Sabtu, 27 Agustus 2022

Mengenal Liam Oetoehganal, "Urang Banjar" di Squad Feyenoord Muda

Liam dengan balutan jersey Feyenord|John Groeneweg via Liam Oetoehganal/koranbanjarmasin.com

Akhir 2020 silam, profil Liam Oetoehganal, punggawa tim nasional Belanda U-18 berdarah Indonesia yang sekarang bermain untuk squad Feyenoord Rotterdam U-18, sempat viral di beberapa situs berita olahraga dan juga media sosial di Indonesia. Kemunculannya saat itu banyak dikaitkan dengan rumor naturalisasi yang belakangan gencar dilakukan PSSI.

Sayang, saat itu momentumnya kurang tepat. Berita bocah kelahiran Nijmegen, Belanda yang digadang-gadang bakal menjadi pemain  top itu masih kalah heboh dengan pemberitaan pandemi covid-19 yang sedang hangat-hangatnya menginvasi dunia.

Selain, kiprah moncernya bersama squad muda Feyenoord Rotterdam dan tim nasional Oranje, sisi menarik pemain kelahiran Nijmegen, Belanda ini sudah barang tentu, darah Indonesia yang mengalir deras dalam dirinya yang diturunkan dari kedua orang tuanya.

Tidak hanya itu! Ada satu hal lagi yang sangat ikonik dari profil Liam Oetoehganal, selain juga paras melayunya yang cukup kental. Ada yang tahu!?

Namanya!

Utuh dalam Bahasa Banjar | @kaekaha

Tentang "Oetoehganal"

Nama belakang Liam, yaitu Oetoehganal, merupakan sebuah frasa yang diambil dari bahasa Banjar yang menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Suku Banjar di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. 

Karenanya, semua urang Banjar pasti langsung familiar baik secara fonetis maupun makna leksikalnya ketika mendengar atau membaca nama yang sangat unik dari pesepakbola kelahiran 4 Mei 2004 tersebut.

Ganal dalam Bahasa Banjar | @kaekaha

Nama Oetoehganal di belakang nama Liam, diturunkan dari jalur ayahnya  Otmar Oetoehganal yang memang keturunan Banjar. 

Kosakata Oetoeh dalam tulisan ejaan lama yang bisa dibaca utuh, dalam bahasa Banjar bisa dimaknai sebagai anak lelaki atau panggilan sayang untuk anak lelakiKosa kata ini, kurang lebih setara dengan istilah buyung dalam bahasa Minang atau tole dalam bahasa Jawa.

Baca Juga :  Ternyata, Kepala Demang Lehman Masih Ditawan Belanda Sampai Saat Ini

Sedangkan kosakata ganal dalam bahasa Banjar artinya besar. Jadi, jika diartikan secara leksikal, makna nama Oetoehganal di belakang nama Liam dalam bahasa Banjar adalah anak laki-laki besar. 

Tapi, menurut penuturan Liam sendiri dalam wawancaranya dengan reporter koranbanjar.netkeluarganya lebih memaknai nama uniknya yang sangat kental beraroma Banjar tersebut sebagai besar dan dicintai, merujuk pada leluhurnya yang dulunya konon juga sangat dicintai di lingkungan Urang Banjar. 

Aksi Liam di Lapangan | esselsports.nl

Selain sosok Ian Kasela, vokalis band Raja yang begitu bangga menyematkan akronim Kalimantan Selatan di belakang nama panggungnya sebagai salah satu bentuk tanda cintanya kepada Banjar dan Kalimantan Selatan, sejauh ini baru Liam Oetoehganal dan keluarganya yang terdeteksi begitu bangga menyematkan ikon Banjar, ikon Indonesia di belakang namanya.  

Lebih jauh, menurut Otmar Oetoehganal yang dalam wawancara itu mengaku sangat senang bisa berkomunikasi dengan orang-orang dari tanah leluhurnya, juga mengaku kalau ibunya (nenek Liam Oetoehganal) asli dari daerah Sungkai yang disebutnya dekat Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Baca Juga :  Berlian 70 Karat Pusaka Kesultanan Banjar akan Dikembalikan Belanda, Kepala Demang Lehman Kapan?

Sekedar informasi, nama Sungkai yang disebut  Otmar Oetoehganal sebagai daerah asal ibunya, merupakan nama sebuah desa yang saat ini masuk bagian dari administrasi pemerintahan Kabupaten Banjar, atau tepatnya bagian dari Kecamatan Simpang empat. Sedangkan nama Sungkai sendiri, diambil dari sejenis pohon dengan nama latin Peronema canescens yang kayunya juga biasa dipakai untuk bahan bangunan.

Aksi Liam di Lapangan | esselsports.nl

Kecuali mengungkap asal-usul jalur ayah yang dari Banjar, Kalimantan dan ibu dari Jawa, Indonesia, sayangnya dalam wawancara tersebut tidak disinggung bagaimana kisah awal mulanya leluhur Liam Oetoehganal bisa sampai menetap di Belanda, termasuk kapan terjadinya!?. 

Tapi ya sudahlah! Setidaknya dari penuturan Otmar Oetoehganal diatas, kita bisa mengetahui bagaimana rindunya mereka yang telah jauh terdiaspora dari nusantara kepada ibu pertiwi, bahkan merekapun juga "masih" berhasrat untuk ikut membangun Indonesia, khususnya melalui sepakbola yang mudah-mudahan menginspirasi kita semua.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

 

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 19 Desember 2022  jam  07:07 WIB (klik disini untuk membaca) dan terpilih sebagai Artikel Utama.




Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar