja ini, sebenarnya aku ingin menyudahinya dengan mundur untuk kembali duduk ke bangku kayu dan membiarkan drama ini menjadi milik mereka berdua saja.

Tapi...

"Mama Ilham, baru saja meninggal dunia dua hari yang lalu Pak, kasian Ilham Pak, dia sekarang pasti bingung, tidak ada lagi yang menyuapinya sarapan nasi kuning cempaka lauk ampadal kesukaannya". Dengan mata yang berkaca-kaca, Bang Amat akhirnya menceritakan peristiwa mengerikan yang menyebabkan kematian Mama Ilham. Sampai disini aku hanya bisa diam dan benar-benar dibuat terduduk kembali di kursi kayu itu.

"Pagi itu setelah shalat Subuh, Mama Ilham berniat membeli Nasi kuning Cempaka kesukaan mereka sekeluarga, terutama  Ilham yang mempunyai favorit lauk ampadal. Tapi nahas, dalam perjalanan pulang ban belakang sepeda motor yang dinaiki bocor dan saat sidin memeriksa ban, tiba-tiba ada mobil yang melaju tidak terkendali menghantam Sidin hingga terpental beberapa meter dan akhirnya meninggal di tempat".

"TKP kecelakaan hanya beberapa meter saja dari pintu keluar masjid raya yang berjarak sekitar setengah pal alias lima ratusan meter dari sini". Bang Amat menjelasan detail TKP sambil tangannya menunjuk ke arah yang kurang lebih sama dengan lokasiku kebocoran ban tadi.

Karenanya, tiba-tiba aku teringat dengan rangkaian kejadian yang kualami pagi ini. Ibu-ibu bermukena putih misterius itu, kebocoran ban sepeda motorku dan nasi kuning lauk ampadal itu, "kenapa semua seperti ada benang merahnya!?  Astaghfirullah, Jangan-jangan...?" Batinku dalam hati.

"Apakah waktu kecelakaan, Mama Ilham juga  masih memakai mukena putih?" Tanyaku sedikit penasaran kepada Bang Amat.

"Bagaimana bapak bisa tahu?" Tanya Bang Amat kepadaku dengan tampang keheranan penuh tanda tanya, sementara detak jantungku yang semakin kencang setelah mendengar jawaban Bang Amat, membuat keringat dingin tiba membasahi tubuhku. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, Astaghfirullah....

###


Mengenang petugas kebersihan jalan kota yang pagi tadi (5/12-2022) selepas Subuh, menemui ajal setelah tertabrak mobil di depan RRI Banjarmasin. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarga yang di tinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. Amin.


Kosakata Banjar :

ampadal : ampela, rempelo
bulik : pulang
guring : tidur
handak : mau
higa : samping
kambang : bunga
mahadangi : menunggu
mahirit   :  menuntun
miris : bocor
nukar : beli
pian : kamu, anda
pulang : lagi, kembali
sidin :  beliau
sungsung : dini, pagi-pagi, cepat
ucus : ban


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN



 

Aliling Si Imut Penghuni Rawa yang Kaya Manfaat

Aliling | cookpad.com

Aliling merupakan sebutannya Urang Banjar di seputaran Kota Banjarmasin alias Urang Banjar dengan dialek Banjar Kuala untuk sejenis keong kecil berwarna kehitam-hitaman yang habitatnya adalah air tawar perairan darat dengan pergerakan cenderung lamban, jernih dan bersih, berdasar lumpur dan ditumbuhi rerumputan air, seperti persawahan, rawa-rawa, pinggiran sungai dan irigasi.

Sedikit berbeda, urang banjar di pahuluan atau di seputaran kawasan hulu sungai yang berdialek bahasa Banjar Hulu, menyebut aliling dengan sebutan haliling, ada tambahan "H" di depannya.

Selain aliling atau haliling ini, sebenarnya ada beberapa lagi jenis keong air tawar yang dikenal Urang Banjar, seperti katuyung dan kalimbuai. tapi untuk yang ini kita bahas diartikel berbeda ya!

Aliling biasa hidup bergerombol atau berkoloni dan bisa berkembang biak sangat cepat dengan cara bertelur, pada masa musim kawin, yaitu di musim penghujan.

Aliling atau Haliling dalam Kamus Bahasa Banjar Karya Prof. Abdul Hapip Djebar | @kaekaha

Bagi Urang Banjar secara umum, populasi aliling yang sangat melimpah biasa dimanfaatkan sebagai sumber pangan pilihan maupun alternatif, tidak hanya sebagai lauk pauk, tapi juga bisa diolah menjadi camilan yang sedapnya bikin kangen!

Baca Juga :  Ini Beda Si Gendut "Adangan dan Hadangan" 

Aliling yang memang mirip dengan tutut atau keong sawah ini, bentuknya secara umum seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan yang cenderung gelap.


Olahan Gangan Aliling (kiri) dan Gangan Katuyung (kanan) khas Urang Banjar | @kaekaha

Secara umum, aliling mempunyai tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm. Bagian pada puncak cangkang aliling agak runcing, sedangkan tepiannya menyiku tumpul pada yang muda dengan seluk agak cembung berjumlah antara 6-7 yang membesar di bagian akhir. Pada bagian mulutnya membundar dengan tepinya bersambung dan tidak melebar yang umumnya berwarna kehitaman.

Di balik cangkang pelindung berbahan kalsium dan fospor yang keras, daging aliling mengandung makronutrien berupa protein bisa sampai 15% dari daging dewasa yang mencapai berat 4-5gram dan mikronutrien berupa2.4% lemak, kalsium, mineral dan sekitar 80% air .

Itu artinya, kandungan gizi aliling tidak kalah dengan protein hewan lainnya dan sangat berpotensi menjadi sumber protein  hewani, sekaligus menjadi sumber makanan alternatif kesehatan di masa depan. Apalagi, aliling ini rasanya gurih dan ueenaaak pooooool lho!

Aliling | pllbfmipaunlam.wordpress.com

Hanya saja, untuk mengolah aliling menjadi beragam kuliner sedap memang tidak boleh sembarangan, diperlukan keahlian khusus untuk menjadikan aliling bahan konsumsi yang bergizi tinggi. Konon bila tidak diolah secara benar, keong jenis ini bisa menyebabkan keracunan pada penikmatnya.

Baca Juga :  Sensasi Unik Menikmati "Gangan Katuyung" Khas Banjar, Bikin Ketagihan!

Sejauh ini, aliling yang dikonsumsi oleh Urang Banjar memang masih mengandalkan produksi dari alam dan memang belum ada sistem budidaya untuk berbagai keperluan di masa mendatang.

Hanya saja, karena sifat aliling yang cukup selektif dalam memilih habitat tempat hidup dan berkembang biak, maka tidak ada cara lain untuk tetap bisa menikmati sensasi lezat olahannya selain harus menjaga keseimbangan dan kelestarian alam di Kalimantan Selatan.

Semoga Bermanfaat 

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN




 

Sego Bebek Yu' Marem

Bebek Goreng | @kaekaha

Entah kenapa, seharian ini istriku terlihat males-malesan saja di rumah. Bilangnya sih lagi nggak enak badan!

Sepertinya sih bawaan bayi dalam kandungannya yang baru saja beberapa minggu, membuatnya serba nggak nyaman, sampai masak, aktifitas yang katanya sejak kanak-kanak menjadi satu-satunya hobi yang selalu ditulisnya di kolom isian hobi, sekarangpun enggan menyentuhnya.

Kalau sudah begini, biasanya urusan "makan-memakan" kularikan ke warung sotonya Cak Budi yang sudah buka sejak jam sarapan pagi di samping kanan pagar pabrik karung plastik tempatku bekerja.

Sedangkan untuk malam harinya, biasa... ke sego bebek-nya Yu' Maryam yang kelak malah dikenal orang sebagai Yu' Marem yang mulai mbuka gerobaknya menjelang Maghrib di pinggir jalan tepat di depan pabrikku di tepian jalan Cemengkalang, pinggiran Kota Sidoarjo.

Baca Juga :  Berburu "Bebek Kaki Lima", Menikmati Romantisme Kuliner Jalanan Legendaris Nusantara 

Keduanya memang sudah lama menjadi langganan kami, karena itu setiap beli Soto di Cak Budi atau Sego Bebek di Yu'Marem seringkali kami dapat privilese yang tidak didapat oleh pembeli-pembeli lainnya.

Termasuk saat ini, saat aku beli Sego Bebek-nya Yu' Marem sesaat setelah maghriban di langgar komplek. Tumben, Yu' Marem sendirian nggak ditemani Cak San, suaminya atau Amad anak sulungnya. Mana penerangan gerobaknya kok ya agak redup dari biasanya!

Ah Seperti biasanya, aku langsung memilih sendiri 2 potong bebek bagian dada yang besar-besar dan langsung kuserahkan pada Yu'Marem untuk digoreng. 

Nah setelah itu, aku biasanya nggak pernah memperhatikan lagi apa saja yang dilakukan Yu' Marem sampai dia selesai dan menyerahkan sebungkusan Sego Bebek pesananku.

Biasanya, sesampainya di rumah barulah ketahuan, Yu' Marem selalu menambahkan beberapa potong "onderdil" bebek sebagai bonus buat kami. Biasanya sih, potongan ati-ampela, usus setengah kering kesukaan istriku dan tentunya serundeng plus minyak bebeknya ekstra, dalam bungkusan!

Tapi malam ini kok beda ya! Sesampainya di rumah, bukan ampela dan kawan-kawannya yang menjadi bonus buatku sebagai pelanggan tetap, tapi 2 potong bagian paha bebek yang juga besar-besar!

Waduh, apa ya dapat untung Yu'Marem, kalau bonusnya saja lebih mahal dari pada harga pembelian!? Aaaaah entahlah!

Memang sih, tadi saat menyerahkan bungkusan kepadaku, Yu' Marem bilang, "ini ada yang buat si-kecil, biar nggak ngileran "! Katanya. Tapi nggak biasanya, suara beliau seperti berat layaknya orang sedang sakit, jadi suaranya seperti agak tertahan dan kurang jelas. Ah sudahlah, mungkin Yu'Marem batuknya sedang mbayahi.

Setelah berterima kasih, aku langsung pulang ke rumah yang berjarak hanya sekitar 5 menit perjalanan saja dari halaman luar pabrik tempat Yu' Marem jualan.

Akhirnya, malam itu kami benar-benar pesta sego bebek sampai puas! Bagaimana tidak, hitungannya kami menikmati seekor bebek utuh lho! 2 potong bagian dada yang ku pilih sendiri dan 2 potong paha bawah bonus dari Yu' Marem.

Alhamdulillah, terima kasih Yu'Marem. Semoga rejeki sampeyan tambah berkah dan manfaat dunia-akhirat, juga tambah buaaaaanyak! Amin.

Keesokan paginya, waktu pergi kerja dan melintas tepat di depan pabrik, di seberang tempat biasa Yu'Marem berjualan kalau malam, aku melihat seonggokan bekas gerobak yang hancur berkeping-keping dan aku tau itu gerobak Sego Bebek Yu' Marem! Apa gerangan yang terjadi!? Kok ada garis polisi segala mengelilingi onggokan gerobak itu!?

Begitu duduk di meja kerjaku, seperti biasanya aku langsung membuka buku jurnal satpam yang sejak pergantian shift jam 7 pagi tadi sudah diantarkan Kepala Satpam ke mejaku untuk ku periksa. 

Buku jurnal ini isinya catatan semua kejadian baik internal dalam pabrik maupun eksternal di seputaran pabrik selama 24 jam kerja pengamanan oleh masing-masing regu satpam di setiap shift-nya.

Sesaat, jantungku seperti berhenti berdetak ketika dalam jurnal itu terdapat catatan mengerikan! 

Jam 17.15 Gerobak sego bebek Yu' Marem  terseruduk truk pengangkut sapi yang remnya blong saat berusaha menghindari pesepeda, Yu'Marem dan anaknya yang sedang menyusun perlengkapan jualan meninggal dunia di tempat!

Lantas siapa yang menjuali aku Sego Bebek tadi malam?


Semoga Bermanfaat! 

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

 




 

"Umur Kada Babau", Mari Bersiap untuk 3 Panggilan Allah SWT

Panggilan Allah SWT untuk Shalat Wajib di Awal Waktu | @kaekaha

Ungkapan Umur kada babau begitu familiar di lingkungan Urang Banjar. Terutama dalam obrolan-obrolan masyarakat ketika tiba-tiba mendengar kabar/berita kematian, terlebih kematian tiba-tiba, tidak wajar atau yang datang pada orang-orang yang "dianggap belum saatnya" oleh masyarakat.

Setelah melafazkan bacaan Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un biasanya, dalam obrolan warga akan muncul pembahasan ungkapan "dasar umur kada babau" atau yang dalam bahasa Indonesia, ungkapan bahari (tua) ini secara umum biasa dimaknai sebagai memang ajal bisa datang kapan saja tersebut.

Ungkapan ini, menurut para tetuha (orang tua/yang dituakan), terinspirasi dari hadist Rasulullah, HR. Ibnu Majah no. 4259 (Hasan menurut Syaikh Al Albani) yang berisi penjelasan dari Rasulullah tentang kriteria orang yang paling baik dan orang yang paling cerdas! Siapa saja mereka!?

Menurut Rasulullah, orang yang paling baik adalah "yang paling baik akhlaknya." Sedangkan orang yang paling cerdas adalah "yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya". Mudahan kita semua termasuk orang-orang seperti yang disebut oleh Rasulullah. Amin.

Ungkapan bertuah ini telah sejak lama menjadi spirit Urang Banjar "untuk selalu ingat mati". Maksudnya sederhana saja! Siap tidak siap, mau tidak mau, setiap saat malaikat maut bisa saja datang menghampiri untuk mencabut nyawa hamba-hambaNya dan itu artinya, siap tidak siap kita ya harus siap!

Hikmahnya, Insha Allah! Kesadaran akan datangnya ajal yang bisa kapan saja menghampiri, setidaknya bisa melembutkan hati, meluruhkan sifat sombong, menjadikan kita lebih qana'ah dan lebih berhati-hati dalam proses ber-muamallah (Hablumminannas maupun Hablumminallah).

Tidak hanya itu! Kesadaran ini juga akan mendorong kita untuk ber-husnudzan atau berpikiran positif, termasuk di dalamnya berinisiatif untuk selalu menyegerakan semua niat dan amalan baik, apalagi dalam hal urusan ibadah seperti sholat, naik haji dan umrah, sesegera mungkin sebelum ajal menjemput. Lho kok bisa?

Lhaah kan ajal bisa datang kapan saja! Lha kalau ajal keburu datang waktu kita pas menunda shalat atau menunda haji, padahal kita ada kemampuan, apa nggak repot nanti urusannya di akhirat!?

Tapi, kalaupun ajal kita benar-benar datang sebelum kita sempat melaksanakan amalan ibadah yang sudah diniatkan, terutama shalat dan berhaji/umrah, maka semua adalah takdirNya Allah SWT yang memang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan kita tidak bisa menolaknya!

Tapi jangan kuatir Allah SWT maha adil kepada semua hamba-hambaNya! Insha Allah, disini kita sudah mendapatkan pahala dari niat kita dan juga dari amalan kita saat bersungguh-sungguh belajar semua seluk beluk ilmu untuk beribadah kepadaNya yang pastinya telah kita lakukan sejak dini pula. Insha Allah.


3 Panggilan Allah SWT

Subhanallah! Ternyata ungkapan umur kada babau ini juga relate dengan fakta 3 Panggilan Allah SWT kepada kita hamba-hambaNya!

Ya! Ternyata Allah sejatinya hanya memanggil kita untuk 3 momen saja dan ungkapan "umur kada babau" pada dasarnya mengingatkan kita, mengajak kita tidak hanya sekedar menjadi "orang yang cerdas" seperti yang disebutkan Rasulullah saja, tapi juga mengajak kita mempersiapkan diri dengan persiapan terbaik untuk menyongsong 3 Panggilan Allah SWT untuk kita hambanya yang pasti akan datang!

Kenapa kita perlu mempersiapkan diri untuk 3 Panggilan Allah SWT tersebut!? Karena ternyata, panggilan itu untuk 3 hal yang sangat-sangat berat untuk kita melaksanakannya.

Apa saja itu!? Panggilan pertama adalah untuk shalat 5 waktu (Ingat, waktu ini jelas merujuk pada keutamaan shalat diawal waktu ya!).

Lantas, apakah Urang Banjar sholatnya sudah diawal waktu semua? Mengingat ungkapan dasar umur kada babau yang begitu mengurat mengakar? Jawabnya, tentu belum semua sayang! Itulah rahasia hidayah yang hanya Allah SWT saja penggenggam rahasiaNya.

Sebaiknya, kita berpikirnya dibalik saja! Kalau dalam tradisi kearifan Urang Banjar yang mengenal ungkapan umur kada babau saja, secara faktual masih banyak yang belum istiqamah untuk terus berusaha menyegerakan shalat 5 waktu di awal waktunya masing-masing, lantas bagaimana nasib shalat kita kalau kita tidak punya motivasi apapun untuk selalu berusaha menyegerakan shalat diawal waktu!

Maka, alangkah lebih baik jika kita selalu berusaha menyegerakan shalat-shalat wajib kita di awal waktunya masing-masing. Bukankah setiap saat ajal bisa saja menemui kita. Jangan sampai ajal mendahului niat ibadah kita yang sudah jatuh tempo.


Berhaji Muda | @kaekaha

Panggilan Allah SWT berikutnya adalah panggilan untuk berhaji. Memang, panggilan Allah SWT untuk urusan ibadah yang bersumber dari syariat Nabi Ibrahim AS ini sangat-sangat halus. "Hanya" untuk orang-orang yang mampu saja! Terutama mampu fisik dan finansial ya.

Bagi yang sudah mampu berhaji, hukumnya sudah jelas! Segera laksanakan, titik! Apa lagi yang ditunggu!? Bukankah ajal setiap saat bisa datang!?

Lantas yang belum mampu gimana dong!? Apa iya kita harus menunggu mampu dulu baru berpikir dan berniat untuk berhaji!?

Untuk yang satu ini, Urang Banjar punya resepnya dan itu juga terinspirasi dari ungkapan umur kada babau tadi!

Sudah menjadi kebiasaan Urang Banjar untuk membiasakan anak-anak "mimpi" berhaji sejak dini, bahkan sejak di dalam kandungan.

Caranya!? Doakan, Jangan pernah berhenti minta pertolongan kepada Allah SWT, agar anak keturunan kita semuanya diberi jalan rezekinya sampai naik haji dan selanjutnya, jaga terus mimpi-mimpi itu sesuai dengan perkembangan logika mereka dan juga kemampuan kita masing-masing.

Ini penting! Ini sama halnya kita mengajari anak-anak kita berniat haji sejak dini, sekaligus agar tidak terdahului oleh ajal. Selain itu, mimpi ini Insha Allah juga akan mengajari dan menuntun anak-anak untuk bermental tangguh, mengenal agama sejak dini dan tentunya punya cita-cita sukses di dunia dan akhirat.

Panggilan Terakhir, Panggilan Pulang untuk Selamanya | @kaekaha

Panggilan terakhir Allah SWT yang terakhir untuk hambaNya adalah panggilan kepada kita untuk pulang, menghadap kepadaNya. Bukan pulang untuk mudik dan setelah puas kita bisa balik lagi! Tapi kepulangan untuk selamanya, untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan yang pernah kita kerjakan selama di dunia.

Tahukah anda, ungkapan umur kada babau ini sejatinya mengajak kita semua untuk bersiap-siap menghadapi semua panggilan Allah SWT tersebut, terutama ending dari semuanya, yaitu panggilan yang ketiga, kematian!


Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN