Minggu, 03 Maret 2024

"Parodi Dramatikal" Handphone dan Analogi si Burung Onta yang Membagongkan!

 

Handphone | SumbarFokus.com

Telepon genggam atau kita juga mengenalnya sebagai handphone merupakan salah satu lompatan teknologi telekomunikasi fenomenal yang merubah banyak perilaku penggunanya.

Jika sebelumnya, kita hanya bisa berkomunikasi secara statis, melalui jaringan telepon kabel yang pesawatnya "tertancap" di rumah atau di kantor.

Eh serius mau nanya, kenapa ya perangkat tv, radio dan telepon, dulu disebut sebagai pesawat. Pesawat televisi, pesawat radio dan juga pesawat telepon!? Kalau tahu bolehlah, bagi-bagi info di kolom komentar ya...

Sekarang dengan hadirnya handphone kita bisa berkomunikasi secara mobile darimana dan dimana saja asal terjangkau sinyal coverage area penyedia layanan komunikasi alias provider yang kita pakai.

Unik sekaligus anehnya, ternyata dalam perkembangannya tidak semua orang merasa nyaman dan aman dengan mempunyai handphone, meskipun tetap saja tidak bisa meninggalkannya meski hanya sesaat.

Akibatnya, muncul beberapa perilaku unik dan aneh pemilik handphone yang kadang-kadang sulit untuk dinalar!

Punya handphone, ada pulsa dan sengaja memberikan nomornya kepada para kolega dan juga keluarga, tapi anehnya setiap dihubungi, tidak pernah merespon.

"Punya handphone, tapi kalau dihubungi tidak pernah diangkat, mending buang saja henpon-nya", Seorang teman begitu marahnya, ketika dalam keadaan darurat, tidak bisa juga memanggil koleganya di seberang sana.

Di lain waktu, ada lagi terdengar saran yang lain lagi, " daripada henpon hidup tapi ketika dipanggil tetap tidak diangkat, mending henpon di matiin saja".

"Karena kalau posisi on tapi nggak diangkat pas di calling, pasti yang calling  akan marah besar. Ini berbeda kalau ketika di calling, handphone memang sudah mati!?" Bagaimana menurutmu sanak??

Tapi sayangnya, ketika handphone kita matikan karena alasan ingin menghindar, mungkin urusan kita memang relatif sudah selesai. Tapi tidak dengan orang-orang yang berkepentingan dengan kita, yang menghubungi kita melalui henpon kita.

Orang-orang yang suka mematikan henpon saat dibutuhkan oleh orang lain, biasanya akan merasa aman dan damai dari gangguan, karena tidak bisa dihubungi. Padahal yang terjadi sebenarnya justeru dia menjadi bahan olok-olokan dan gunjingan orang-orang sekampung. He...he...he...

Celakanya, tindakan ini jelas akan memicu masalah baru, yaitu lahirnya berbagai prasangka yang berangkat dari kesalahan tafsir dari orang-orang yang gagal menghubungi kita karena henpon yang kita matikan.

Untuk urusan mematikan henpon ini, Prie GS (alm), budayawan, motivator sekaligus kiai nyentrik dari Semarang ini pernah menyebutnya sebagai gambaran watak pemiliknya dan menurut beliau, kira-kira beginilah "gambaran" salah tafsir yang di maksud beliau.

Baca Juga Yuk! Tembang Ancung-Ancung dan Episode Heroik "Bapakku Arena Bermainku!"

Kalau orang yang mematikan henpon itu sedang mempunyai masalah atau perkara, dia pasti akan ditafsirkan sebagai seorang yang pengecut, hanya berani berbuat tapi takut bertanggung jawab.

Jika ia seorang yang sedang bekerja, ketika dia mematikan handphone, pasti akan dianggap sebagai pemalas yang hanya mau gajinya saja, tapi tidak dengan pekerjaannya. Nah looooo!

Ketika yang mematikan henpon  itu orang-orang yang penting atau dianggap penting, pastilah dia akan ditafsirkan sebagai sosok gang mentang-mentang penting saja.

Baca Juga Yuk! "Jenis Kelamin Pekerjaan", di Antara Ketulusan yang Sering Terabaikan

Ini yang miris! Apabila yang mematikan henpon itu orang biasa-biasa saja atau orang-orang kebanyakan seperti kita, ya pasti akan ditafsirkan sebagai seorang yang miskin yang salah jurusan!

Punya HP tapi nggak kuat beli pulsa! Naaaah orang-orang semacam ini pasti menjengkelkan karena sudah miskin Masih mau gaya

Sekarang sudah gamblang kan!? Hanya karena mematikan handphone saja, ternyata serangkaian salah tafsir tentang diri kita sudah begitu banyak dalam benak orang-orang yang gagal menghubungi kita.

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih! Mematikan henpon disaat kita diperlukan banyak orang, seperti kita sedang memperagakan jurus membagongkan ala burung onta. Tahu kenapa!?

Spesies burung raksasa yang juga dikenal sebagai burung paling bodoh di dunia ini, akan merasa aman (mungkin berpikir kalau kepalanya sudah tersembunyi alias tidak terlihat, maka badan bongsornya juga ikut tak terlihat), hanya karena telah menyembunyikan kepalanya di dalam rimbunan semak atau di dalam gundukan pasir, meskipun tubuhnya yang bongsor alias meraksasa itu tetap menjadi tontonan banyak orang. Betul!?

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas !

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN











Tidak ada komentar:

Posting Komentar