Pencerekenan atau Warung Kelontong Tradisional Khas Banjar, Usaha Keluarga yang Paling Umum dalam Tradisi Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan | @kaekaha |
Membangun bisnis atau usaha identik dengan sebuah perjalanan menantang yang beresiko di tempat yang asing yang memicu adrenalin, sehingga bagi sebagian orang "situasi" ini justeru memberikan sebentuk rasa puas yang bisa jadi sulit untuk sekedar dikonversikan dalam bentuk kata-kata.
Selain bisnis sendiri atau mandiri, bekerja sama dengan keluarga atau pasangan bisa menjadi alternatif membangun bisnis yang aktual dan tentunya berpotensi besar untuk lebih cepat berkembang, karena kekuatan modal serba ganda, juga sumber daya dan mimpi yang bisa jadi lebih besar.
Hanya saja, menggabungkan "banyak kepala" meskipun itu keluarga sendiri dalam bentuk impian, visi dan juga sumber daya bersama tetaplah tidak segampang membalikkan telapak tangan, karena dinamikanya yang semakin kompleks sangat berpotensi melahirkan drama demi drama yang justeru konra produktif. Tahu kenapa?
Di satu sisi, secara faktual ada tingkat kepercayaan dan pemahaman yang mendalam, maklum calon partner usaha kita adalah orang-orang terdekat kita yang kita kenal "luar dalamnya". Tapi di sisi lainnya, dalam konteks ini, sekarang kita bukan sekedar mau piknik bersama keluarga, bukan sekedar mau bersenang-senang bersama!
Tapi kita mau seriusan (profesional) berburu cuan dengan membangun usaha atau bisnis bersama-sama keluarga lainnya yang sudah pasti mempertaruhkan modal besar yang bukan sekedar uang saja, tapi label bernama "keluarga"!
Usaha Pencerekenan, Usaha Keluarga Khas Urang Banjar di Kalimantan Selatan | @kaekaha |
Kita semua tahu dan pastinya paham betul! Tanpa embel-embel "bisnis" saja, potensi konflik dalam kerumitan hubungan pribadi antara anggota keluarga sangat bisa untuk memicu konflik. Apalagi ini, berusaha memanfaatkan sebuah hubungan kekeluargaan untuk "bisnis" yang ada "duitnya"!
Nah, kalau sudah begitu, apa iya kita tidak bisa membangun bisnis dengan keluarga sendiri, hingga kelak berkembang menjadi usaha keluarga yang meraksasa selayaknya raksasa-raksasa bisnis dunia? Sementara hubungan keluarga tetap harmonis?
Bukankah sejarah juga mencatat, banyak bisnis keluarga yang berhasil menemukan dan meramu keseimbangan antara semangat kekeluargaan dan profesionalisme, hingga sukses dan tetap langgeng bahkan setelah beberapa generasi meraksasa dan menggurita ?
Jawabnya, tentu saja bisa, karena memang buktinya ada, bahkan tidak hanya satu saja, tapi banyak! Terus bagaimana caranya mereka bisa membangun usaha keluarga? Lhah, kalau mereka bisa membangun bisnis keluarga, itu artinya kita juga bisa Mas Bro dan kunci utamanya adalah dengan membangun batasan yang jelas, menetapkan komunikasi yang sehat, dan memisahkan urusan bisnis dari kehidupan pribadi.
Sesederhana itu?
Oh tentu tidak kawan! Tiga kunci utama diatas baru semacam "kerangka besar" untuk memulai usaha berbasis keluarga yang di setiap tahapan prosesnya pasti akan memerlukan detail rundown yang berbeda-beda dengan dinamika ruang dan waktu yang pastinya juga berbeda-beda pula.
Tapi, membangun bisnis dengan keluarga atau pasangan bisa menjadi salah satu hal terbaik yang pernah kita lakukan bersama-sama, jadi kenapa tidak kita coba untuk memulainya?
Usaha Pencerekenan, Usaha Keluarga Khas Urang Banjar di Kalimantan Selatan | @kaekaha |
Berikut adalah catatan strategis untuk memetakan poin-poin krusial sebagai upaya mitigasi agar bisnis keluarga bisa lebih terarah dan sukses, tanpa harus mengorbankan ikatan kekeluargaan :
Pertama, tentukan dan sepakati visi dan misi usaha keluarga sejak awal, agar usaha keluarga ini memiliki fondasi utama yang kuat dan kokoh untuk membuat keputusan bersama dan mengatasi setiap tantangan yang muncul.
Kedua, wajib bekerja secara profesional dengan memisahkan urusan bisnis dan keluarga. Ini mungkin terdengar klise ya, tetapi memisahkan dua aspek ini adalah kunci.
Ketiga, tentukan detail peran, tugas dan tanggung jawab juga kompensasi masing-masing anggota keluarga yang terlibat dalam usaha ini, karena ketidakjelasan "job des" merupakan sumber kekacauan utama, ketika semua orang merasa memiliki hak yang sama untuk melakukan apa pun.
Keempat, komunikasikan semua hal yang berhubungan dengan usaha bersama ini secara proporsonal, terbuka dan jujur, karena komunikasi merupakan tulang punggung setiap hubungan yang sukses, termasuk dalam bisnis keluarga.
Kelima, Transparansi tata kelola keuangan, karena uang merupakan tema paling sensitif sekaligus sumber konflik utama dari semua hubungan bisnis apalagi bisnis berbasis sumber daya keluarga.(BDJ1725)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 1 Juli 2025 22:45 (silakan klik disini untuk membaca)
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar