Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di
Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya",
Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....
Sekedar flashback,
Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara!
ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang
di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan ada
yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari
penamaan lokasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli
Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen
pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah
barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan
"kelas" bule.
Gang Dolly | merdeka.com |
Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi
sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah
kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota
Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang
"strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang
satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan,
walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam
daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro
dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari
perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup
oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi
kadang juga ngangeni.
Dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, semasa jayanya Gang Dolly mempunyai beberapa keunikan yang khas....
ngangeni....!? | merdeka.com |
pertama,
kalau siang hari kita melewati Jalan Putat Jaya yang dikenal dengan
Gang Dolly ini, kita seperti melewati jalan biasa layaknya jalan-jalan
lain di Kota Surabaya. Pada siang hari aktifitas warganya tampak normal
seperti biasa, tidak ada perbedaan yang mencolok. Ter-kamulase? Bisa
iya, bisa tidak karena lokalisasi "Gang Dolly" ini memang menyatu dan
berbaur dengan kehidupan masyarakat. Suasana berbeda akan terlihat
ketika sore atau malam menjelang!
kedua, wanita-wanita
"pekerja" yang "bekerja" di Gang Dolly biasanya ditempatkan atau
dipajang dalam sebuah "akuarium"! Sebutan untuk ruang berkaca terang
yang bisa dilihat oleh siapapun yang melewati gang ini. Walaupun tetap
ada sebagian yang berdiri dijalanan. Kalau malam relatif lebih mudah
untuk membedakan mana wanita "pekerja" dan mana yang bukan. Biasanya
ditandai dengan gaya dandanan dan pakaian yang dikenakan ( ada yang
mengatakan tergantung kelasnya!)
ketiga, Gang
Dolly bisa dikatakan lengkap! Karena semua hiburan malam untuk
laki-laki dewasa semua kelas tersedia (ada catatan sebuah LSM yang
mengatakan 30% "pekerja" wanita di sini masih dibawah umur....naaaah
lhooo!).
Tapi
semua cerita diatas sudah lewat! Fenomena kebesaran Gang Dolly sekarang
benar-benar telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan Kota Surabaya.
Walikota perempuan pertama Kota Surabaya Tri Rismaharini-lah yang
mengubah arah sejarah Gang Dolly. Tepat tanggal 18 Juni 2014, Gang Dolly
resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya dan dinyatakan terlarang untuk
kegiatan dan aktifitas seputar prostitusi. (Sebagai catatan: Sekian
puluh tahun Walikota Surabaya di jabat oleh laki-laki, tidak satupun
yang "berani" menyentuh Gang Dolly. Alih-alih "menyentuhnya" dulu Gang
Dolly justru sempat diwacanakan menjadi destinasi wisata
resmi oleh pemerintah Kota Surabaya....hadeeeeew! Kira-kira bentuk
plesirannya seperti apa ya....?). Memang tidak mudah untuk sekedar
"menutup" Gang Dolly, Karena memang banyak kepentingan yang ada
didalamnya! Tidak hanya masalah sosial dan ekonomi saja, Gang Dolly juga
sering dijadikan komoditas politik khususnya di level internal Kota
Surabaya. Maklum saja, karena di masa jayanya dalam semalam perputaran
uang di Gang Dolly mencapai 1,2 Milyar! Ck..ck...ck...ck.
Setelah
setahun lebih Gang Dolly ditutup secara resmi, Gang Dolly memang tidak
benar-benar mati, meskipun samar-samar aktivitas prostitusi konon masih
ada dengan cara yang lebih rapi dan tersamar. Indikasi ini mungkin
ada benarnya. Bila merujuk laporan dari beberapa aktifis LSM yang aktif
melakukan pendampingan bagi masyarakat kawasan Gang Dolly dan Jarak,
yang dilangsir oleh beberapa media online, sebagian besar para
"pekerja" yang mau untuk berpindah haluan adalah yang sudah berumur
sedangkan yang masih berusia muda, rata-rata justeru enggan untuk
berpindah haluan. Nah lho......
Menjawab kabar samar-samar ini,
Pemko Surabaya tidak tinggal diam, dengan menggandeng berbagai kalangan
seperti pemerhati sosial, LSM, Organisasi kepemudaan, Organisasi
Keagamaan, Organisasi profesinal, Komunitas seni dan budaya dan
praktisi-praktisi profesional dari berbagai bidang, terus
berusaha memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang bagi
eksistensi kehidupan masyarakat Ex-Gang Dolly. Ini yang menarik dan
mungkin bisa dijadikan referensi solusi oleh daerah lain yang berencana
melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Pemko Surabaya,
menutup lokalisasi!
Langkah riil Pemko Surabaya untuk merubah wajah Gang Dolly antara lain dengan membeli beberapa (sekitar 13) aset property yang
dulunya merupakan wisma untuk memajang sekaligus tempat eksekusi para
"pekerja" milik mami-mami Gang Dolly. Property yang sudah dibeli, lantas
di rombak untuk dijadikan sebagai wadah bagi pemberdayaan masyarakat
Gang Dolly. Wisma "New Barbara", yang dulu dikenal sebagai wisma paling
ramai di Gang Dolly sekarang sudah berganti wajah. Sejak dibeli Pemko
Surabaya setahun silam, bangunan 6 lantai yang dirubah total ini secara
perlahan telah beralih fungsi.
ekas Wisma New Barabara dalam renovasi | @kaekaha |
Lantai
1 yang dulunya sebagai akuarium atau ruang pajang para "pekerja",
sekarang menjadi tempat kursus komputer, sedang ruang diatasnya yang
sedang dalam tahap finishing diproyeksikan untuk tempat
pelatihan usaha produktif (UKM) bagi masyarakat. Sementara itu, bangunan
lainnya yang juga dalam tahap renovasi ada beberapa yang telah
dijadikan untuk tepat produksi dan ruang pajang bagi produk kerajinan
khas Gang Dolly seperti Batik Jarak Arum, yaitu kerajinan batik khas Gang Dolly yang motifnya khasnya berupa proses metamorphosis ulat sampai menjadi kupu-kupu yang cantik yang
dikombinasikan dengan elemen daun jarak, sesuai dengan nama daerahnya
jarak! Konon ide dan inspirasi terciptanya motif ini tidak lepas
dari perjalanan metamorphosis masyarakat Gang Dolly sendiri,
berubah dari yang negatif menjadi positif. Pemerintah Kota Surabaya juga
membangun beberapa fasilitas olahraga di Gang Dolly, seperti lapangan
futsal, bulutangkis, basket dan volley Ball.
Batik Jarak Arum | @kaekaha |
Gambaran dan detail proyeksi masa depan Gang Dolly secara lebih
jelas, diprakarsai oleh sekelompok anak muda Surabaya yang menemakan
dirinya dengan Gerakan Melukis Harapan (GMH), yaitu
sebuah organisasi independen yang fokus menggarap pemberdayaan
semua elemen dalam masyarakat Gang Dolly dari anak-anak sampai orang tua
melalui berbagai program pendampingan dan pelatihan keterampilan usaha
produktif. GMH bertekad akan merubah imej wajah Gang Dolly dari daerah wisata malam khusus dewasa (berkonotasi negatif) menjadi daerah wisata tematik untuk semua kalangan yang mempunyai ciri khas (berdenotasi positif), khususnya wisata edukasi/sosial/sejarah dan kuliner.
Untuk membangun "mimpi" itu GMH dengan
melibatkan masyarakat setempat, memulai kerja dengan mendirikan taman
inspirasi bagi anak-anak Gang Dolly. Disini ada banyak kegiatan bagi
anak-anak Gang Dolly mulai dari pelatihan keterampilan, taman bacaan,
TPA, konseling. olah raga dan lain-lain. Sedangkan untuk segmen dewasa, GMH dan beberapa kelompok pemuda Surabaya lainnya yang juga konsen dalam usaha memberdayakan masyarakat Gang Dolly seperti Elemen Pemuda Surabaya (EMAS) dll, lebih mengarahkan mereka pada pelatihan usaha produktif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar Surabaya plus yang perputaran uangnya relatif cepat seperti pelatihan produksi sablon, sandal, telur asin/telur bakar, batikjarak, Kerupuk Samiler dan sebagai guide
atau pemandu wisata. Semua produk diatas sekarang sudah banyak dikenal
oleh masyarakat bahkan beberapa diantaranya sudah mempunyai merek dagang
sendiiri, seperti kerupuk samiler dengan merek "Samijali".
Taman Inspirasi | Kabarkampus |
Terbaru, pada akhir bulan September yang lalu GMH dan semua elemen masyarakat Gang Dolly melakukan terobosan baru dengan meluncurkan INSPIRATRIP!
yaitu sebuah konsep wisata napak tilas sejar Gang Dolly yang telah
menjadi Kampung Positif dan Inspiratif. Wahana wisata kreatif yang baru
pertama di Indonesia ini diklaim memberdayakan banyak kalangan di Gang
Dolly. Mulai tukang becak, guide lokal, perajin berbagai produk lokal Gang Dolly juga pedagang makanan dan minuman.
Pada peluncuran tanggal 29 September, sekaligus trip pertama
tersebut ada sekitar 20 orang wisatawan yang diajak napak tilas dengan
naik becak berkeliling Gang Dolly. Dalam satu kali trip,
wisatawan yang rata-rata mahasiswa tersebut dibawa mengunjungi
bangunan-bangunan bekas wisma yang sekarang telah berubah fungsi menjadi
pabrik sandal, tempat kursus komputer, showroom produk UKM Gang Dolly dan tempat pelatihan warga. Dengan didampingi oleh guide
setempat yang tahu betul perjalanan sejarah Gang Dolly, para wisatawan
mendapatkan penjelasan secara detail mengenai sejarah masing-masing
bangunan bekas wisma tersebut. Selain itu wisatawan juga dibawa ke
tempat-tempat produkasi kerajinan khas Gang Dolly seperti Produksi
sablon, sandal, Batik Jarak Arum, Kerupuk Samiler merk Samijali dan
telur asin/telur bakar.
Konsep wisata INSPIRATRIP! ini memang terlihat sederhana saja dan masih sangat segmented. Tapi
diluar dugaan, menjadi buah bibir di masyarakat Surabaya dan
sekitarnya! Respon dan tanggapan masyarakat yang beragam terus bergulir
sehingga menjadi sarana promosi gratis yang efektif untuk membangun
wacana diskusi terbuka di masyarakat Surabaya. Sehingga kedepan
diharapkan bisa mengerucut dan mengkristal menjadi titik temu ideal
untuk mengembangkan konsep wisata INSPIRATRIP! GANG DOLLY sebagai wahana wisata sosial budaya berkonsep edukasi baru trademark Kota Surabaya. Kota Pahlawan! Bagaimana ada yang berminat mencoba?
Artikel ni juga bisa di baca di kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar