Minggu, 05 Maret 2023

"Kembalikan ke Tempat Semula" Mantra Sakti Merapikan Barang Apa Saja dan di Mana Saja!

Ilustrasi menerapkan prinsip "Kembalikan ke tempat semula" niscaya merapikan rumah akan lebih efisien dan mudah. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

"Kembalikan ke Tempat Semula" atau ada juga versi serupa tapi tak samanya "Kembalikan Seperti Semula" dan beberapa variasi frasa lainnya, tentu sudah sangat familiar bagi individu maupun organisasi/perusahaan yang telah akrab dengan housekeeping management.

Frasa diatas, seringkali dimanfaatkan untuk "mengingatkan" sekaligus melatih tanggung jawab pengakses "ruang publik" dalam internal organisasi/perusahaan agar ikut peduli dan bertanggungjawab atas kenyamanan dan kemungkinan keamanan "ruang publik" dimaksud.

Salah satu contoh pemanfaatan dan juga penerapan frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula"  dalam internal organisasi/perusahaan, antara lain pada ruang baca, mushala atau masjid, area workshop dan atau bengkel.

Baca Juga :  Mubaadalah, Konsep "Bapak Rumah Tangga" ala Rasulullah SAW

Jika mengurai makna frasanya, pada "Kembalikan ke Tempat Semula" jelas menitik beratkan pada "tempat", yaitu tempat asalnya barang atau benda yang sengaja diambil untuk dimanfaatkan. Sedangkan pada "Kembalikan Seperti Semula" menitik beratkan pada bentuk dan atau kelengkapan asal dari benda yang sengaja kita manfaatkan fungsinya.

Merapikan Buku |aliexpress.com

Pada ruang baca, aplikasi frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" mengarah pada buku-buku atau obyek dalam ruang baca lainnya, mungkin perangkat audio, video atau lainnya yang telah diambil dari rak buku untuk tempat asalnya untuk berbagai keperluan. Bisa untuk  dilihat, dibaca, dicatat isinya atau untuk keperluan lainnya.

Tujuannya jelas, agar buku atau obyek produk ruang baca lainnya segera dikembalikan ke tempat asalnya setelah dimanfaatkan, hingga segera tertata rapi kembali ditempatnya, tidak  menumpuk dan berserakan di meja baca, meja tulis atau tempat-tempat tidak semestinya yang tidak menutup kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan.

Baca Juga :  Estetika "Seni Menjemur Baju" dan Manfaatnya yang Tak Terduga

Dengan begitu, selain menjaga estetika ruangan agar tetap rapi dan enak dilihat, sehingga bermanfaat juga untuk menjaga mood pengakses lainnya, juga sekaligus meminimalisir kemungkinan kerusakan dan yang pasti juga akan mempermudah akses orang lain yang juga memerlukannya.

Sedangkan untuk frasa "Kembalikan Seperti Semula" bisa jadi aplikasinya pada perlengkapan pendukung, seperti lampu, gorden penutup agar tidak silau, perangkat audio-vodeo, bahkan bisa jadi fasilitas pendingin ruangan atau AC, exhaust fan dan juga gelas untuk minum dan juga pemanfaatan kran di toilet/kamar mandi.

Tumpukan Sarung | @kaekaha

Di mushalla atau masjid, biasanya frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" mengarah pada-pada obyek yang bisa dimanfaatkan secara publik seperti Alquran, mukena, sarung, tasbih atau bahkan sajadah. 

Dengan mengembalikan seperti semula "lipatan" sarung, mukena dan juga sajadah setelah kita pakai, tentu akan membantu menjaga kerapian dan juga estetika ruangan dalam mushalla atau masjid, sehingga tetap nyaman di pakai siapa saja untuk beribadah. 

Syukur-syukur, "disempurnakan" dengan tindakan selanjutnya! Mengembalikan semua perangkat ibadah yang telah dilipat seperti bentuk semula ke tempat asal atau ke tempat semula, setelah kita selesai memakainya. 

Sarung dikembalikan ke rak/lemari tempatnya sarung, begitu juga dengan mukena, sajadah atau mungkin tasbih dan juga Alquran yang selesai kita baca.

Alat Bengkel yang Rapi | bukuwarung.com

Di antara tempat atau area yang terbiasa memasang himbauan dalam bentuk frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula", area workshop dan atau bengkel sepertinya menjadi area yang paling signifikan merasakan manfaatnya, dibanding area lainnya.

Umumnya, ruang kerja area workshop dan atau bengkel selain menyediakan peralatan bengkel berukuran besar yang tidak bisa digeser apalagi dipindah-pindah, juga menyediakan kelengkapan alat kerja (tools) dengan ukuran yang jauh lebih kecil dengan bentuk dan fungsi yang pastinya juga beragam.

Baca Juga :  Esai Foto | Para Penjemput Rizki di Pasar (Tradisional) Ahad, Banjarmasin

Dengan jumlah personil yang tentunya juga lebih dari satu dengan gaya dan kepribadian yang berbeda-beda pula, tentu pemanfaatan  frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula", di area workshop dan atau bengkel akan sangat membantu menyeragamkan persepsi, dalam rangka pemeliharaan dan perawatan beragam tools dan inventaris lainnya.

Mengembalikan ke Tempat Semula | tekiro.com

Dengan begitu, keberadaan serta kelengkapan beragam tools milik workshop dan atau bengkel bisa lebih mudah dimonitor dan dikontrol. Cepat ditemukan ketika akan diperlukan, segera terdeteksi jika tidak ada dalam formasi tempat standarnya, hingga perawatan lebih mudah dan intensif, plus pastinya akan menghemat banyak pos pengeluaran akibat lost-nya beragam tools.

Belajar dari penerapan himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" di perusahaan atau organisasi yang telah lebih dulu familiar dengan housekeeping management, sejatinya kita juga bisa mengaplikasikannya dimana saja! Termasuk di lingkungan sosial, apalagi dalam lingkungan rumah tangga.

Untuk pemanfaatan dalam rumah tangga, frasa di atas juga tidak kalah bermanfaatnya lho! Satu hal terpenting untuk menciptakan habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dalam rumah tangga adalah konsistensi yang konsisten.

Merapikan Peraltan Dapur | rumah.com

Tanpa konsistensi yang konsisten, "penegakan" himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dimana saja, apalagi dalam keluarga tidak akan pernah bisa terwujud.

Godaan untuk memberi toleransi kepada anggota keluarga yang tidak konsisten pada himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" jelas menjadi ancaman utama yang harus dieliminir sebijaksana mungkin.

Untuk output maksimal, semua anggota keluarga wajib terlibat dan dilibatkan dalam membentuk habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula ini, termasuk anak-anak! 

Karena jika sejak dini telah dilibatkan, maka aktifitas pengulangan-demi pengulangan dalam rangka mematuhi himbauan dari kedua frasa diatas, dengan sendirinya akan terekam dalam alam bawah sadar anak hingga lengket lebih kuat, sehingga dengan sendirinya akan membentuk habitusnya.


Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!


Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 28 Juni 2021  jam  14:02 WIB (klik disini untuk membaca) dan terpilih sebagai Artikel Utama.

 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar