Kamis, 25 Agustus 2022

Kesempatan Langka, Menjelajahi Gedung ANRI di Waktu Malam

 Teras Belakang Gedung ANRI (Foto : @kaekaha)

"Maaf mas, anda tidak boleh masuk ke ruangan itu!" 

Tiba-tiba ada suara seseorang dari arah belakang, berbarengan dengan tepukan tangan yang mengagetkan saya, ketika saya tengah konsentrasi mengulik sebuah ruangan berlampu temaram dengan pintu yang sebagiannya terbuka dibagian paling belakang gedung ANRI.

Baca Juga : Masjid Ar-Rohah, Oase Bersejarah di Tengah Riuh Jantung Kota Jakarta

"Kenapa Pak?" Tanya saya kepada si bapak yang sepertinya menyimpan kekhawatiran yang dalam, melihat ulah saya melongokkan kepala ke dalam ruangan yang sepertinya berisi benda-benda kuno berikut foto-foto tua dan naskah-naskah bersejarah yang dikemas dalam bingkai kayu yang cantik.

Koleksi Replika Naskah Bersejarah di Gedung ANRI (foto : @kaekaha)

"Maaf mas, kapan hari ada karyawan sini yang tidak sengaja membawa pulang kunci salah satu ruangan. Dia bercerita, pada tengah malamnya ada orang bertamu ke rumahnya untuk mengambil kunci itu. Dia bingung, dari mana orang yang bertamu tengah malam itu tahu kalau dia nggak sengaja membawa kunci ruangan itu? Dia yang membawa kunci aja awalnya nggak sadar kalau membawa kunci ruangan", si-bapak memberi penjelasan

"Anehnya lagi, dia tidak mengenali sama sekali orang yang bertamu mengambil kunci tengah malam itu, padahal seharusnya sebagai karyawan disini dia mengenal semua karyawan sini dan yang lebih mengejutkan ternyata kunci itu besok harinya ditemukan menggantung ditempatnya, di lubang kuncinya!"

 "Wauuuuw, terima kasih infonya pak!" Jawab saya, sambil berlalu menuju ke bagian  belakang gedung setelah dengan kehangatan ekstra menyalami tangan si bapak.  

Kejadian ini sebenarnya berawal dari keisengan saya dan beberapa teman yang datang terlabat ke acara makan bersama, undangan dari salah satu menteri dari kabinet kerja-nya Pak Jokowi-JK. Karena jadwal jemputan bus yang datang ke hotel untuk menjemput berbenturan dengan azan magrib, saya dan beberapa teman memilih untuk melaksanakan sholat Magrib lebih dulu, dengan harapan bus mau menunggu sejenak. 

View Cantik Bagian Belakang Gedung Area untuk Makan Bersama (Foto : @kaekaha)

Ternyata, kami keliru! Bus jemputan ternyata tidak bisa menunggu. Setelah menunggu beberapa saat di titik meeting point yang lokasinya di halaman hotel tempat kami menginap, saat itu kami hampir memutuskan untuk kembali masuk ke kamar ketika sebuah bus jemputan untuk kami tiba-tiba masuk area halaman hotel. Ternyata, panitia kembali mengirimkan bus jemputan untuk kami. Alhamdulillah.

Setelah beberapa saat menyusuri jalanan ibukota, akhirnya bus yang kami tumpangi mulai memasuki halaman gedung ANRI yang senja itu terlihat agak temaram. Setelah turun dari bus, awalnya kami langsung menuju ke tempat acara makan bersama Pak Menteri di halaman belakang gedung ANRI yang ternyata mempunyai komposisi arsitektur dan ornamen bangunan yang sangat mempesona.

Salah Satu Ruangan yang Menyimpan Benda-benda Bersejarah (Foto : @kaekaha)

Tapi, karena acara makan bersama ternyata belum juga dimulai dan kursi tamu masih terlihat pada kosong saya lebih memilih untuk berkeliling menelusuri setiap ruangan gedung ANRI yang memajang foto-foto dan semacam replika naskah-naskah kuno bersejarah dari seluruh pelosok nusantara yang dibingkai dengan indah, seperti para tamu dan undangan lainnya, sampai akhirnya saya ditegur oleh bapak-bapak seperti yang saya ceritakan diatas.

Konstruksi Plafon Sekaligus Lantai untuk Tingkat 2 dari bahan Kayu Jati (Foto : @kaekaha) 

Jujur, saya benar-benar terpesona dengan keindahan ornamen-ornamen dari gedung zaman old yang konon bekas kediaman gubernur jenderal VOC Reinier de Klerk yang dibangun pada abad ke-18 atau tepatnya antara 1755 sampai 1760 ini. 

Pintu-pintu berikut daun pintunya serta hiasan relief diatasnya dan tidak ketinggalan jendela-jendela berukuran raksasa dan aneka ornamen penghias bangunan yang memberi kesan tua dan klasik semakin menambah dramatis suasana malam yang seharusnya saat itu untuk bersuka cita anak-anak muda se-Indonesia yang berusahan membangun sinergi. Mungkin bangunan ini secara tidak langsung mengingatkan kita semua, bahwa hidup itu harus berimbang antara dunia nyata dan dunia tak nyata ya...he...he...he...

Koleksi Foto Tua (Foto : @kaekaha)

Tidak hanya itu, koleksi berupa foto-foto tua berikut naskah-naskah kuno dalam bingkai yang cantik dan benda-benda bersejarah yang tersebar disetiap ruangan seperti membawa siapapun yang berada di lokasi itu seperti di bawa berkelana oleh mesin waktu untuk menjelajahi masa lampau di jaman pendudukan penjajah belanda.

 

 

Di beberapa ruangan selain foto dan naskah tua bersejarah juga menyimpan benda-benda tua seperti peti-peti berbentuk persegi panjang berwarna hitam yang terbuat dari kayu yang sepertinya masih sangat kokoh. 

Ada juga Brankas tua yang perwujudannya sangat unik (seperti gambar datas). Sayang, saat memasuki ruangan ini kamera saya mati-hidup, mati-hidup terus, padahal semua fitur termasuk baterai normal semua.

Ruangan Terakhir Terlihat ada Gramophone tua (Foto : @kaekaha)

Sayang, di ruangan terakhir ini juga akhirnya kamera saya benar-benar mati dan tidak berfungsi sama sekali. Sayang seribu sayang, padahal di ruangan ini masih banyak obyek yang seharusnya saya dokumentasikan, termasuk di ruang utama setelah pintu masuk yang memajang banyak sekali benda-benda bersejarah, termasuk beberapa prasasti/atau tulisan data yang kalau tidak salah sepertinya kisah tentang pendirian gedung ini. hadeeeeh!

Semoga ada kesempatan kedua untuk kembali menjelajahi gedung Arsip Nasional Republik Indonesia alias gedung ANRI ini diwaktu malam?

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

 

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 23 Desember 2018  jam  04:35 WIB (klik disini untuk membaca) dan terpilih sebagai Artikel Pilihan.

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar