Pedagang Pasar Terapung Menggunakan Pupur Dingin | @kaekaha |
Masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan, khususnya para galuh Banjar (gadis Banjar) dan ibu-ibunya mempunyai sebuah tradisi kecantikan warisan leluhur yang sampai sekarang masih dijaga dan dipertahankan dengan baik, hingga menjadi salah satu rahasia terpenting kecantikan alami kulit para Galuh Banjar dari jaman ke jaman, termasuk disaat menjalani ritual puasa selama Ramadan.
Sudah menjadi rahasia umum, kawasan Kota 1000 Sungai dan Kalimantan Selatan secara umum, banyak di dominasi oleh dataran rendah, terutama daerah-daerah yang menjadi DAS Barito yang berhulu di perbatasan Propinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat sampai ke muaranya di Muara Barito dekat Kota Banjarmasin.
Baca Juga : Sedapnya "Lempeng Mie Karih Daging" Khas Urang Banjar, Mau?
Tidak heran jika kawasan DAS Barito menjadi kawasan-kawasan dataran rendah yang mempunyai suhu udara rata-rata sangat panas. Sebagai bentuk adaptasi masyarakatnya terhadap suhu panas inilah, akhirnya memicu berbagai kreatifitas masyarakat untuk bisa survive, salah satunya adalah dengan munculnya pupur dingin atau ada juga yang menyebutnya sebagai pupur Bangkal, karena bahan baku utamanya dari beras dan pohon Bangkal.
Pupur Dingin Khas Banjar | @kaekaha |
Pupur dingin atau bedak dingin telah lama menjadi produk perawatan kulit (skin care) tradisional banjar. Hebatnya, karena terbuat dengan bahan-bahan alami, seperti beras dan rempah menjadikan bedak dingin minim efek samping, kecuali jika penggunanya memiliki riwayat alergi terhadap salah satu bahan yang terdapat di dalamnya.
Walaupun disebut bedak, tapi cara pemakaiannya lebih mirip seperti masker dan akan memberikan rasa sejuk atau dingin di kulit, sehingga menambah efek relaksasi ke kulit. Manfaat bedak dingin antara lan, mengatasi Jerawat, mengurangi minyak, mencerahkan kulit, mencegah kerusakan oleh Sinar matahari, meredakan iritasi kulit, melembutkan kulit, mengecilkan Pori-pori
Baca Juga : Terpesona Desain Unik dan Nyentrik Masjid Bambu Kiram di Kalimantan Selatan
Selain pupur dingin, Galuh Banjar juga mempunyai tradisi lanjutan untuk perawatan kulit yang biasa disebut sebagai Bekasai. Hanya saja, Bekasai yang mirip aktifitas luluran tapi dengan bahan lulur tradisional yang khas Banjar ini umumnya di lakukan oleh para Galuh Banjar ketika akan melaksanakan pesta pernikahan dan hajatan-hajatan sejenis agar tubuh sang mempelai wanita lebih bersih, segar, halus, bercahaya dan cantik berseri saat bersanding dipelaminan.
Bahan alami Bekasai antara lain daun kayu sapat, serai wangi, daun nilam, daun pandan, daun kenanga dan rempah pilihan lainnya yang menghasilkan aroma therapy yang khas untuk merelaksasikan tubuh. Secara umum Bekasai bisa membuat kulit lebih sehat, lebih cerah, lebih halus licin dan kenyal , kelembaban dan elastisitasnya terjaga, menghilangkan bau badan yg tidak sedap, melembapkan serta memberikan keharuman sepanjang hari tanpa efek samping.
Batimung yuk! | @kaekaha |
Setelah pupur dingin dan Bekasai, perawatan kulit khas Banjar selanjutnya adalah tradisi Batimung. Sebuah tradisi solus per Aqua atau spa tradisional khas Banjar yang sangat bermanfaat untuk kecantikan kulit, melancarkan darah dan juga memperbaiki metabolisme dalam tubuh.
Batimung biasa dilakukan calon mempelai pengantin, agar tubuh lebih harum, kulit lebih cerah berseri-seri, halus, sehat dan segar saat acara resepsi pernikahan digelar.
Bahan-bahan tradisional untuk diuapkan antara lain pulasari, akar wangi, temulawak, ginseng, pucuk ganti, kayu manis, mesoyi, bunga sisir, kapulaga, adas, jeruk purut, temugiring, cengkeh, lada, biji klabet dan lain-lain.
Sebenarnya, Batimung ini merupakan versi lengkap dari perawatan kulit dan tubuh ala Urang Banjar, karena didalamnya sudah termasuk maskeran pupur dingin dan juga Bekasai.
Berikut tahapan proses Batimung, dimulai dari barandam batis atau merendam kaki dalam air rendaman jeruk dan sereh, setelah itu dilanjut dengan cengkaruk atau luluran dengan bahan beras ketan, bunga mawar, temugiring, buah dan daun jeruk, bunga kenanga dan cempaka. Prosesi ini bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah dan mengangkat kulit mati.
Setelahnya ada prosesi baurut atau pijat dengan menggunakan minyak lala'an atau minyak kelapa dan dilanjut dengan proses bakasai sejenis cengkaruk tapi manfaatnya untuk mengharumkan dan melembabkan kulit. Barulah setelah itu Batimung dimulai dengan menguapi sekujur badan bahan-bahan herbal bermanfaat.
Baca Juga : Romansa Anak-anak Langgar 80-an Menghidupkan Ramadan
Setelah prosesi Batimung, dilanjut dengan barandam awak atau merendam badan dalam air yang telah dicampur dengan wewangian herbal sesuai selera dan prosesi terakhir adalah maskeran dengan pupur dingin atau pupur bangkal agar tubuh sang mempelai wanita lebih sehat, bersih, segar, halus, bercahaya dan cantik berseri saat bersanding dipelaminan.
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 1 April 2023 jam 23:19 WIB (klik disini untuk membaca)
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar