Nama Barito Putera atau lengkapnya "Persatuan Sepakbola Barito Putera" dan biasa disingkat menjadi PS. Barito Putera tentu sudah sangat familiar bagi para penikmat olahraga sepakbola di Indonesia. Dari nama depannya yang ikonik, PS! Kelihatan sekali kalau klub ini termasuk generasi klasik era Perserikatan dan Galatama!
Klub sepakbola profesional "milik keluarga" satu-satunya di Indonesia yang masih bertahan dan tetap terus berkiprah di kompetisi tertinggi Liga Indonesia setelah 35 tahun berdiri ini, beberapa hari yang lalu baru saja meluncurkan squad-nya berikut jersey baru untuk mengarungi kompetisi liga 1 2023/2024 dengan cara yang unik dan pastinya berbeda dengan klub-klub profesional manapun.
Baca Juga : Meneladani Sosok Haji Leman, Putra Dayak Pendiri Barito Putera
Ada sebentuk relasi yang cukup unik antara PS. Barito Putera dengan banua (bhs. Banjar yang maknanya setara dengan istilah "wanua"-nya masyarakat Manado, Sulawesi Utara), "kampung halaman"-nya Kalimantan Selatan. Sebagai kebanggaan banua yang sampai detik ini tetap konsisten mengusung spirit "pride of Banua", luar biasanya Laskar Antasari (julukan Barito Putera), layaknya "kacang yang tak lupa kulit". Mereka juga sangat cinta dan membanggakan banua, kampung halaman-nya. Naaah keren kan!?
Tidak heran jika setiap ada hajatan besar, manajemen Barito Putera selalu mengangkat tradisi dan budaya melayu Banjar khas Kalimantan Selatan, home base PS. Barito Putera, termasuk dalam peluncuran squad Laskar Antasari, berikut 3 desain jersey barunya tersebut.
Dalam acara "tasyakuran kolosal" bertajuk Barito Putera Bersholawat yang digelar di halaman ruang publik Masjid Raya Sabilal Muhtadin, salah satu masjid terbesar dan tercantik sekaligus landmark penting Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini, dari semua yang hadir, termasuk ribuan suporter dan pecinta Laskar Antasari dari berbagai unsur masyarakat umum, juga forkopimda Kalimantan Selatan, para habaib dan juga ulama-ulama kharismatik di banua yang juga didapuk sebagai Dewan Penasihat, semuanya melangitkan doa untuk keberhasilan dan kesuksesan Barito Putera.
Baca Juga : "Tradisi Unik" Peluncuran Tim and Jersey Barito Putera di Majelis Taklim Guru Zuhdi
Ini yang unik! Ketika sebuah entitas berbasis olahraga sebagai representasi prestasi fisik duniawi "dikawinkan" dengan shalawatan sebagai praktik spiritual yang telah melekat erat dengan tradisi budaya-spiritual Urang Banjar yang diyakini berkorelasi secara vertikal dengan Sang Khalik. Sebagai upaya untuk selalu melibatkanNya di setiap usaha dan upaya Laskar Antasari meraih semua mimpi dan harapannya.
Secara matematis manfaat linier dari sinergi keduanya sepertinya memang tidak bisa begitu saja terdeteksi, tapi secara mental dan spiritual diyakini banyak pihak mampu mendongkrak keyakinan dan rasa percaya diri semua elemen Laskar Antasari dalam upayanya mencetak sejarah menjuarai Liga 1 2023/2024. Semoga!
Tanda Cinta di Jersey
Seperti sudah di publikasikan di berbagai media, manajemen Barito Putera di musim 2023/2024 kali ini kembali merilis 3 desain jersey berbeda. Uniknya, jersey utama untuk pertandingan kandang (home) dari tim "warisan" era kompetisi Galatama pada tahun 80-an yang masih tersisa ini (Barito Putera berdiri pada 21 April 1988), desain kaosnya yang berkerah didominasi oleh warna kuning dan biru, dianggap identik dengan Jersey klub Al Nassr dari Arab Saudi yang sekarang memang sedang naik daun, karena diperkuat oleh megabintang timnas Portugal, Christiano Ronaldo.
Karenanya, banyak netizen yang menyebut jersey utama Barito Putera edisi terbaru ini sebagai "Al Nassr versi Banjar" atau ada juga yang menyebut sebagai "Al Nassr versi kearifan lokal". Tapi menurut manajemen, jersey terbaru squad Laskar Antasari ini merupakan representasi dari semangat juara squad Barito Putera pada kompetisi Divisi Utama musim 2011/2012, satu dekade silam. Wallahualam!
Baca Juga : Mengulik Bus Mewah Tunggangan Baru Skuad Barito Putera
Untuk jersey kedua, yaitu untuk pertandingan tandang (away), warnanya masih relatif sama dengan jersey musim sebelumnya yang di dominasi warna hitam dan sedikit aksen garis diagonal berwarna kuning. Sedangkan untuk jersey ketiga, didominasi oleh warna putih dan sedikit sentuhan pemanis warna gold yang kontras di bagian-bagian ujung yang membuat jersey tampak semakin elegan dan berkharisma.
Ada tradisi unik dan juga inspiratif sebagai bentuk pengejawantahan slogan Pride of Banua yang terus dilestarikan oleh PS. Barito Putera di setiap merilis jersey baru yang pada dasarnya merupakan sebuah simbol tanda cinta. Berikut faktanya!
"Pride of Banua"
Jika anda jeli mengamati jersey Barito Putera, terutama sejak musim 2018/2019. Saat itu, PS Barito Putera yang merayakan ulang tahun ke -30 meluncurkan jersey khusus edisi ulang tahun yang ditandai dengan beberapa tanda cinta yang unik, estetik dan tentunya sangat menginspirasi, yaitu sebuah siluet foto berdiameter sekitar 5 cm dari dua sosok founding father, pendiri dan pemilik kerajaan bisnis Hasnur Group, termasuk PS. Barito Putera, Haji Sulaiman HB atau Haji Leman bersama isteri, Hajah Nurhayati.
"Tanda cinta" pertama dan utama semua elemen Barito Putera kepada pendiri sekaligus pemilik PS. Barito Putera ini posisinya di bagian punggung jersey atau tepatnya diatas nomor punggung pemain dan Samapi saat ini masih tetap terpasang di semua Jersey pemain Barito Putera. Ini yang tidak dimiliki oleh klub-klub profesinal lain di seluruh penjuru dunia.
Tidak hanya itu, "tanda cinta" Barito Putera memang tidak hanya berhenti pada sosok Haji Leman dan isteri saja, tapi juga kepada banua. Kampung halaman kita semua, Kalimantan Selatan.
Baca Juga : Barito Putera Raih Penghargaan Tim Paling Fair Play di Liga 1 Musim 2018
Selain siluet Haji Leman dan Istri, di jersey pemain Barito Putera juga terdapat sebentuk tanda cinta kepada banua yang begitu identik, yaitu adanya tulisan frasa "Pride of Banua" yang lokasinya persis diatas siluet foto Haji Leman dan Istri di bagian belakang Jersey.
Frasa ini menjadi unik, menarik dan tentunya ikonik, selain maknanya yang inspiratif, juga karena susunan katanya yang juga nyentrik, yaitu menggabungkan bahasa Inggris dengan Bahasa Banjar yang secara otomatis juga ikut mempopulerkan kosakata bahasa Banjar ke ranah yang lebih luas.
Selain itu, di bagian ban lengan luar Jersey tersemat juga sesanti atau slogan heroik nan legendaris yang diyakini bertuah, kebanggaan Urang Banjar yang dalam sejarahnya dipopulerkan oleh Pahlawan nasional Sultan Suriansyah untuk membakar semangat pengikutnya saat berjuang melawan penjajah Belanda, Waja Sampai Kaputing atau disingkat menjadi Wasaka.
Sesanti yang juga tersemat dalam lambang daerah Kalimantan Selatan ini, lengkapnya berbunyi "Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing" yang maknanya adalah berjuang tanpa kenal menyerah, tetap bertekad baja sampai akhir. Ini jelas identik dengan sesanti perjuangan nenek moyang kita saat mengusir penjajah, berjuang sampai titik darah penghabisan!
Itulah sebabnya kenapa Barito Putera di juluki sebagai Laskar Antasari!
Terima kasih, Semoga Bermanfaat!
Salam Matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar