|
Nasi Bebek!
Begitulah awalnya orang menyebut olahan kuliner bebek goreng yang dijajakan warung-warung tenda alias warung kaki lima yang saya temukan pertama kali banyak berjualan di pinggiran jalan di seputaran GOR Ahmad Yani, Kota Mojokerto, Jawa Timur pada awal dekade 90-an silam.
Saat itu, kuliner nasi bebek atau selanjutnya lebih dikenal sebagai bebek goreng atau ada juga yang menyebutnya sebagai bebek goreng lalapan atau sebutan-sebutan lain yang di setiap daerah bisa jadi berbeda-beda, belum sepopuler sekarang, karenanya sayapun sempat apriori dengan kuliner yang satu ini!
Baca Juga : Ayam Masak Bom, Lezatnya Olahan Ayam "Berpenyedap" Arang Membara
Apa iya enak? Nggak alot? Nggak lebus (sebutan komunal di kampung kami untuk bau khas alami daging bebek, mungkin setara dengan istilah bau prengus untuk daging kambing)? Beruntung, sahabat saya yang tinggal tidak jauh dari komplek sarana olahraga di Kota Onde-onde ini dan sudah terbiasa menimati kelezatan nasi bebek tidak bosan-bosannya untuk memprovokasi saya untuk mencobanya.
Bebek Goreng Sambal Uleg Segar | @kaekaha |
Karena super penasaran, akhirnya di sini pula untuk pertama kalinya, saya mencoba sajian bebek goreng yang disajikan begitu menggoda dengan sambal tomat pedas nan segar, ditemani lalapan sayuran yang juga tidak kalah segar, berupa irisan ketimun, kubis dan daun kemangi.
Waduuuuuuuh, kok enak ya! Ternyata oh ternyata, pandangan komunal di kampung kami tentang keyakinan "minor"terhadap daging bebek yang terlanjur terpatri di alam bawah sadar kami, hingga menjadi semacam keyakinan, yaitu daging bebek itu alot dan bau lebus, tidak terbukti.
Baca Juga : Elegi Yu Gembrot dan Mimpi-mimpi Para Marjinal Menantikan "Tuah" Ekonomi Inklusif
Gara-gara mixing
sempurna antara citarasa gurih cenderung asin khas Jawa timuran dari
olahan daging bebek yang digoreng tidak terlalu kering, dipadukan dengan
sambal tomat pedas-segar dan juga lalapan sayur-sayuran segar, plus nasi putih hangat, membuat saya kecanduan dengan berbagai olahan dari unggas bernama latin Anas platyrhynchos domesticus tersebut, sejak saat itu!
Kronika Bebek Goreng
Sekarang, kuliner bebek goreng dengan berbagai variasi bumbu, penyajian, dan juga ragam kelengkapannya untuk menikmati kelezatan citarasanya, sangat mudah didapatkan. Mengikuti jejak saudara tua-nya, masakan Padang yang lebih dulu go national, bahkan juga go international, kuliner bebek goreng sekarang juga sudah berada di level tersebut. Ada dimana-mana!
Kalau tidak percaya, coba cek di sekitar tempat tinggalmu, sudah ada berapa warung atau rumah makan yang menjual varian kuliner bebek goreng?
Seperti layaknya kuliner bakso di Indonesia yang umumnya di kelompokkan sebagai Bakso Malangan (ala kota Malang, biasa disebut Bakwan Malang), Bakso Solo dan Bakso Wonogiren atau ala Wonogiri, maka kuliner bebek goreng juga tidak luput dari pengelompokkan-pengelompokkan berdasarkan asal-usulnya seperti pada bakso.
Sejauh ini, dari dunia "perbebekan goreng" yang saya ketahui dan rasai, setidaknya ada dua kelompok daerah yang dikenal luas berhasil mempopulerkan kuliner bebek goreng dengan cirikhasnya masing-masing, yaitu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sekali lagi, keduanya tentu punya cirikhas dan karakter yang berbeda. Menurut lidah saya, bebek goreng genre Jawa Timuran karakter umumnya "lebih garang" dan terkadang malah ada unsur ekstrim-nya. Citarasa bebek gorengnya tegas, dengan kecenderungan kearah gurih-asin, begitu juga dengan citarasa sambalnya yang cenderung pedas meskipun tetap berasa sedap, berkat mixing dengan rasa gurih dan asin.
Sedangkan untuk bebek goreng genre Jawa Tengahan, secara umum citarasa olahan bebeknya lebih soft begitu juga dengan sambal pendampingnya.
Untuk kelompok genre Jawa Timuran, setidaknya ada 3 sub-genre olahan bebek goreng yang masing-masing dari daerah atau kawasan yang terkenal dengan kuliner bebek gorengnya, yaitu Lamongan-Tuban, Surabaya-Gerbangkertasusila dan Madura.
Uniknya, rata-rata bebek goreng genre Jawa Timuran ini lebih memilih berjualan di pinggiran jalan atau lokasi strategis lainnya dengan mendirikan tenda portable yang bisa dibongkar pasang layaknya pedagang kaki lima lainnya dan tidak menjadian menu bebek goreng sebagai satu-satunya menu jualan, tapi bercampur dengan menu lain yang memang lebih dulu populer, seperti pecel lele atau sea food, bahkan Soto.
Itulah sebabnya, saya dan keluarga mempunyai sebutan sayang "bebek kaki lima" untuk kuliner favorit dengan rating tertinggi pertama, diluar beragam jenis kuliner berkuah kaldu yang secara tradisional telah lama menjadi kuliner terfavorit keluarga, persis seperti yang saya tuliskan pada biofile akun saya diatas.
Tidak hanya itu, ketiga sub-genre yang dipopulerkan oleh 3 kawasan/daerah berbeda ini tentunya juga mempunyai cirikhas bumbu, kelengkapan sajian dan juga cara penyajian yang relatif berbeda-beda. Insha Allah untuk tema ini akan saya ulas pada artikel terpisah, ya!
Sedangkan genre dari Jawa Tengah, kuliner bebek goreng yang terkenal terkonsentrasi dari seputar kawasan Solo Raya alias karesidenan Surakarta dan sekitarnya.
Uniknya, konsep jualan kuliner bebek gorengnya berbeda banget dengan genre Jawa Timuran. Selain menjadikannya sebagai menu tunggal, umumnya juga dikemas ala rumah makan atau restoran bukan kaki lima, bahkan beberapa diantaranya ada yang sukses besar dengan cabang mencapai ratusan di seluruh Indonesia setelah diwaralabakan.
Kronik
kepopuleran kuliner bebek goreng, hingga sekarang tersebar ke seluruh
pelosok nusantara dan menjadi favorit banyak kalangan, tidak bisa lepas
dari diaspora pedagang pecel lele dan juga sea food dari genre Jawa Timuran, khususnya dari Lamongan-Tuban yang pada dekade 80-an telah melanglang buana ke seluruh pelosok nusantara memperkenalkan kuliner khas mereka seperti Soto Lamongan, tahu campur dan tentunya pecel lele juga aneka olahan sea food. .
Sepertinya untuk keperluan diversifikasi menu jualan, hingga akhirnya pada awal dekade 90-an, mereka juga menawarkan menu yang relatif baru, yaitu bebek goreng berikut ubarampe
kelengkapan untuk menikmatinya yaitu lalap sayuran dan sambal,
kelengkapan yang sama untuk menikmati pecel lele yang lebih dulu jadi
menu andalan.
Baca Juga : Tanda Tanya dalam Sepiring Mie Bancir, Khas Kota Banjarmasin nan Bungas
Sejak saat itu, pelan tapi pasti sajian bebek goreng terus berevolusi, tidak hanya up to date bersama ragam variasinya untuk terus menggoda penikmat "kuliner jalanan" seperti saya semata! Beberapa diantaranya juga berhasil "naik kelas" menjadi menu wajib di ruang makan berlabel "mahal" negeri ini. Selamat ya bek!
Bebek Goreng Variasi | @kaekaha |
Nikmatnya Bebek Goreng
Dibandingkan dengan masa awal-awal kemunculannya di era awal 90-an, bebek goreng memang telah banyak berubah. Secara sajian, baik citarasa, apalagi tampilan dalam penyajiannya, bebek goreng memang semakin beragam. Wajar jika kemudian segmen pasarnya juga semakin luas dan tentunya akan menambah panjang deretan daftar penggemarnya!
Di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas, kuliner bebek goreng banyak bertebaran di berbagai sudut kota. Uniknya, semua genre bebek goreng ada disini. Mau bebek goreng Kartosuroan ada, mau bebek goreng Madura, Surabaya apalagi Lamongan banyak banget dan tinggal pilih saja, mana yang paling bisa menggoyang lidah!
Baca Juga : Citarasa Istimewa di Balik Tampilan Sederhana Nasi Itik Gambut
Tidak hanya itu, meskipun kuliner bebek goreng bisa tumbuh sangat subur, ternyata tidak serta merta mematikan menu kuliner bebek khas Urang Banjar, yaitu kuliner Itik Panggang, Nasi Itik Gambut dan Itik Masak Habang yang rasa original-nya memang tidak kalah sedap dan bisa bikin siapapun yang mencobanya mabuk kepayang layaknya demam cinta pertama lho. Kepingin terus mencoba ... eh maksudnya kepingin terus bertemu dan bersama terus...he...he...he...!
Hebat kan, kuliner-kuliner pusaka nusantara ini, bisa sama-sama tetap hidup dan menghidupi dengan caranya masing-masing. Hayooo sudah pada coba kuliner khas Urang Banjar diatas belum...?
Definisi makanan enak bagi setiap orang pasti berbeda-beda, karena unsur primordialisme biasanya mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap "selera makanan" masing-masing orang, begitu juga referensi gastronomi yang dimiliki oleh masing-masing individu yang tentunya juga punya andil mempengaruhi pilihan kuliner masing-masing orang.
Begitu juga dengan selera kuliner saya dan keluarga yang lebih menyukai kuliner dengan cita rasa gurih cenderung asin dan juga pedas yang identik dengan karakter kuliner khas Jawa Timuran, kampung halaman saya.
Di Banjarmasin, tidak sulit untuk menemukan bebek goreng dengan spesifikasi citarasa khas Jawa Timuran seperti yang saya sebutkan di atas. Tinggal pilih saja warung bebek kaki lima-nya yang masing-masing pasti punya cirikhas penyajian, mau yang seporsinya satu ekor bebek utuh atau setengah, sepertiga, seperempat ekor atau malah lebih suka yang per-potong bebek, seperti kepala saja, dada atas atau dada bawah yang biasanya juga menyertakan bagian paha bebek.
Begitu juga dengan pilihan citarasa sambalnya, walaupun untuk warung bebek goreng genre Jawa Timuran secara umum punya kecenderungan bercita rasa gurih-asin dan pedas, tapi jenis sambalnya bisa berbeda-beda. Ada sambal bajak, sambal tomat, sambel korek bahkan ada juga yang mengkombinasikannya dengan urap-urap atau juga pecel ndeso ala Kota Madiun
Tidak ketinggalan lalapan sayurnya! Secara reguler umumnya berisi potongan ketimun dan kubis atau kol dan daun kemangi yang semuanya dalam keadaan segar. Selain itu ada juga yang menambahkan kacang panjang dan atau sawi putih. Bahkan juga terong, kubis, pete, tempe dan atau tahu yang disajikan dengan di goreng.
Inilah fakta tentang kuliner jalanan bernama bebek goreng! Jangankan duduk menikmatinya di warung pinggir jalan bersama keluarga, hanya melintas sekitar 100 meter dari warungnya saja, aroma khasnya yang begitu sedap bisa bikin ketagihan lho! Kalau nggak percaya coba deh...
Semoga Bermanfaat!
Salam Matan Kota 1000 Sungai
Banjarmasin nan Bungas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar