Anak-anak Sedang Belajar Online | republika.co.id |
Revolusi Tatanan Dunia Baru
Cengkeraman pandemi Covid-19 berhasil memaksa masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk masyarakat di nusantara untuk me-reset kembali tatanan kehidupannya, hingga melahirkan beragam kebiasaan baru.
Salah satunya yang paling aktual adalah fenomena percepatan pemanfaatan media digital berbasis internet dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di antaranya sebagai media belajar-mengajar di dalam dunia pendidikan kita.
Sejak dua tahun terakhir, sudah menjadi kelaziman bagi anak-anak kita di rumah, dari usia TK sampai mahasiswa belajar dengan guru sekolah, dosen atau juga guru les-nya masing-masing secara online via aplikasi tertentu yang juga sedang menjamur atau sekedar semi online dengan menggunakan media perpesanan, seperti Whatsapp, Telegram dan lain-lain untuk mentransfer materi pelajaran.
Sebagai orang tua dari 4 anak yang kebetulan masing-masing berada di level sekolah yang berbeda, saya merasakan betul ngeri-ngeri sedap-nya perjalanan transformasi belajar-mengajar secara online yang wajib diikuti oleh ke-4 anak saya.
Beradaptasi dengan kebiasaan baru tentu awalnya pasti kurang nyaman, begitu juga ketika awal-awal pemberlakuan belajar-mengajar secara online berbasis internet. Uniknya, masing-masing anak saya mempunyai versi keluhan masing-masing, walaupun intinya satu, tidak nyaman!
Tapi karena terus berproses secara kontinyu, akhirnya anak-anak menjadi terbiasa juga dengan atmosfir belajar secara online, bahkan dengan versinya masing-masing, akhirnya justeru merasa nyaman, apalagi bagi kakak-kakak yang duduk di level SMA dan kuliah.
Tentu bukan sekedar kebetulan, selama pandemi covid-19 pemanfaatan aplikasi online berbasis internet ini terus tumbuh, bahkan tren-nya terus berkembang meskipun pasca pandemi sebagian besar sekolah dan lembaga pendidikan kembali lagi menerapkan sistem belajar tatap muka di kelas.
Belajar Secara Online Semasa Pandemi Darimana Saja | jeda.id |
Internet Itu Solusi
Sebelum pandemi covid-19 mengobrak-abrik dunia, sebenarnya tren model belajar-mengajar di masa depan sudah mulai terbaca polanya, online dan berbasis internet! Kelahiran inovasi digital berupa ebook alias buku elektronik yang sempat berjaya, menjadi bukti nyata hipotesa ini.
Pandemi menjadi momentum pembuktian peran sentral internet bagi ekosistem digital di lingkungan masyarakat dunia yang tumbuh pesat sebagai kebiasaan baru, konsekuensi dari beragam kebijakan pembatasan sosial yang muncul. Terbukti, internet memang menjadi satu-satunya teknologi paling efektif menjembatani aktifitas masyarakat selama pandemi, termasuk sebagai media belajar anak-anak.
Beragam Pilihan Cara Belajar Online | Pintek.id |
Belajar Online Serasa Tatap Muka
Terbaru, kombinasi jaringan internet terbaik seperti IndiHome, internetnya Indonesia besutan dari Telkom Indonesia dengan didukung oleh beragam inovasi teknologi terkini telah memungkinkan model belajar online secara interaktif.
Model belajar ini memungkinkan antara guru dan murid bisa berkomunikasi, berinteraksi bahkan berkolaborasi langsung secara real time dan intensif baik secara verbal maupun grafis.
Model belajar online yang juga memungkinkan menghadirkan gaya belajar ala kinestetik ini, mengkondisikan murid untuk terus terlibat aktif dalam proses belajar dengan beraktifitas layaknya belajar tatap muka dalam kelas, seperti mencatat, menandai atau bahkan mengerjakan langsung soal-soal latihan di papan kerja, seperti layaknya mengerjakan di papan tulis yang ada di depan kelas.
"Ini yang dianggap hilang dalam belajar-mengajar online"
Memang, untuk bisa mengakses level belajar online serasa tatap muka dalam kelas seperti diskripsi diatas, memerlukan sedikit effort sih! Kalau anak saya yang sulung menyebutnya sebagai "memerlukan tambahan sedikit biaya" he...he...he...
Tidak hanya wajib mempunyai akses jaringan internet terbaik layaknya IndiHome, internetnya Indonesia dengan coverage area paling luas saja, tapi untuk belajar anak-anak yang level SMA saya juga perlu perangkat tambahan yang biasa disebut sebagai drawing pad atau ada juga yang menyebutnya sebagai pen tablet.
Drawing pad ini nantinya berfungsi sebagai layar kerja dan perannya dalam model belajar interaktif ini adalah layaknya papan tulis pada model belajar tatap muka dalam kelas, karena semua yang kita coretkan dalam drawing pad akan muncul di layar.
Dengan drawing pad inilah guru dan murid bisa berinteraksi dan berkolaboraksi secara real time. Misalkan, untuk mengerjakan soal matematika atau pelajaran hitung-hitungan lain, di sini guru bisa memberi soal sekaligus langsung mengawasi cara kerja si-murid, bahkan kalau kedapatan ada yang salah, guru juga bisa langsung melakukan koreksi melalui layar kerja yang sama. Benar-benar seperti belajar tatap muka dalam kelas bukan?
Seperti kita pahami bersama, aktifitas belajar kolaboratif ini, selain mendekatkan keduanya secara emosional, juga bermanfaat untuk mengaktifkan saraf di otak untuk penguatan informasi pada saat belajar, sehingga bisa menghasilkan pengetahuan, pemahaman dan peningkatan daya ingat si murid, itulah manfaat gaya belajar kinestetik dalam belajar secara online.
Semoga Bermafaat
Salam matan Kota 1000 Sungai
Banjarmasin nan Bungas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar