Katupat atau Ketupat Berukuran Besar yang Biasa Dipakai untuk Meracik Sajian Katupat Kandangan | @kaekaha!
Bagi masyarakat Suku Banjar yang biasa disebut sebagai Urang Banjar, katupat atau ketupat bukanlah bagian kuliner musiman yang hadir secara periodik saja, semisal tahunan seiring hadirnya lebaran seperti di daerah-daerah lain di nusantara, karena secara tradisi Urang Banjar mempunyai beberapa jenis kuliner tradisional sekaligus santapan sehari-hari yang menjadikan katupat sebagai "pemain utama" sajian. Ada yang tahu apa saja?
Kita mempunyai Soto Banjar yang menjadikan irisan katupat tipis-tipis sebagai elemen utama karbo pengganti nasi. Selajutnya ada katupat Kandangan, katupat batumis dan juga katupat sayur yang semuanya juga menggunakan katupat sebagai pengganti nasi. Tidak heran jika kemudian katupat juga menjadi komoditas ekonomi yang tidak ada matinya, apalagi di seputar Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Semua terjadi karena secara faktual, tidak semua orang bisa dan mau mengolah katupat dengan baik dan benar, sehingga peluang besar ekonomi ini dibaca dengan baik oleh masyarakat di kampung Sei Baru, kependekan dari Sungai Baru yang sekampungan memang jadi perajin hurung katupat atau cangkang ketupat berikut katupat masak dan juga lontong bungkus daun pisang yang siap jual.
Pintu Masuk Utama Kampung Katupat Sei Baru, Banjarmasin Tengah | @kaekaha! |
Kampung Katupat atau Kampung Ketupat di Sei Baru, Kecamatan Banjarmasin Tengah ini lokasinya sangat strategis di jantung Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! tepat di tepian Sungai Martapura dan keduanya hanya dipisahkan oleh destinasi jalur siring yang juga dimanfaatkan sebagai jalur pedestrian yang begitu cantik dan eksotis tentunya.
Pintu masuk utamanya dari Jalan Ahmad Yani, tepat di bibir Jembatan Dewi, jembatan legendaris yang seluk beluknya pernah saya spil dalam artikel Jembatan Dewi, "Ophaal Brug" Pertama Peninggalan Belanda di Banjarmasin, salah satu artikel yang dipilih Remco Vermeulen, mahasiswa Doktoral Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda yang bekerja sama dengan Kompasiana untuk obyek penelitian desertasinya terkait bangunan peninggalan kolonial Belanda di Indonesia.
Di sepanjang jalan Kampung Sei Baru yang berujung di Jalan Kolonel Sugiono yang berjarak sekitar 500-an meter dari pintu masuk, hampir semua warganya memang beraktifitas tidak jauh-jauh dari urusan ketupat. Ada yang memilah-milah daun nipah dan juga daun kelapa segar bahan baku utama hurung ketupat, ada juga yang membuat sapu lidi dari limbah daun nipah dan kelapa.
Ibu-ibu Sedang Membuat Hurung Ketupat Sambil Menjaga Dagangan Hurung Ketupatnya di Sebuah Kedai Kapung Ketupat Sei Baru | @kaekaha! |
Selain itu, tentu saja penjual hurung ketupat dan juga ketupat masak yang biasanya digantung di bagian depan kedai atau rumah masing-masing penjualnya yang biasanya juga sekaligus berjualan lontong yang dibungkus dengan daun pisang.
Tidak hanya itu, di sepanjang jalan Kampung Sei Baru juga banyak terdapat kedai kuliner yang menjual kuliner khas Banjar berbahan utama ketupat dan lontong terutama Soto Banjar, saudara kembar siam Nasi Sop khas banjar.
Sayangnya di sepanjang sore saat menjelajahi Kampung Katupat ini, kami sama sekali tidak melihat kakanakan (anak-anak sampai pemuda tanggung;bahasa Banjar) yang terlibat, setidaknya dalam pembuatan hurung ketupat sebagai wujud regenerasi berkelanjutan, karena kami hanya melihat pakayian dan paninian alias kekek dan nenek setengah baya saja yang terlihat lebih banyak beraktifitas.
Bahan daun nipah dan daun kelapa segar untuk bahan hurung katupat ini, biasanya didatangkan para perajin hurung ketupat dari beberapa daerah di pahuluan atau daerah Hulu Sungai di bagian utara Propinsi Kalimantan Selatan yang biasa dikenal juga sebagai banua anam alias 6 (enam) wilayah kabupaten di utara Kalimantan Selatan. Ada yang tahu nama-naa daerahnya?
Salah Satu Kedai Penjual Hurung Katupat atau Cangkang Ketupat dan Juga Ketupat Masak Langganan Kami di Sei Baru | @kaekaha! |
Oiya, meskipun tradisi menikmati kuliner berbahan utama katupat sudah menjadi rutinitas sehari-hari Urang Banjar, tapi tetap saja di setiap menjelang lebaran, kampung ketupat selalu diserbu orang-orang untuk memborong hurung ketupat atau juga ketupat masaknya untuk sajian lebaran.
Itu juga yang saya lakukan bersama keluarga ketika menjelang lebaran, lebih memilih membeli ketupat masak di Kampung Katupat tempat langganan kami untuk melengkapi sajian lebaran spesial bagi sanak saudara, sahabat, teman dan kolega yang datang bailang (berkunjung;bahasa Banjar) ke rumah.
Daripada memasak sendiri, membeli ketupat masak di Kampung ketupat ini jatuhnya jauh lebih murah, efektif dan efisien, sudah begitu tekstur dan rasa di jamin pasti yang terbaik!
Seorang Pembeli Sedang Memilih Ketupat dan Lontong | @kaekaha! |
Wajar, karena seisi kampung ketupat ini memang sudah expert di dunia perketupatan! Mereka sudah sejak lama, secara turun temurun dan sistematis telah menjaga warisan nenek moyang dengan menurunkan keahlian mengolah ketupat dan lontong terbaik secara konsisten dan berkesinambungan.
Setiap berlebaran, kami selalu berusaha untuk berganti menu di setiap edisinya, bukan untuk gaya-gayaan apalagi mewah-mewahan sih, tapi lebih sebagai upaya kami untuk ikut menjaga kelestarian kuliner tradisional Banjar dengan challenge tetap menjaga resep keluarga dengan cara tetap memasaknya secara temporer. Apalagi kulineran tradisional Banjar rerata bahannya umum-umum saja kok!
Karena tahun ini kami membuat olahan Soto Banjar untuk menu berlebaran, maka kami membeli ketupat yang hurung-nya dari daun nipah dengan ukuran ketupat yang jauh lebih besar dua sampai tiga kali lipat dari ketupat dengan hurung dari daun kelapa segar yang biasanya untuk kuliner ketupat Kandangan, katupat batumis dan lain-lainnya.
Hurung Ketupat dari Daun Nipah untuk Soto Banjar | @kaekaha! |
Untuk membuat ketupat yang benar-benar tanak dan bagus, diperlukan bahan-bahan terbaik, termasuk jenis beras Banjar terbaik dan juga hurung ketupat-nya, selain proses perebusan yang memerlukan effort lumayan lebih karena harus menggunakam api stabil dari pembakaran kayu bakar di tungku tradisional selama lebih dari 4 (empat) jam.
Setelah ketupat masak, biasanya segera diangkat dari periuk atau dandang dan diangin-anginkan dengan cara digantung di "etalase" alias area pajang di depan kedai tau teras rumah masing-masing, salajur (sekalian;bahasa Banjar) ditiriskan dari air perebusan agar ketupat dan juga lontongnya lebih awet dan tahan lama secara alami.
Yuk mampir Banjarmasin, kita icip-icip Soto Banjar bikinan saya!
Hurung Katupat dari Daun Kelapa Segar Khusus untuk Kuliner Katupat Batumis, Katupat Kandangan dan Katupat Sayur | @kaekaha! |
Kalau si lemah sukanya nyampah
Maka si pintar rajinnya belajar
Hurung Katupat dari daun Nipah
Khusus untuk Soto Banjar (BDJ14425)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Cerpen ini juga tayang di Kompasiana pada 14 April 2025 jam 20:24 (silakan klik disini untuk membaca)
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN |