Tower Jam Makah | @kaekaha |
Bulan suci Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Di bulan ke-9 dalam kalender Hijriah ini, selain mewajibkan orang-orang yang beriman (Umat Islam ) untuk melakukan ibadah puasa wajib selama sebulan penuh, Allah SWT juga menyematkan beragam keutamaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya.
Tidak hanya itu, dalam berbagai nash baik dalam Aquran maupun Al Hadits, Allah SWT juga menjanjikan beragam keberkahan bagi hamba-hambaNya yang bersungguh-sungguh dengan imannya menjalankan serangkaian ibadah yang telah disyariatkan-Nya di bulan Ramadan.
Seperti beberapa diantaranya,
Dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Menukil dari Shahih al-Bukhari (II/228) Kitaabush Shaum bab Man Shaama Ramadhaana liman wa Ihtisaaban wa Niyyatan dan Shahih Muslim (I/524) Kitaabush Shalaah al-Musaafiriin bab at-Targhiib fii Qiyaami Ramadhaan tersebut,
Melalui Rasulullah SAW, Allah SWT secara lugas menjelaskan bahwa kesungguhan beribadah puasa di bulan Ramadan merupakan asbab terampuninya dosa-dosa dan terhapusnya berbagai kesalahan hamba-hambanya. Bukankah in sebuah keberkahan yang sangat luar biasa kawan?
Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”
Menukil dari Shahih Muslim (II/807) Kitaabush Shiyaam bab Fadhlush Shiyaam tersebut, Allah SWT menjanjikan akan melipatgandakan semau amal ibadah yang dilakukan hamba-hambanya di bulan Ramadan.
Masih banyak keberkahan, keutamaan dan berbagai keistimewaan bulan Ramadan selain dua perkara diatas. Untuk detailnya silakan baca dan perdalam di sini.
Setelah semakin meyakini betapa luar biasanya keberkahan, keutamaan dan berbagai keistimewaan bulan Ramadan, kira-kira apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghidupkan syiar ramadan kita, agar upaya kita menuju keberkahan-Nya di bulan Ramadan secara maksimal bisa berjalan lebih efektif, efisien dan Insha Allah tepat sasaran!?
Mudah-mudahan, kronik 24 jam menuju keberkahan Ramadan yang berisi kisi-kisi panduan menjalankan berbagai ibadah wajib dan sunnah selama 24 jam di bulan Ramadan yang didasarkan pada sunnah rasulullah berikut ini, bisa membantu dan memandu kita semua untuk mendapat semaksimal mungkin ridha dan keberkahan dari-Nya. Amin.
Dalam kalender hijriah, pergantian hari tidaklah tengah malam seperti layaknya kalender masehi, tapi sore hari seiring terbenamnya matahari, karenanya kronik 24 jam menuju keberkahan ramadan, juga kita mulai dari awal hari yang ditandai dengan kumandang azan maghrib.
Berikut Kronika-nya:
01. Di awal puasa, kumandang azan Magrib merupakan tanda telah memasuki tanggal 1 Ramadan.
Berlaku untuk semua waktu shalat wajib, saat azan berkumandang disunnahkan menjawabnya secara tertib dan dilanjutkan dengan berdoa sesuai ketentuan sunnah Rasulullah, agar keberkahan yang didapat bisa semaksimal mungkin. Selanjutnya menyibukkan diri dengan membaca Al Quran dan berdoa sesuai hajat masing-masing.
Bila kumandang maghrib di hari ibadah puasa, maka disunnahkan untuk menyegerakan membatalkan puasa terlebih dahulu dan lebih afdal dengan memenuhi adab-adab berbuka dan adab-adab makan saat berbuka, diantaranya :
a. Membaca basmallah dan dilanjutkan dengan berdoa buka puasa sesuai sunnah "Dzahabazh Zhama-u Wabtallatil ‘Uruuqu Wa Tsabatal Ajru Insha Allah" yang artinya, "Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah".
b. Berbuka dengan kurma ruthab, tamer (kalau ada) atau seteguk air.
c. Banyak -banyak berdoa.
d. Berdoa setelah makan, minimal membaca "Alhamdulillah"
e. Jika memungkinkan, labih afdal dengan membukakan orang lain yang berpuasa.
f. Jika makanan berbuka diberi orang, lebih afdal juga mendoakan orang yang beri makan berbuka
02. Menunaikan shalat Maghrib berjamaah di masjid bagi laki-laki dan bagi perempuan cukup di rumah saja (ini juga berlaku untuk semua waktu shalat wajib), dilanjutkan dengan shalat ba’diyah Maghrib.
03. Membaca dzikir petang.
Karena ada beberapa pendapat terkait waktu membaca dzikir petang yang dimulai waktu Zawal atau mulai tergelincirnya matahari (kira-kira waktu Ashar), maka membacanya setelah waktu maghrib sifatnya adalah pilihan, karena bisa juga dibaca setelah waktu Ashar.
04. Melanjutkan makan/berbuka puasa.
05. Mempersiapkan shalat Isya-Tarawih.
Khusus bagi pria dan ini berlaku untuk semua waktu shalat wajib, lebih afdhal memakai wewangian di setiap menunaikan ibadah shalat. Usahakan bisa hadir lebih dulu di masjid sebelum kumandang azan, agar bisa konsisten melaksanakan shalat Tahiyatul masjid, tertib menjawab seruan azan muadzin, shalat rawatib jika ada ketentuan sunnahnya, membaca Al quran dan berdoa diantara waktu azan dan iqamaah yang sangat mustajab.
06. Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Isya berjamaah di masjid, shalat ba’diyah Isya, dilanjutkan dengan melaksanakan shalat tarawih berjamaah dan witir dengan sempurna di masjid. Setelah itu diakhiri dengan membaca doa setelah shalat Witir.
Dari hadis riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda "Apabila seseorang shalat Tarawih bersama imam hingga imam selesai (sampai witir), maka dianggap (dicatat) melakukan shalat semalam suntuk".
Maksudnya, jika melaksanakan shalat tarawih dan witir secara sempurna dalam satu rangkaian waktu (tidak pergi sebelum imam selesai), maka akan dicatat layaknya shalat semalam penuh.
07. Melaksanakan tadarus Al-Qur’an.
08. Lebih baik tidur lebih awal, agar fisik lebih bugar untuk bangun di sepertiga malam terakhir.
09. Bangun tidur segera berwudhu, agar terlepas dari ikatan setan. Membiasakan diri mandi sebelum shalat tahajud atau sesaat setelah bangun tidur di sepertiga malam terakhir sangat bagus untuk kesehatan.
10. Melaksanakan shalat tahajud semampunya, minimal dua rakaat. Lalu menutupnya dengan shalat witir, jika sebelumnya tidak melakukan shalat witir bersama imam setelah shalat tarawih.
11. Setelah shalat tahajud, berdoa sesuai dengan hajat masing-masing.
12. Bersantap sahur adalah sunnah dan di dalamnya terdapat keberkahan. Waktu afdal-nya adalah di akhir waktu (Waktu Sahar) atau lebih kita kenal sebagai waktu Imsyak, sampai terbit fajar yang ditandai dengan kumandang azan Subuh yang sejatinya juga waktu mustajab untuk berdoa.
13. Bersiap shalat Subuh. Diwaktu ini, selain banyak-banyak berdoa, jangan lupa juga memperbanyak istighfar dan usahakan untuk membaca Al-Qur’an. Jika dalam keadaan junub, afdal-nya segera mandi wajib, walaupun tetap boleh masuk waktu Shubuh dan berpuasa dalam keadaan junub (termasuk belum mandi suci dari haid).
14. Khusus ketika mendengar azan Shubuh, selain disunnahkan untuk menjawabnya secara tertib dan dilanjutkan membaca doa setelah azan, maka setelahnya disunnahkan (sesuai hadits Sa’ad bin Abi Waqqash) untuk membaca "Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wahdahu Laa Syarika Lah Wa Anna Muhammadan ‘Abduhu Wa Rasuluh, Radhitu Billahi Robbaa Wa Bi Muhammadin Rosulaa Wa Bil Islami Diinaa" dan dilanjutkan dengan memanjatkan doa sesuai hajat masing-masing
15. Kumandang azan menjadi tanda dimulainya ibadah puasa, jadi dari titik ini wajib menahan diri dari semua perkara yang bisa membatalkan puasa sampai tenggelamnya matahari atau azan Maghrib, termasuk meninggalkan ghibah, berdusta, namimah (adu domba) dan perkara-perkara tidak bermanfaat lainnya.
Lebih afdal, memperbanyak sedekah, membaca Al-Quran (terlebih berniat sungguh-sungguh dan berusaha mengkhatamkannya di bulan Ramadhan), tetap beraktifitas seperti biasa dan tidak bermalas-malasan.
16. Melaksanakan shalat Sunnah Fajar atau Qabliyah Subuh sebanyak dua raka’at yang dijanjikan Allah SWT pahala lebih baik dari dunia dan seisinya, dilanjut dengan menyibukkan diri dengan berdoa dan membaca Al-Qur’an.
17. Melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
18. Setelah shalat Subuh, berdiam sejenak di masjid menunggu waktu syuruq guna melaksanakan shalat isyraq, dua rakaat yang dijanjikan Allah SWT dengan ganjaran pahala haji dan umrah yang sempurna. Disela-sela waktunya, bisa membaca bacaan dzikir pagi dan dilanjut dengan berzikir dan membaca Alquran.
19. Melaksanakan shalat Dhuha, minimal dua raka’at.
20. Kalau memungkinkan, sempatkan tidur Qoilulah, yaitu tidur sebentar sesaat menjelang waktu Zuhur yang manfaatnya laksana makan sahur bagi orang yang berniat berpuasa.
21. Melaksanakan shalat rawatib Zuhur (Qabliyah dan ba'diyah) dan shalat Zuhur berjamaah.
22. Jeda antara waktu Zuhur sampai waktu Ashar, bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, termasuk juga mempersiapkan berbuka puasa. Bila ada waktu lebih bisa dimanfaatkan untuk membaca Al quran atau aktifitas lain yang bermanfaat.
23. Bersiap shalat Ashar. Melaksanakan shalat Qabliyah Ashar dengan dua atau empat rakaat setelah azan berkumandang dilanjut dengan shalat Ashar berjamaah di masjid.
24. Mempersiapkan keperluan berbuka puasa di rumah dan atau di masjid , mengikuti majelis keilmuan, mengisi waktu jeda dengan berolahraga ringan sambil terus berzikir mengingat Allah SWT dan berdoa saat menunggu berbuka.
Semoga Bermanfaat!
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan KOMBATAN |
Artikel ini merupakan 1 dari total 12 artikel khusus Ramadan 2022 yang terpilih menjadi pemenang utama event Samber THR 2022 di Kompasiana dengan hadiah uang tunai sebesar 3 juta rupiah dan artikel ini tayang di Kompasiana pada 06 April 2022 jam 17:17 WIB (klik disini untuk membaca)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar