Senin, 19 September 2022

Cara Kreatif Urang Banjar Melestarikan Sasirangan

 
Kain Sasirangan/kaekaha


Mengenal Kain Sasirangan
 
Kain sasirangan adalah kain tradisional khas suku Banjar yang sebagian besar berdomisili di bagian tenggara Pulau Kalimantan yang sekarang kita kenal sebagai Propinsi Kalimantan selatan. Nama "Sasirangan" sendiri sebenarnya merupakan sebuah kata kerja yang diadopsi dari cara atau proses pembuatan kain.

"Sa" berarti "satu" dan "sirang" berarti "jelujur/lajur". Secara harfiah sasirangan bisa dimaknai sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian diwarnai dengan cara dicelup dengan warna serta bahan pilihan (sintetis/alami) sesuai dengan kebutuhan  pewarnaan.
 
Sasirangan motif kombinasi/kaekaha


Menurut budayawan Banjar, H.M. Syamsiar Seman dalam buku karyanya “Sasirangan Kain Khas Banjar”, setidaknya dikenal 21 motif tradisional kain Sasirangan, diantaranya;

Seperti sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), hiris gagatas (irisan kue gagatas), kambang sakaki, ingkang, bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang(garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), ular lidi, Mayang maurai, dan jajumputan (jumputan).

Selain itu ada pula kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putrid menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), dan banawati (warna pelangi).

Menurut sejarahnya, masing-masing motif kain sasirangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam pemanfaatannya, khususnya dalam ritual upacara adat suku banjar. Ada yang khusus untuk batatamba (pengobatan orang sakit), laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung/jarik untuk perempuan), dan lain sebagainya.
 
Kopiah Sasirangan/kaekaha


Seiring dengan semakin mendunianya kain Sasirangan, memang ada pergeseran pada peruntukan kain sasirangan. Sekarang, kain sasirangan tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari ritual adat suku Banjar semata, tapi sudah melebar dan meluas melampaui batas-batas sakral sebagaimana fungsi awalnya.

Sekarang, ditangan-tangan kreatif, kain kebanggan masyarakat Kalimantan Selatan ini telah menjelma menjadi berbagai produk seni yang menakjubkan, bahkan dalam beberapa tahun terakhir Sasirangan mulai bertransformasi dalam ragam bentuk dan aplikasi yang lebih bervariasi.


Cara Simpel, kreatif dan Anti ribet Melestarikan Sasirangan.
Kreativitas urang Banjar melestarikan Sasirangan, dimulai dari keberaniannya untuk out of the box, yaitu keluar dari pakem Sasirangan sendiri.

Jika melihat dari asal usul namanya, Sasirangan merupakan proses yang hanya bisa diaplikasikan pada kain saja. Ini yang dibikin simpel sama urang Banjar! Sekarang, Sasirangan bisa diaplikasikan secara kreatif menjadi ornamen estetis penghias berbagai obyek produk, seperti dinding bangunan, mobil, taman, jembatan, kue bahkan pepohonan.

Berikut beberapa kreativitas urang Banjar dalam mengekspresikan kecintaannya kepada Sasirangan,

Rumah dicat motif Sasirangan/kaekaha

Rumah Sasirangan
Rumah yang terletak di jalan Mahligai atau handil jatuh ini milik dari seorang perajin kain Sasirangan, selain representasi sekaligus promosi dari usahanya dengan dicat motif Sasirangan, rumah ini jadi terkenal lho...

 

Botol AMDK
Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) lokal dari Banjarmasin merek “Prof”ini dengan bangganya menjadikan motif Sasirangan sebagai identitas produknya.

Jersey PS Barito Putera
Klub sepakbola profesional yang didirikan oleh Haji Leman ini dengan bangganya, juga menjadikan motif Sasirangan sebagai identitas dari Jersey kebangaannya, baik untuk laga kandang maupun laga tandang.

Pohon
Pohon peneduh yang batangnya berhias motif Sasirangan yang antik ini lokasinya ada di Kota Martapura, Ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tepatnya di depan perkantoran UPTD Kab. Banjar di jalan Ahmad Yani, tidak terlalu jauh dari Alun-alun Ratu Zaleha dan pusat pertokoan Intan dan batuan mulia, Cahaya Bumi Shalawat.

 Sampul buku
Sampul buku dengan motif Sasirangan ini relatif mudah untuk didapatkan, selain karena menjadi sampul wajib bagi buku tulis catatan siswa, cantiknya ragam motif Sasirangan yang di diaplikasikan dalam sampul buku juga menjadi daya tarik tersendiri.

Penghias dinding dan Taman
Sekolah SDIT Ukhuwah yang terletak di Komplek Handayani jalan lingkar selatan ini, bisa dibilang sebagai sekolah pelopor pelestari Sasirangan.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 06 Juni 2019  jam  23:31 WIB (klik disini untuk membaca) dan terpilih sebagai Artikel Utama.

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar