Minggu, 13 Agustus 2023

Wadai Ipau, "Pemersatu Tulang Berserak" Saat Lebaran

 

Wadai Ipau | @kaekaha



Pernah mendengar nama "wadai ipau"?

Yah, wadai merupakan sebutan masyarakat Suku Banjar alias Urang Banjar di Kalimantan Selatan untuk kue. Kue apa saja, bisa kue basah, kue kering atau apa saja selama itu masih disebut sebagai kue, maka sebutannya dalam Bahasa Banjar adalah wadai.

Khusus untuk wadai ipau, kue yang satu ini memang sangat unik! Cita rasanya yang dianggap anomali dari tradisi kuliner khas Banjar lainnya yang pada umumnya bercitarasa manis legit, maka wadai ipau yang menjadi buruan Urang Banjar selama bulan Ramadan dan juga saat lebaran ini justeru bercitarasa gurih-asin dan pedas, tentu jika ditambahkan dengan saus pedas saat menikmatinya! 

Secara umum, dikenal ada dua jenis wadai ipau, yaitu wadai ipau karing dan wadai ipau siram santan. Untuk wadai ipau karing (kering: Bahasa Banjar) biasanya penyajiannya lebih simple dan sederhana, disajikan dengan bawang goreng dan abon. Sedangkan wadai ipau siram santan, ditambah dengan siraman saus santan yang dicampur dengan susu, taburan daun seledri atau daun Sop dan bawang goreng.

Baca Juga: Sedapnya "Lempeng Mie Karih Daging" Khas Urang Banjar, Mau?

Umumnya, wadai ipau bentuknya bulat berlapis-lapis seperti lempeng yang ditumpuk-tumpuk. Di antara tumpukan lempeng-lempeng itulah ada isian berupa telur, wortel, bawang bombay, sayur, kentang dan daging yang kesemuanya dimasak dalam loyang yang disumab atau di kukus dengan bumbu-bumbu tradisional dengan aroma rempah khas perpaduan kuliner Banjar-Arab yang cukup kuat.

 

Wadai Ipau, isinya daging, sayur dan ragam rempah | @kaekaha

Memang, wadai ipau yang tumbuh dan berkembang di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini, memang lebih dikenal sebagai kuliner tradisional khas Kampung Antasan Kecil Barat alias kampung Arab di Banjarmasin yang sejak dulu secara turun-temurun juga dikenal dengan beragam olahan daging kambingnya yang termasyhur!

Uniknya, meskipun dikenal sebagai kuliner Arab dari kampung Arab di Banjarmasin, tapi konon tidak ada satupun bentuk kuliner asli dari Arab yang bisa dijadikan referensi rujukan asal-usul wadai ipau ini. Begitu juga dengan misteri nama "ipau"-nya sendiri yang sudah begitu melekat. Belum ada yang mengenali, dari mana asal-usul nama tersebut!? Unik bukan?

Bahkan menurut budayawan Banjar yang juga Kompasianer, Zulfaisal Putera, penamaan wadai ipau ini tidak berciri khas tradisi Banjar yang umum. Seperti kita pahami bersama, ada empat hal yang mendasari penamaan Wadai Banjar, yaitu

 

Wadai Ipau | @kaekaha

Pertama, berdasar bahan dasar kue, seperti, Tapai Lakatan yang dibuat dari lekatan (ketan). Kedua, berdasar cara membuatanya, seperti Pisang Basanga atau pisang goreng (Bahasa banjar: digoreng). Ketiga, berdasar bentuk kuenya, seperti Wadai Cincin. Keempat, berdasar warna sajiannya, seperti Apam Habang (merah). Nah sepertinya penamaan wadai ipau tidak dan satupun yang sesuai dengan kriteria di atas! Nah lho?

Apalah arti sebuah nama!? Begitulah kira-kira Shakespeare memaknai sebuah nama dan sepertinya memang relevan sih! Apapun asal-usul penamaan nama wadai ipau, itu tidak kan mengurangi sedikitpun esensi cita rasa menggoda wadai ipau yang melegenda!

Wadai Ipau sampai detik ini masih saja menjadi magnet terkuat untuk "menarik" perhatian sekaligus kehadiran Urang Banjar di berbagai acara, apalagi di acara-acara buka bersama dan lebaran! Wajar karenanya jika kemudian wadai ipau juga disebut-sebut sebagai pemersatu bangsa, pemersatu tulang berserak saat lebaran. Wallahu a'lam Bish-shawabi.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar