Mie Ayam Mas Jono | @kaekaha |
Hari pertama puasa Ramadan di Kota Banjarmasin diwarnai dengan turunnya hujan hampir sepanjang hari, bahkan sesaat sebelum kumandang azan Maghrib yang tinggal beberapa menit lagi, gerimis agak tebal masih mengguyur bumi.
Wajar jika seharian ini, suhu udara kota berjuluk 1000 Sungai ini lebih dingin dari biasanya, hingga jalanan yang biasanya ramai juga terlihat lebih lengang dari biasanya.
Saat itulah dari ruas arah luar kota jalan A. Yani terlihat penjual mie ayam dengan gerobak becaknya yang berwarna biru tetap menerobos gerimis pelan-pelan seperti merayap di jalanan yang menghubungkan seluruh ibu kota provinsi di Pulau Kalimantan itu.
Baca Juga Yuk! Keluarga Gado-gado dan "Kompromi Uniknya" dalam Menu Sahur dan Berbuka
Terlihat basah kuyup, pengayuh pedal gerobak mie ayam itu mengarahkan gerobaknya masuk ke halaman Masjid Munawaroh, masjid terbesar di seputaran kilometer 7, tidak jauh dari komplek pasar tradisional paling terkenal di Kalimantan Selatan, Pasar Ahad, Kertakhanyar.
Setelah memarkir gerobak mie ayamnya di pojok tempat parkir yang tidak jauh dari tempat wudhu, Mas Jono, sesuai dengan tulisan di gerobaknya "Mie Ayam Mas Jono", mengeluarkan sarung dan baju Koko dari tas hitam yang disimpannya dalam lambung bawah gerobak.
Seperti banyak musafir yang lewat di jalan A. Yani lainnya, Mas Jono sepertinya mau mengikuti buka puasa bersama, agenda rutin bulan puasa di masjid tua yang memang populer di kalangan musafir yang kebetulan lewat di ruas jalan depan masjid, sekalian menjalankan ibadah salat Maghrib berjamaah setelahnya.
Mie Ayam Mas Jono | @kaekaha |
Sudah menjadi rahasia umum se-Banjaran, kalau masjid yang buka 24 jam ini punya tradisi buka puasa bersama sebagai syiar Ramadan yang sudah tergolong legendaris. Salah satunya karena menu buka puasanya yang selalu menghadirkan kuliner Banjar bahari alias kuliner tradisional Banjar jaman dulu.
Seperti menu hari ini yang kabarnya menghadirkan menu katupat batumis ditemani dengan seiris wadai hamparan tatak, sebiji kurma medjool dan segelas teh panas. Sedaaap!
Selesai buka puasa dan menjalani semua rangkaian ibadah salat Maghrib, Mas Jono langsung menuju gerobak mie ayamnya di parkiran. Betapa terkejutnya Mas Jono, begitu mengetahui gerobaknya acak-acakan dan yang bikin shock, setelah di periksa ternyata tabung gas melon miliknya di bagian bawah gerobak yang terkunci dan juga modal uang recehan untuk kembalian lenyap dari tempatnya.
Baca Juga Yuk! Semua Menang, Semua Senang di "War Takjil" Pasar Wadai, Banjarmasin
"Astaghfirullah, pripun kula sadeyan manawi gas kula dipundut tiyang, Ya Allah?" (Astaghfirullah, bagaimana saya jualan, kalau gas saya dicuri orang, Ya Allah!) Sambil menundukkan wajah, sekaligus menengadahkan tangan keatas, dengan suara berbisik, sepertinya Mas Jono sedang mengadu kepada Tuhannya, Rabb yang Maha Melihat dan Mengetahui.
Saat itulah, kaum masjid atau marbot masjid yang hendak mengambil wudhu kembali melihatnya dengan sedikit penasaran, apalagi setelah melihat sebagian kelengkapan gerobak mie ayam Mas Jono yang berantakan.
Hingga berikutnya tersiarlah kabar ke semua jamaah masjid, termasuk WA grup, telah terjadi pencurian tabung gas dan uang kembalian milik pedagang mie ayam di halaman parkir, berikut foto Mas Jono di samping gerobak yang berantakan.
Gerobak Mie Ayam | @kaekaha |
Di tengah rasa cemas terhadap nasib dagangannya, Mas Jono tetap berusaha untuk tenang dan tetap tegar. Dalam diam, hatinya tidak henti-hentinya berdoa minta jalan keluar kepada Sang Khalik, diantara darasan istighfar yang terus mengalir dari bibirnya.
Tiba-tiba Mas Jono malah kembali menuju ruangan dalam masjid menemui kaum masjid dan menghitung jumlah jamaah tersisa yang sepertinya sengaja bertahan untuk itikaf sampai datangnya salat Isya dan sesaat kemudian pihak masjid mengumumkan bahwa sebelum salat Isya akan ada hidangan mie ayam gratis, jadi jamaah diminta untuk tetap bertahan.
Baca Juga Yuk! Menu Baru dan Keluarga Baru, "Insight" Buka Puasa Seru di Pedalaman Kalimantan
Ternyata, dibantu oleh tim marbot dan dapur masjid dengan gas melonnya, entah darimana idenya, tiba-tiba Mas Jono malah kepikiran untuk menyedekahkan mie ayamnya yang ada kepada jamaah masjid yang masih bertahan untuk itikaf. Bisa dimakan ditempat atau dibungkuspun juga bisa!
Alhamdulillah, sekitar seratusan porsi mie ayam akhirnya ludes juga!
Setelah selesai salat Isya yang dilanjut dengan salat tarawih dan witir, Mas Jono sudah hendak mengayuh pedal gerobak becaknya untuk pulang, ketika dua bapak-bapak, tiba-tiba mendatangi dan bermaksud untuk memesan mie ayamnya untuk acara buka puasa di kantornya masing-masing keesokan harinya, masing-masing sebanyak 250 dan 300 bungkus, dibayar tunai saat itu juga.
Selain itu ada juga beberapa orang bapak-bapak dan ibu-ibu yang meminta nomor hape Mas Jono, siapa tahu besok-besok pesen mie ayam juga dan yang paling bikin Mas Jono bingung adalah ketika ada bapak-bapak setengah baya yang mengaku ingin membeli resep mie ayamnya berapapun harganya!
"Beli resep? Serius pak? Resepnya biasa saja Pak! Bapak saya ajari sampai bisa juga nggak papa pak, lha wong saya juga diajari teman saya gratis, jadi nggak usah beli!" Kata Mas Jono polos.
Siap Dibungkus | @kaekaha |
"Serius, mie ayam Mas Jono ini enaknya otentik lo, bertahun-tahun sudah saya mencari citarasa mie ayam seperti ini kemana-mana untuk restoran saya di Jakarta, tapi nggak ketemu juga!"
Eh iseng-iseng tadi salat Maghrib di sini kok malah dapat gratisan mie ayam terenak yang pernah saya makan!" Urai si bapak setengah baya.
"Sudah, sebut saja Mas Jono mau berapa!? Atau mau mobil? Atau mungkin mau haji dan umrah sama keluarga?"
"Saya bayar sekarang juga, cash!" Kata si bapak dengan air muka yang meneduhkan tapi jelas terlihat keseriusannya.
Seperti orang kaget, Mas Jono yang nggak menyangka bakal secepatnya ini dibalas Allah SWT, tiba-tiba menitikkan air mata sambil mengucap rasa syukur kepadaNya.
Baca Juga Yuk! Menyambangi Acil Wati di "Pencerekenan" Ladang Rezeki Sekaligus Amalnya
"Bapak beneran!?" Tanya Mas Jono berusaha meyakinkan diri.
"Lo ya beneran mas! Ayo sebut saja minta berapa? Atau minta apa?" Jawab si bapak balik.
"Bolehlah pak saya salat istikharah dulu sama minta pendapat isteri dulu?" Tanya Mas Jono kepada si bapak.
Oh silakan mas, silakan! Tapi kalau bisa hari ini juga ya keputusannya. Karena nanti malam saya balik ke Jakarta pakai pesawat terakhir.
Setelah beberapa saat minta waktu,"kata isteri saya, bolehlah pak saya minta umrah saja sama isteri dan juga sama teman saya yang mengajari saya bikin mie ayam ini?" Tanya Mas Jono berharap!
"Alhamdulillah", Ucap si bapak sambil mengacungkan dua jempolnya kearah Mas Jono. (BDJ22325)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Cerpen ini juga tayang di Kompasiana pada 22 Maret 2025 jam 22:44 (silakan klik disini untuk membaca)
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar