Masjidil Aqsha di Jerusalem, Palestina | detik.net.id
“Tempat yang layak dijadikan tujuan safar hanyalah tiga masjid. Yaitu; Masjid Ka’bah, Masjidku (masjid Nabawi) dan Masjid Iliya (masjidil Aqsha).” HR. Muslim no. 2476
Hadits dari HR. Muslim no. 2476 diatas, menjadi inspirasi utama saya untuk menyusun skala prioritas sekaligus strategi untuk bisa jalan-jalan sampai ke berbagai destinasi wisata idaman di manca negara.
Sebagai bentuk ketaatan saya kepada Rasulullah SAW, yang menyebut hanya Masjidil Haram (Kota Makkah), juga Masjidil Nabawi (Kota Madinah) yang keduanya berada di Saudi Arabia, plus Masjidil Aqsha (Kota Al Quds atau Baitul Maqdis) di Palestina sebagai tempat yang layak dijadikan sebagai tujuab safar atau perjalanan, maka sayapun merasa perlu untuk menjadikan ketiga masjid berikut seisi kota tempatnya berdirinya sebagai prioritas perjalanan luar negeri saya.
Baca Juga Yuk! Berusaha Melazimkan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah
Saya meyakini, Rasulullah SAW pasti mempunyai alasan yang kuat hingga mengeluarkan pernyataan yang ternyata juga terekam dalam beberapa nomor hadits sahih yang berbeda dengan periwayatan berbeda pula. Itu maknanya, isi hadisnya penting, karena bisa jadi disampaikan Rasulullah beberapa kali kepada sahabat yang berbeda-beda dan di waktu yang berbeda-beda pula. Wallahu a'lam.
Lantas Apa nggak boleh, kita umat Islam safar ataupun jalan-jalan selain ke tiga tempat yang direkomendasikan Rasulullah SAW diatas?
Kalau saya memahaminya, boleh saja kita safar ke tempat wisata atau destinasi apapun di luar negeri selain 3 tempat yang disebut Rasulullah dalam hadits diatas, tapi! Ya ada tapinya ya! Bagi saya skala prioritas tetap berlaku!
Maksudnya, saya akan berusaha semaksimal mungkin yang saya bisa dan mampu untuk ber-safar ke 3 tempat rekomendasi Rasulullah SAW dulu, sebelum bercita-cita apalagi merancang perjalanan ke destinasi lain di dunia.
Jadi, untuk sementara destinasi lain selain
Kabah di Msjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia | @kaekaha |
Alhamdulillah, karena safar ke Masjidil Haram (Kota Makkah), juga Masjidil Nabawi (Kota Madinah) yang keduanya berada di Saudi Arabia sudah saya gugurkan "sunahnya" karena Allah SWT sudah berkenan mengundang saya menjadi taumnNya beberapa tahun silam, maka dalam skala prioritas list safar saya praktis hanya menyisakan satu perjalanan sunah, yaitu ke Masjidil Aqsha di Palestina.
Tahukah anda, ternyata sisa satu safar ini justeru yang paling berat! Entah apa istilah yang paling pas dan tepat untuk menggambarkan situasinya ya!
Selain fakta Al Quds atau Baitul Maqdis kawasan tempat Masjidil Aqhsa berada yang masih dalam kontrol ketat pendudukan Israel, sehingga situasi keamanannya yang tidak stabil, faktanya waktu, biaya dan tentunya tenaga menjadi faktor lain yang ikut menentukan edisi terakhir dari trilogi perjalanan sunnah ini.
Baca Juga Yuk! Lho Mbah, Arah Kiblat Sholatnya Kok ke Arah Barat?
Kebetulan sudah beberapa kali apply bersama tour travel yang biasa melayani perjalanan sampai tembus ke Masjidil Aqhsa, tapi sayangnya kalau tour travel berbasis perjalanan ibadah muslim biasanya sudah dibundling dengan umrah ke Makkah dan Madinah, sedangkan bagi saya sunnahnya perjalanan ke sana sudah gugur dan saya ingin perjalanan yang fokus dan ekonomis.
Sedangkan kalau tour travel berbasis perjalanan ibadah non muslim meskipun tujuan sama ke Al Quds atau Baitul Maqdis, bisa dipastikan tidak akan pernah ada jadwal ke Masjidil Aqhsa-nya. Terus gimana dong?
Bercengkerama di Pelataran Masjidil Nabawi di Madinah, Saudi Arabia | @kaekaha |
Saya sudah beberapa kali melakukan pedekate dengan tour travel wisata berbasis perjalanan ibadah muslim yang juga biasa melayani perjalanan ke Baitul Maghdis. Memang ada paket perjalanan ke Baitul Maqdis yang nggak bundling dengan umrah yang biasanya menggunakan maskapai Qatar Airways, tapi paketnya biasa dibundling dengan paket perjalanan ke Mesir dan Jordania.
Bahkan beberapa juga di tambah dengan perjalanan ke Turki dan beberapa daerah di seputaran negeri-negeri di jazirah Arab lainnya, yang secara budaya ternyata juga mempunyai spesifikasi otentik yang berbeda-beda walaupun secara sekilas semuanya terlihat sama saja.
Baca Juga Yuk! Belajar dari Ketekunan dan Kejelian Nini Menabung Emas Demi Berhaji yang Lebih Murah dan Berkah
Masalahnya, untuk perjalanan opsi ke-2 Masjidil Aqhsa atau Al quds yang bundling Mesir dan Jordania, tujuan awalnya pasti Mesir atau Jordania dulu baru masuk Palestina via dua negara yang berbatasan langsung dengan wilayah pendudukan Israel itu. Walah, kalau begitu sunahnya gagal dong! He...he...he... Itulah yang jadi masalahnya kawan, kalau saya masih kekeuh dengan prinsip saya.
Jalan keluarnya sih sepertinya tetap sabar, terus berusaha dan tetap fokus berdoa, mudahan segera dimampukan untuk bisa menjadi tamuNya Allah SWT lagi di Masidil Haram dan Masjidil Nabawi, setelahnya baru ke Baitul Maqdis tempat berdirinya komplek Masjidil Aqsha. Tempat yang setiap hari saya mimpikan, bisa salat dan bersujud di dalamnya.(BDJ23325)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 23 Maret 2025 jam 22:50 (silakan klik disini untuk membaca)
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |