Likupang-Sulawesi Utara | pikiran-rakyat.com |
Sore-sore nonton kuda kepang
Kuda bambu warnanya belang
Cantik nian "surga" Likupang
Bidadaripun enggan untuk pulang
Aktualisasi Jejak Inspiratif dr. Marie Thomas dan Alfred Russel Wallace
Menyebut nama Likupang, sepertinya masih banyak yang belum familiar dan mungkin, justeru terkecoh dengan nama Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur yang secara "tidak kebetulan" memang mempunyai kemiripan. Likupang dan Kupang!
Memang, nama Likupang, salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawei Utara, relatif baru saja "terdengar". Terutama sejak ditetapkan pemerintah menjadi bagian dari "5 Destinasi Super Prioritas" yang diproyeksikan menjadi destinasi wisata kelas dunia, bersama-sama dengan Candi Borobudur, Danau Toba, Mandalika-Lombok dan Labuan Bajo.
Eiiiits, tapi tunggu dulu!
Dokter Marie Thomas | goodnewsfromindonesia.id |
Ternyata,
nama Likupang sejatinya telah go nasional bahkan juga go internasional
jauh sebelum menjadi bagian dari "5 Destinasi Super Prioritas" lho!
Semua
karena sosok Marie Thomas, perempuan yang kelak diakui dan dikenal
dunia sebagai dokter perempuan pertama Indonesia, sekaligus yang pertama
juga menjadi spesialis di bidang obstetri dan ginekologi. Menariknya,
beliau ternyata lahir di Likupang. Ini jawabannya!
Layaknya
pemegang "catatan rekor" lainnya, Dokter Marie tentu menjadi kebanggaan
banyak pihak, termasuk Kota Likupang dan masyarakatnya. Kisah
keberhasilannya menjadi dokter dengan tambahan 2 "rekor" yang tidak
mungkin disamai oleh siapapun di masa-masa sulit era penjajahan, jelas
membuat orang selalu penasaran dengan beliau, termasuk dengan latar
belakang beliau.
Dari sinilah nama Likupang yang melekat pada
diri Dokter Marie, sebagai tempat lahir beliau, akhirnya dikenal
masyarakat nusantara. Tentu ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi
masyarakat Likupang. Bagaimana tidak bangga, ketika salah satu tokoh
nasional yang bisa dijadikan teladan, inspirasi, motivasi atau bahkan
role model oleh siapapun untuk meraih keberhasilan, ternyata lahir di
Likupang, the hidden paradise!
Google doodle Dokter Marie Thomas |
Untuk pariwisata, "rekor" dokter perempuan pertama Indonesia", sekaligus sebagai yang pertama juga untuk "spesialisasi di bidang obstetri dan ginekologi" ini, merupakan unique selling point untuk mempromosikan pariwisata Likupang dari sudut yang berbeda.
Tentu bukan
sebuah kebetulan jika tanggal 17 Pebruari 2021 yang lalu, Google
menjadikan profil Dokter Marie Thomas (1896-1966) sebagai google
doddle-nya, sebagai bentuk penghormatan hari kelahiran sang dokter di
Likupang, 125 tahun silam.
Dengan biografi atau novelet sejarah
tentang beliau, film dokumenter, syukur-syukur kelak berdiri museum di
tempat kelahiran beliau, tentu jejak-jejak inspiratif Dokter Marie
Thomas di Likupang akan terus abadi dan yang tidak kalah pentingnya,
akan terus menebar inspirasi dan motivasi kepada siapa saja. Tidak hanya
masyarakat Likupang saja, tapi juga Minahasa Utara, Sulawesi Utara,
bahkan juga Indonesia dan dunia.
Luar biasa bukan?
Monumen Wallace di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Bitung | KOMPAS/IWAN SETIYAWAN |
Semoga
saja, suatu saat nanti jejak-jejak inspiratif Dokter Marie Thomas
benar-benar bisa "dimunculkan" di tanah kelahirannya, Likupang dalam
wujud yang lebih nyata, menyusul pengembangan Wallace Conservation
Center, sebuah upaya konservasi untuk mengembalikan keanekaragaman flora
dan fauna endemik Sulawesi yang sejatinya merupakan aktualisasi "jejak"
Alfred Russel Wallace di Sulawesi, khususnya di Minahasa-Sulawesi
Utara.
Dalam bukunya The Malay Archipelago (Kepulauan Nusantara,
1896), Wallace menuliskan penjelajahannya di Minahasa, termasuk Likupang
mulai Juni 1859. Kelak, penjelajahan tersebut mengantarkannya pada
hipotesa monumental yang sekarang kita kenal sebagai garis Wallace yang
kemudian disempurnakan menjadi garis Wallace-Webber, garis hipotetis
yang menjadikan Pulau Sulawesi sebagai "pemisah" wilayah geografi hewan
Asia dan Australasia.
Sungguh luar biasa, seandainya kelak
hadir museum Dokter Marie Thomas dengan berbagai inspirasi kehidupan
yang sarat dengan keilmuan, khas ilmu kedokteran bisa bersanding dengan
Wallace Conservation Center, melengkapi tema resor (resort) dan wisata
budaya (cultural tourism) yang telah ditetapkan sebagai tematik utama
untuk mengeksplor "surga tersembunyi" bernama Likupang.
Kalau
sudah begini, semua pasti ingin ke Likupang, di ujung utara North
Sulawesi yang hanya ada di Indonesia Aja! Wonderful Indonesia.
Inilah Likupang, "Surga" yang Akan Membuatmu Enggan Pulang!
View Likupang dari udara | beritamanado.com |
Asal-Usul Unik Nama Likupang
Menurut
versi Portugis yang memberi nama Likupang pada 1550-an, asal-usul nama
Likupang memang tidak lepas dari Kota Kupang Ibu Kota Nusa Tenggara
Timur. Nama Likupang merupakan gabungan dari kata Li kependekan dari
Linekepan (nama lama Likupang) dengan kata Kupang.
Nama Kupang
diadopsi, karena Portugis datang ke Minahasa dari Kota Kupang. Sedangkan
nama Linekepan sendiri memang ada beberapa versi arti. Ada yang
menyebut berakar dari kata Linekep (bahasa Tonsea) yang artinya
tenggelam, karena kawasan ini akan tenggelam ketika laut pasang.
Ada
juga yang menyebut arti Linekepan sebagai kampung paling ujung, tapi
ada juga yang mengartikan sebagai peninsula atau semenanjung. Ini
uniknya!
Meskipun cenderung berbeda-beda, tapi kalau
diperhatikan, dari beberapa makna kata Linekepan diatas, semuanya
mengacu pada fakta geografis dari Linekepan atau sekarang kita sebut
sebagai Likupang itu sendiri.
Selain itu, dalam legenda
Tumatenden (pancuran bidadari) yang bersumber dari leluhur masyarakat
Tonsea, salah satu sub-etnik Minahasa dikisahkan, Likupang merupakan
sebuah telaga yang menjadi tempat turunnya 9 bidadari dari kayangan ke
bumi nyiur melambai yang kelak salah satu diantaranya menjalin kasih
dengan seorang anak manusia.
Kisah yang relatif mirip dengan
kisah cerita rakyat masyarakat Jawa, Jaka Tarub ini secara implisit dan
eksplisit juga memberi gambaran bagaimana ekosistem "surga" bernama
Likupang mampu mempesona siapapun, termasuk 9 bidadari dan juga kamu?
Cantiknya Pantai Paal Likupang | Molds Moment/Shutterstock/goodnewsfromindonesia.com |
Pesona "Surga" Likupang
DSP
Likupang yang terkonsentrasi di Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten
Minahasa Utara, Sulawesi Utara, berjarak 48 km dari Kota Manado, ibu
kota Sulawesi Utara.
Karena lokasinya yang tidak terlalu jauh
dari pusat perekonomian dan pemerintahan yang didukung infrastruktur
cukup baik, hanya perlu sekitar 1,5 jam perjalanan darat untuk
mencapainya, menjadikan "Surga" penikmat wisata alam ini sangat mudah
diakses dengan berbagai moda transportasi, baik jalur darat, laut maupun
udara.
Uniknya, meskipun ratusan tahun silam keindahan Likupang
pernah disinggung Wallace, baru sekarang dunia menyadari keberadaan
hidden paradise Likupang yang secara faktual memang sebuah destinasi
wisata yang super lengkap.
Di Ketinggian Bukit Pulisan | Kemenparekraf/kumparan.com |
Bagaimana
tidak!? "Surga" Likupang, menyajikan paket lengkap khas wisata alam
tropis, mulai dari pantai-pantai berpasir putih dengan air jernih yang
menawan seperti Pantai Paal, Pantai Pulisan, Pantai Sampiran, Pantai
Surabaya dan Pantai Canada yang semuanya masih didukung ekosistem bawah
laut yang alami dan tentunya sangat mempesona, sangat cocok untuk
aktifitas snorkeling, diving atau sekadar bermain-main air.
Selain
itu Likupang juga mempunyai gugusan pulau-pulau cantik yang memiliki
keindahan spesifik, selain ombak yang tenang, ekosistem bawah laut
disini tak kalah keren dengan Bunaken lho! Seperti Pulau Lihaga, Pulau
Gangga dan Pulau Talise.
Tidak hanya itu, Likupang juga mempunyai
bukit-bukit menjulang berbalut savana indah, seperti Bukit Pulisan dan
Bukit Larata. Jika anda pernah menikmati pesona puncak bukit Pulau Padar
di Taman Nasional Komodo-Labuhan Bajo, maka anda bisa menyaksikan view
keindahan layaknya hasil fotokopiannya di puncak bukit Pulisan-Likupang.
Sama-sama menakjubkan, hingga membuat siapapun enggan untuk pulang!
Indahnya Ekowosata Desa Bahoi | havehalalwilltravel.com |
"Surga" Likupang yang Menghidupi
Seperti
kita pahami bersama untuk menjaga eksistensi sebuah destinasi,
diperlukan adanya integrasi atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung
yang dikemas dan disajikan dalam struktur kehidupan masyarakat, menyatu
dengan tradisi serta adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Untuk
itulah, selain memoles wisata alam yang sudah jadi, DSP Likupang juga
mengembangkan Desa wisata berbasis masyarakat lokal atau community-based
tourism yang berusaha memberdayakan masyarakat setempat dengan
melibatkan mereka secara langsung sebagai pelaku wisata aktif dari hulu
hingga ke hilir, seperti di Desa Marinsow, Desa Pulisan, Desa Kinunang,
Desa Bahoi, dan Desa Pulau Gangga.
Khusus untuk Desa Bahoi yang
memiliki ragam ekosistem wilayah pesisir, seperti mangrove, lamun,
pantai pasir putih, dan terumbu karang, selain bisa menikmati wisata
bahari pada umumnya, disini ekowisata susur hutan bakau yang semua
aktifitas dan fasilitas wisatanya dikelola sendiri secara profesional
oleh warga, sedang menjadi hits di Likupang.
Pantai Desa Bahoi | ekowisatadesabahoi.wordpress.com |
Begitu
juga dengan homestay dalam rumah warga untuk menginap wisatawan yang
menginginkan pengalaman berbeda, berbaur sekaligus menikmati aktifitas
masyarakat desa sehari-hari yang masih kental dengan tradisi khas
Sangihe.
Disini, wisatawan tidak hanya bisa menikmati beragam
kuliner Likupang yang kaya rempah, seperti bubur manado atau tinutuan,
cakalang fufu, nasi kuning, milu siram, sup brenebon, pisang goroho
goreng sambal roa, lalampa, panada dll, tapi juga bisa ikut terlibat
dalam proses pengolahannya. Nah asyik kan!?
Kedepannya, atraksi
yang melibatkan wisatawan secara langsung wajib diperbanyak jenis maupun
variasinya, kalau sekarang sudah ada aktifitas memasak, kedepannya
sangat memungkinkan mengajak wisatawan dalam workshop menari tari-tarian
khas seperti, tari masamper, empat wayer, pato-pato dll.
Bisa
juga bermain atau mungkin membuat alat musik kolintang yang memang
berasal dari Minahasa Utara, dari bahan kayu pohon lokal, seperti Kayu
Pohon Wenuang, Waru, Cempaka dan Kayu Telur yang kesemuanya mempunyai
tekstur kuat tapi ringan. Tertarik?
Lalampa | @genpisulut |
Bak
bidadari kecil yang baru tumbuh, "Surga" Likupang akan terus tumbuh dan
berkembang menjadi layaknya bidadari kayangan yang penuh pesona. Semoga
jejak inspiratif Dokter Marie Thomas dan Alfred Russel Wallace bisa
terwujud, guna menambah keragaman destinasi wisata di DSP Likupang,
sekaligus menebar inspirasi dan motivasi kehidupan kepada siapa saja
yang berkunjung ke Likupang.
Marijo Ka Likupang!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Konten
ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Jejak Inspiratif
Dokter Marie Thomas di Antara Pesona Likupang yang Membuatmu Enggan
Pulang", Klik untuk baca:
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 23 Pebruari 2022 jam 22:42 (klik disini untuk membaca) dan terpilih menjadi "salah satu pemenang dari total sepuluh pemenang" dalam lomba blog "Tulis Cerita dan Harapanmu untuk Wisata Alam Likupang-Sulawesi Utara dan Raih Kesempatan Berlibur ke Sana!" hasil kerjasama antara Kompasiana dengan Kementerian Pariwisata dan Eekonomi Kreatif dengan hadiah jalan-jalan ke DSP Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara selama 4 hari 3 malam.
Pengumuman pemenang bisa di klik disini
Dok.Kompasiana |
Daftar Pemenang | Dok. Kompasiana |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar