Selasa, 23 Januari 2024

Malem Mingguan Bareng Last Kiss-nya Pearl Jam, Yuk!

Pearl Jam di Awal 2000-an | therock.net.nz


Oh where oh where can my baby be 

The Lord took her away from me 

She's gone to heaven so I got to be good 

So I can see my baby when I leave this world ... 

Pearl Jam -- Last Kiss

Penikmat lagu-lagu rock dan balada di akhir era 90-an pasti pernah mendengarkan lagu yang ngehits kembali setelah "tidak sengaja" dipopulerkan kembali oleh Pearl Jam, salah satu dari punggawa the big four of Grunge alias band-band pengusung trend Seattle Sound atau kita lebih mengenalnya sebagai band-band alternatif terbaik di jamannya. Anda juga gengs!?

Nomor Last Kiss yang bercitarasa "riang" dan memang  enak di dengar ini, sebenarnya menceritakan kisah sedih nan tragis yang ditulis oleh Wayne Cochran berdasar sebuah kisah nyata untuk  dipopulerkan oleh J. Frank Wilson & The Cavaliers  pada 1964 silam.

Lagu ini merupakan salah satu lagu kenangan saya di akhir-akhir "tugas belajar" di Kota Tembakau di ujung timur Pulau Jawa. Entah kenapa, setiap kali selesai memainkannya dengan gitar bolong atau sekedar mendengarkannya saja, selalu muncul rasa bersemangat yang berlipat!


Jadi, kalau lagi kangen dengan masa-masa itu (seperti malam Minggu ini!) atau kangen dengan si kota tembakau berikut orang-orang cantik yang masih ada disana, saya masih sering memutar lagu yang konon ditemukan oleh Eddie Vedder, front man-nya Pearl Jam itu saat lagu  ini sedang diputar di toko barang antik di salah satu sudut Seattle, sesaat sebelum dia  manggung.

Selanjutnya, setiap malam Eddie selalu mendengarkan versi asli lagu ini sampai akhirnya dimainkan saat tour 1998.

Uniknya, lagu yang dinilai para penggemar berat Pearl Jam sama sekali tidak menunjukkan soul-nya pearl jam dan sudah pasti dalam sejarahnya konon menjadi sangat tidak disukai oleh fans Pearl Jam garis keras ini direkam secara live saat band sedang check sound di Constitution Hall, Washington DC.

Baca Juga Yuk! Mulakan Dengan Bismillah 

Kerennya, meskipun tidak disukai fans garis kerasnya sendiri dan tidak pernah masuk, apalagi rilis baik dalam bentuk single maupun album, nomor Last Kiss yang secara musikal memang sesuai dengan tren musik saat itu yang sedang dikuasai oleh genre pop rock justeru semakin menjadi mainstream, laris, hingga booming dan populer di tangga-tangga lagu radio.

Ini hebatnya Last Kiss-nya Pearl Jam, dibenci dan dirindukan di saat yang sama! Tidak heran jika sampai sekarang, Pearl Jam tidak akan pernah meninggalkan nomor ini dalam repertoar disetiap konser-konsernya.



Sama sekali tidak menyangka, jika daur ulang Last Kiss akhirnya justru menjadikan Pearl Jam meraih sukses besar, hingga berada di urutan 2 Billboard Hot 100, no. 4 di Top 40 Mainstream dan no.2 Billboard Modern Rock Track.

Gayung bersambut, tidak mau melewatkan momentum, akhirnya manajemen Pearl Jam memutuskan untuk merilis ulang  sekaligus menjual secara resmi lagu yang pernah tercatat menjadi the highest-charting Pearl Jam song in  the US tersebut pada 8 Juni 1999.

Sebelumnya, nomor ini sudah masuk dalam album Charity atau amal yang berjudul No Boundaries: A Benefit for the Kosovar Refugees (1999) dan luar biasanya, hasil dari royalti semuanya disumbangin ke  korban perang Kosovo.

Seperti belum puas juga, nomor Last Kiss ini akhirnya secara resmi menjadi bagian dari 30 lagu dalam album kompilasi Lost Dog yang rilis pada 11 Nopember 2003 silam. 

Last Kiss for you! 

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 




 

Eduwisata Mengenal Satwa di "Kebun Binatang Keliling" Pasar Ahad, Banjarmasin

Beragam Jenis Unggas di "Kebun Binatang Keliling" Pasar Ahad  | @kaekaha

Pasar Ahad di Km. 7 atau Urang Banjar lebih familiar menyebutnya sebagai Pasar Pal 7 ini, sesuai namanya akan selalu lebih ramai bila tiba hari pasar, yaitu di hari Ahad atau hari Minggu.

Bila hari pasar tiba, selain pedagang reguler yang setiap hari memang berjualan di los-los pasar tradisional tiga lantai sesuai peruntukannya yang ada tersebut, maka di semua lahan halaman sekeliling pasar akan di penuhi pedagang-pedagang "sepasaran" yang datang dari berbagai daerah di seputaran Banjarmasin, termasuk daerah pelosok pedalaman dengan beragam jenis dagangan yang umumnya tidak dijual di hari-hari biasa. Ini yang unik!

Beragam Jenis Unggas di "Kebun Binatang Keliling" Pasar Ahad  | @kaekaha

Biasanya, pedagang-pedagang dari pedalaman ini membawa dagangan-dagangan yang sifatnya lokal dan tradisional seperti buah dan sayur-sayuran hasil kebun atau hasil hutan, kerajinan tangan, aneka kuliner, termasuk beragam wadai atau kue-kue tradisional Banjar yang beberapa diantaranya sudah sangat langka dan jarang bahkan sangat sulit untuk didapatkan lagi.

Baca Juga :  Esai Foto | Para Penjemput Rizki di Pasar (Tradisional) Ahad, Banjarmasin

Tidak hanya itu, di halaman bagian belakang dan depan pasar, setiap Ahad juga menjadi tempat berkumpulnya para pedagang bermacam-macam binatang, baik binatang untuk peliharaan maupun binatang khusus untuk konsumsi yang datang dari berbagai daerah. 

Anakan Berang-berang Hasil Pembiakan Sedang Disusui oleh Pedagangnya | @kaekaha

Bahkan karena saking banyaknya ragam jenis hewan yang dijual, setiap Ahad, tempat ini berubah menjadi selayaknya kebun binatang. Hingga dijuluki Kebun Binatang Keliling oleh masyarakat sekitar.

Memang, jenis binatang unggas dan beragam ikan-ikanan air tawar menjadi yang terbanyak mengisi koleksi area "kebun binatang keliling" ini.

Ada dua golongan ikan yang menjadi koleksi "kebun binatang keliling" di Pasar Ahad ini, yaitu ikan konsumsi dan ikan hias yang keduanya sama-sama berhabitat di air tawar, khususnya di ekosistem perairan darat berupa sungai dan rawa.


Ikan Hias Kesukaan Anak-anak | @kaekaha


Untuk ikan konsumsi, di pasar ini jenis ikan yang dijualnya sangat lengkap, mulai dari ikan haruan dan tauman atau ikan gabus, ikan pentet atau lele, ikan papuyu atau betok/bethik, Sapat, Sapat Siam, nila, baung, lais, ikan pipih atau ikan belida, ikan kalabau atau keluarga ikan gurami dan banyak lagi yang lainnya.

Dulu, masyarakat Banjar mempunyai kebiasaan mengkonsumsi anakan ikan, tidak heran jika kemudian banyak pedagangnya di pasar.

Tapi Alhamdulillah, karena sekarang memperjualbelikan anakan ikan termasuk ilegal dan ada hukuman pidananya, maka penjual anakan ikan untuk konsumsi relatif sulit di dapat di pasar, termasuk di "kebun binatang keliling" Pasar Ahad ini.

Ikan Belida, Ikan Lays, Ikan Haruan dan Ikan Baung | @kaekaha

Tidak hanya itu, untuk ikan hias "kebun binatang keliling" ini juga banyak menyediakan ragam pilihan, mulai dari ikan-ikan kecil kesukaan anak-anak, semacam ikan cupang, ikan mas koki, ikan komet dll, sampai ikan-ikan hias akuarium yang berharga lumayan mahal, semuanya ada.

Baca Juga:  Berita Bahagia dari Pasar Rakyat

Berbagai jenis unggas, termasuk unggas berhabitat rawa-rawa yang memang lazim menjadi olahan kuliner sedap di Banua Banjar semuanya berkumpul disini setiap hari ahad. Seperti beragam ayam-ayaman, mulai ayam lokal, ras, ayam petelur afkir, sampai ayam aduan seperti ayam Bangkok dan juga ayam hias macam Pithik Walik, ayam hutan, ayam ketawa, ayam mutiara, ayam Kate, Serama, ayam kalkun dan banyak lagi yang lainnya semua ada.

Anakan Ikan yang Dikonsumsi Sekarang Sudah Dilarang Diperjualbelikan | @kaekaha

Begitu juga beragam jenis keluarga itik, seperti itik dari Alabio, Mojosari dan jenis lainnya. Ada juga jenis itik- hasil persilangan seperti itik serati. Tidak hanya itu, diisini juga ada macam-macam itik Jepun alias entok, belibis, angsa dan banyak lagi yang lainnya.

Uniknya lagi, umur masing-masing unggas yang siap diperjualbelikan ini juga sangat lengkap, dari yang baru menetas sampai yang sudah hampir afkir alias sudah tidak produktif lagi, semuanya ada.


Burung Ruak-ruak si pelari, Satwa Khas Ekosistem Rawa-rawa Kalimantan | @kaekaha

Bagi penggemar burung, hari Minggu di "kebun binatang keliling" Pasar Ahad ini serasa menikmati kepingan surga yang dikirim khusus kepada mereka. Bagaimana tidak!? Mereka bisa melihat-lihat sekaligus, menikmati kecantikan raga dan suara merdu kicauan beragam burung-burung Nusantara. Gratis tidak harus bayar!

Baca Juga:  Pasar Tungging, Simalakama Pasar Rakyat "Berjadwal" Khas Urang Banjar

Dari burung-burung biasa seperti ribuan burung emprit atau Pipit dalam sangkar besar, beragam burung dara, burung kutilang, burung perkutut, beragam jenis burung jalak, murai batu, love bird sampai burung hantu dan banyak lagi lainnya yang saya tidak begitu tahu namanya.

Si Onyet, Owl dan Musang | @kaekaha

Bahkan seringkali terlihat ada beberapa jenis burung yang sebelumnya saya belum pernah melihat wujudnya, sebagian besar mereka ini burung yang habitatnya di rawa-rawa dan relatif jarang diperjual belikan. 

Tapi para penjualnya menyebut burung-burung hasil tangkapan langsung yang mereka jual, dagingnya memang biasa dikonsumsi masyarakat pesisir, jadi dijamin nyaman untuk dimasak jadi lauk makan dan yang terpenting bukan jenis burung yang sudah langka apalagi dilindungi.

Inilah salah satu sebab Pasar Ahad yang lokasinya hanya ratusan meter saja dari batas kota Banjarmasin dengan Kabupaten Banjar ini, disebut-sebut juga sebagai pasar tradisional terlengkap di seputaran Kota Banjarmasin yang masih bisa mempertahankan ketradisionalannya, sehingga sering menjadi rujukan masyarakat untuk mendapatkan barang atau produk tradisional "langka" yang sudah tidak ada dijual di pasar-pasar lain.

Beragam Jenis Kelinci dan Kucing, Menjadi Perhatian Banyak Pengunjung | @kaekaha

Tidak heran jika hari Minggu tiba, tidak hanya masyarakat seputaran Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar saja yang menjadikannya sebagai destinasi eduwisata belanja tradisional, tapi juga warga dari kota bahkan propinsi tetangga mulai anak-anak sampai pakayian alias kakek-kakek sama paninian atau nenek-nenek semua hadir!  

Bahkan pada musim-musim tertentu ada saja turis-turis asing yang menginap di hotel depan pasar ikut berjejal di pasar ini.

"Kebun Binatang Keliling" di Pasar Ahad ini secara tradisi sejatinya sudah lama eksis menjadi destinasi eduwisata bagi masyarakat sekitarnya untuk lebih dekat, mengenal berbagai jenis binatang yang hidup di sekitarnya.

Kalomangnya Imut-imut Lho! | @kaekaha

Kedepannya, "Kebun Binatang Keliling" ini sangat potensial dikembangkan menjadi destinasi eduwisata yang tidak hanya menyajikan wisata belanja di pasar tradisional yang unik semata, tapi juga eduwisata pengenalan beragam jenis satwa kepada masyarakat, terutama anak-anak. 

Agar mereka juga mengenal dunia binatang yang hidup disekitarnya plus agar segera tumbuh rasa memiliki, sense of belonging terhadap binatang sejak dini.

Bagi penggemar binatang-binatang peliharaan selain unggas dan jenis ikan-ikanan, "kebun binatang" keliling di pasar Ahad ini juga banyak memberikan pilihan lho! Mulai dari beragam spesies dan juga jenis kucing, kelinci, iguana, ragam jenis kadal-kadalan, landak mini, musang, tupai, sugar glider, berang-berang, kelomang, kura-kura, bulus sampai ular dan monyet juga ada.

Landak Mini ini Juga Nggak Kalah Imut Lho! | @kaekaha

Uniknya lagi, selain binatang piaraan, di "Kebun Binatang Keliling" ini juga banyak pedagang yang menjual pakan dari beberapa binatang piaraan berjenis carnivora. Artinya, pakannya juga dari jenis binatang, seperti tikus putih, cacing tanah, ulat bubung, kelabang, jangkrik, anak kodok, sampai jentik nyamuk juga cicak.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN




 

Minggu, 14 Januari 2024

Mulakan dengan Bismillah

Album Raihan | @kaekaha

Dimulakan dengan bismillah
Disudahi dengan alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah mudahan dirohmati Allah

Bagi generasi 90-an, apalagi yang seneng musik nasyid alias musik religi Islam, tentu sangat familiar dengan penggalan lirik nasyid berbahasa Melayu Malaysia yang pernah dipopulerkan oleh kelompok seni nasyid dari selangor-Malaysia, Raihan diatas.

Syair nasyid yang secara lugas memberi ajakan untuk memulai semua perbuatan baik kita dengan membaca Bismillah ini, sarat dengan cengkok-cengkok khas Melayu yang kental dari Nazrey Johani, sang vokalis utama.

Kecerdasan penulisan liriknya dengan diksi semi puitis dan tema yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari, menjadikan syair lugas dalam nasyid Bismillah ini mempunyai karakter yang kuat.



Tidak hanya itu! Pilihan nada-nada melodik khas Melayu pada nasyid ini juga tidak kalah keren. Relatif sederhana tapi mengena, hingga terasa nyaman didengar, gampang diingat, dan pastinya jadi mudah untuk didendangkan!

Nasyid persembahan Raihan ini, terangkum dalam album ke-3 yang rilis pada medio 1999 dengan titel senyum. Konon, inilah album Raihan yang disebut-sebut banyak kalangan sebagai album masterpiece-nya Raihan!

Baca Juga :  Raihan dan Jejak Dakwah dalam Setiap Komposisi Nasyidnya

Memilih berbeda dengan album musik lainnya pada masa ituyang selalu meletakkan single hits sebagai single pembuka di kaset, maka Raihan justeru meletakkan single "Bismillah", sebagai nasyid pembuka alias track permulaan album, baru disusul single lainnya, termasuk nasyid berjudul senyum yang menjadi single jagoan dalam album ini.

Lirik Bismillah di Cover Kaset | @kaekaha

Sekedar informasi, gubahan nasyid berjudul senyum inilah yang kelak mengantarkan Raihan menjadi kelompok nasyid tersohor dan tersukses dalam sejarah nasyid dunia.

Hebatnya lagi, kesuksesan Raihan dengan album-album nasyid-nya yang sangat fenomenal dan tidak pernah diperhitungkan sebelumnya, kelak punya andil signifikan dalam merubah peta persaingan hiburan musik, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga :  Raihan dan Rabbani, Kisah "Koleksi Seumur Hidup" dari 2 Grup Nasyid Idola untuk Anak-anakku 

Terutama hiburan musik di negara-negara dengan basis muslim mayoritas seperti Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam dan akan semakin terasa vibes-nya di sepanjang bulan ramadan, dari akhir 90-an sampai akhir dekade pertama milenium baru.

Itulah awal mula, dakwah Raihan dengan seni nasyid-nya pada saat itu begitu identik dengan bulan ramadan, sehingga menginspirasi banyak generasi muda muslim di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia untuk ikut menggubah lagu dengan tema-tema ke-Islaman yang kelak kita akan mengenalnya sebagai lagu pop reliji.

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Lantas, apa sebenarnya keutamaan membaca Bismillah di awal semua aktifitas (baik dan positif)!? Sampai Raihan merasa perlu dan berkepentingan menggubah lagu dakwah terkait hal ini.

Banyak sekali sumber literasi yang menjabarkan keutamaan melafazkan Bismillah, sebelum beraktifitas yang  pada hakekatnya adalah "melibatkan Allah SWT dari awal sampai akhir di semua aktifitas baik yang kita lakukan, sekaligus bukti penghambaan kita kepada yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, karena kita tidak berarti apa-apa tanpaNya!" 

Sesuai Sunnah Rasulullah SAW, kesemuanya mengerucut pada 3 manfaat berikut, yaitu

1. Terjaga Dari Setan

2. Menyempurnakan Barakah

3. Dilindungi Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dari Gangguan Jin


Bahkan dalam sebuah riwayat yang sahih disebutkan kisah Nyata Khalid bin Walid terkait keutamaan membaca Bismillah tersebut. Berikut kisahnya!

Suatu ketika Khalid hendak diracun oleh orang asing dan para sahabat yang mengetahui gelagat berbahaya tersebut,  nengingatkanya, agar berhati-hati dengan racun dalam minuman yang dihidangkan orang asing.

Tapi dengan keyakinan penuh Khalid justeru selalu meminum air yang dihidangkan siapapun sampai habis, setelah sebelumnya selalu mengucapkan lafadz Bismillah terlebih dulu dan ternyata atas izin Allah, Khalid selamat dan sehat wal a fiat.

Yuk, mulai sekarang  membiasakan diri memulai aktivitas (baik) apapun dengan Bismillah!

Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!



Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN



 

Memoar Bang Dizzman Si Manusia Bandara

Buku Manusia Bandara Karya Monumental Bang Dizzman | @kaekaha

In Memoriam

Tadi pagi, waktu  beberes tumpukan koleksi buku-buku di kamar, nggak sengaja saya menemukan buku berjudul manusia bandara karya monumental almarhum Bang Dizzman atau para kompasianer juga mengenal beliau sebagai Bang Diaz Rossano.

Saya masih ingat, buku ini bisa sampai ke tangan saya di Kota 1000 Sungai Banjarmasin nan Bungas!, sekitar 4 tahun silam, setelah saya memenangkan lomba menulis tentang pariwisata di daerah masing-masing yang diadakan oleh komunitas traveler Kompasiana (KOTEKA), dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-4.

Uniknya lomba ini, foto-foto pariwisata dari artikel pemenang akan dipamerkan di Jerman oleh ketua KOTEKA, Mbak Gana Stegman yang memang menetap di Jerman.

Sebagai bonus hadiah bagi pemenang lomba, KOTEKA mempersembahkan buku berjudul Manusia Bandara plus dua postcard bergambar Danau Maninjau di Sumatera Barat dan Pulau Pangkajene, Sulawesi Selatan yang semuanya karya kreatif Bang Dizzman yang saat itu juga tim admin di KOTEKA.

Saat menerima paket buku yang dikirim langsung oleh Bang Dizzman sendiri, buku masih dalam segel plastik. Ini yang justeru saya protes ke Bang Dizzman via nomor WA yang tertera di sampul paket.

Baca Juga Yuk! Eduwisata Mengenal Satwa di "Kebun Binatang Keliling" Pasar Ahad, Banjarmasin 

"Kenapa bukunya masih disegel bang!? Kok nggak di kasih tanda tangan sekalian bukunya!? He...he...he..."

Pesan saya via WA dan ternyata langsung di tanggapi sama beliau beberapa saat selanjutnya!

"Iya ya, kok nggak kepikiran sampe kesitu! Eh sekalian aja, bulan depan Insha Allah saya ke Banjarmasin. Kita ketemuan aja, ngopi-ngopi!" Kira-kira begitu jawaban beliau saat itu.

Benar juga, bulan depannya beliau calling saya, ketika sudah sampai di Banjarmasin. Sayangnya, disaat bersamaan saya justeru sedang ada even literasi Writingthon Jelajah Kota Garut di kota dodol, bumi Priangan selama beberapa hari, jadi pertemuan itu akhirnya memang tidak pernah terjadi.

Dari kontak terakhir itu, beliau berpesan mudah-mudahan bukunya bermanfaat dan saat itu saya juga sampaikan, kalau ada kesempatan Insha Allah saya akan tulis "semacam" resensi untuk buku manusia bandara ini dan itu baru kesampaian sekarang.

Uang Tidak Dibawa Mati, Jadi Bawalah Jalan-jalan | @kaekaha

Memoar si Manusia Bandara!

Buku Manusia Bandara setebal 148 halaman ini saya tuntaskan membacanya tidak sampai sehari, sesaat setelah saya buka segelnya, hampir 4 tahun silam.

Tapi jangan kuatir, Insha Allah dengan membaca judul per-artikel saya masih bisa mengingat-ingat inti ceritanya.

Tidak perlu waktu lama untuk menemukan moment of truth buku keren ini, karena membuka halaman ke-3 atau tepatnya halaman iii, kita langsung dikejutkan dengan quote nyentrik khas Bang Dizzman yang memang berasa banget bau-bau traveller-nya "Uang tidak dibawa mati jadi bawalah jalan-jalan". Woooow seksi nggak sih!?

Baca Juga Yuk! Kisah Serendipiti di Balik Kelezatan Sepiring Tahu Campur 

Untuk memudahkan sekaligus mengedukasi pembaca menavigasi buku ini, Bang Dizzman membagi buku ini dalam 7 bab atau tema besar secara berurutan dari bab/tema Check in di awal sampai tema "Kedatangan" yang dilanjut dengan dua Bab khusus tentang imigrasi dan serba-serbi.

Seperti disebutkan Bang Dizzman di bagian pengantar, buku ini memang berisi catatan-catatan kejadian unik di bandara yang dialami Bang Dizzman sendiri dari yang sifatnya lucu, konyol, menggelikan sampai yang inspiratif, bahkan ada juga yang bikin jengkel. Semuanya ada di sini!

Secara umum, kisah-kisah dalam tulisan Bang Dizzman ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin berpergian dengan naik pesawat terbang, apalagi yang masih awam!

Faktanya, meskipun sebagian besar dari kita mengakui, industri aviasi memang dibangun dengan menerapkan teknologi modern paling mutakhir, tapi tetap saja ada "spot-spot tertentu yang kadang terlewatkan" dengan berbagai alasan, entah karena human error, alam yang memang punya aturan main sendiri atau juga karena teknologi itu sendiri yang eror.

Nah spot-spot yang terlewatkan itulah yang banyak menjadi latar tulisan Bang Dizzman di buku ini.

Isi Buku Manusia Bandara | @kaekaha

Seperti pada kisah tidak ada nomor tiket terus boarding pass manual karena listrik mati. Selain itu ada juga tulisan yang mengingatkan kita pada nostalgia penerbangan di era awal 90-an sampai awal 2000-an yang masih memungkinkan pinjam KTP  dan juga adanya pungutan pajak daerah di Bandara.

Di bab kedua yang menceritakan tentang kisah delay oh delay yang  semuanya memang bercerita tentang keluh kesah karena keterlambatan pesawat, salah satu noktah merah dunia penerbangan kita. Kecuali satu kisah tentang delay yang membawa berkah. Kok bisa! Kalau penasaran baca bukunya ya he...he...he...

Kisah-kisah selanjutnya berhubungan dengan ruang tunggu yang hadir di bab ketiga. Kisah-kisah tentang larangan membawa tongsis dan durian, juga kisah merinding sendirian di bandara Ahmad Yani Semarang menjadi pengalaman yang bermanfaat untuk dibagi.

Begitu juga kisah unik sayur bayam dalam perut yang ternyata masih membuat mesin pemindai berbunyi dan juga trik biar nggak repot di di bandara-bandara besar dan luas.

Di bab ke-4 Rest and Relax, saya sangat tertarik dengan kisah canggihnya fasilitas Bandara Changi di Singapura, mall dalam bandara KLIA 2, toilet bandara Haneda yang full otomatis dan  keunikan Bandara Naike, Sri Lanka yang terdapat konter jualan mesin cuci dan alat elektronik di area kedatangan penumpang. Hwalaaah he...he...he...!?

 Selanjutnya, kisah "keberkahan membawa bayi" karena tidak harus antri di bandara, juga merasakan landing dan take off di bandara-bandara darurat dan perintis yang tidak lebih baik dari terminal bus, merupakan pengalaman tak terlupakan yang sangat bermanfaat untuk dibagi kepada semua pembaca, terutama saya yang ingin sekali keliling Indonesia!

Sejujurnya,  diantara sekian judul artikel dalam buku ini, saya sebenarnya merasa paling gregeeet ketika sampai di daftar bandara di Indonesia dan luar negeri yang pernah di datangi Bang Dizzman!

Baca Juga Yuk! Main ke Official Store Merchandise-nya Barito Putera 

Dalam buku yang dicetak tahun oleh Penerbit Peniti Media tahun 2018 tersebut, Bang Dizzman menuliskan nama 58 Bandara yang tersebar di 33 propinsi Indonesja dan juga 38 bandara luar negeri yang pernah disinggahi beliau. Entah berapa dan apa saja bandara yang belum sempat dituliskannya lagi sampai akhir hayat beliau?

Wooooow! Singgah di bandara sebayak itu bukan karena traveling, bukan juga karena pilot atau kru pesawat (Sepertinya, seorang pilotpun nggak ada yang bisa menyinggahi semua bandara yang disebut Bang Dizzman!) yang kerjaannya memang menerbangkan pesawat dari bandara ke bandara, tapi ini staf sebuah kementerian!?

Dua Postcard KOTEKA Hasil Jepretan Bang Dizzman | @kaekaha

Ckckckckc... ternyata ada ya pekerjaan yang mengharuskan "kesana-kemari" selayaknya traveling seperti itu!? Tapi beda nggak sih, kerja seolah-olah seperti traveling begitu sama traveling yang menjadi pekerjaan!! Biar fair bolehlah berbagi pendapat di kolom komentar ya!

Mungkin memang itulah rezekinya Bang Dizzman! sudah berkesempatan melihat Indonesia secara utuh dari Sabang sampai Merauke dari Nunukan sampai Pulau Rote, bahkan tidak hanya sekali atau dua kali saja, tapi berkali-kali! Bahkan, kadang-kadang muncul juga rasa bosan. Kata Bang Dizzman.

Baca Juga Yuk! Soto Brakot Mas Aan, Sedapnya Sensasi "Mbrakot" Kaki Sapi Jumbo

Bahkan menurut Bang Dizzman di halaman profil penulis, pernah juga  beberapa kali kejadian, pulang ke rumah hanya mengganti isi tas sebelum kembali terbang. 

Sering juga sampai di rumah pukul 11  malam dan besok pagi sebelum Subuh sudah harus terbang kembali. Ada lagi yang unik! Sering juga hanya sekedar mendarat di Bandara Soekarno Hatta, lalu naik ke terminal keberangkatan untuk kembali terbang.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN





 

Jumat, 12 Januari 2024

Perjalanan Darat Terjauh dan Terberat dalam Sejarah Manusia

Ke Masjid, Perjalanan Darat Terjauh dan Terberat di Muka Bumi | @kaekaha 

Menurut anda, kemana perjalanan darat terberat dan terjauh yang pernah anda lakukan dalam sejarah hidup anda?

Saya yakin tiap-tiap dari anda, termasuk saya tentunya pasti punya jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan referensi perjalanan hidup masing-masing.

Tetapi menurut bapak saya yang konon mendapatkan sebuah hakekat pemahaman akan takdir perjalanan ini dari Mbah Kakung dan menurut bapak, Mbah kakung mendapatkannya juga dari Mbah Buyut dan begitu seterusnya...

"Perjalanan terjauh dan terberat bagi seorang lelaki sejatinya adalah perjalanan menuju ke masjid, le!" Bagitu kata bapak kepada saya di suatu pagi buta sewaktu beliau bergegas menggandeng tangan saya, untuk sama-sama menuju ke masjid di kampung kami untuk shalat Subuh berjamaah.

"Ha, ke masjid Pak!? Kok bisa!?" Tanya saya kepada beliau sambil menguap dan mengusap-usap mata saya yang masih juga terasa perih karena masih terkantuk-kantuk.

"Banyak sekali orang-orang disekitar kita yang dilabeli "pintar dan cerdas" oleh manusia lainnya, lulus cumlaude dari sekolah-sekolah dan universitas ternama di dunia dengan gelar yang panjangnya mengular, tapi seringkali merekapun tidak mampu melakukannya!"

"Banyak juga anak-anak muda yang fisiknya tampak sehat dan segar bugar, bahkan memanjat gunung-gunung berlabel atap dunia sampai berhari-hari, bahkan berminggu-minggu sudah menjadi layaknya makanan sehari-hari, apalagi kalau sekedar fitnes dan lari pagi! Itupun banyak juga yang enggan untuk ke masjid dengan beragam alasan." 

"Nanggunglah, latihannya sebentar lagi kelar! Sebentar lagi juga selesai pekerjaannya dan alasan-alasan lainnya, padahal masjidnya hanya di seberang jalan".

Baca Juga :  "Umur Kada Babau", Mari Bersiap untuk 3 Panggilan Allah SWT Berikut

"Banyak orang-orang kaya yang sanggup melakukan perjalanan bisnis sampai ke ujung dunia, berlibur ke negeri-negeri yang jauh, bahkan beberapa masjid juga telah dibangunnya dengan megah, tapi sayang! Banyak juga diantaranya  yang tidak sanggup sekedar mengerjakan shalatnya di masjid!

"Jangankan menjalankan sehari lima waktu, seminggu sekali pun terlupa. Bahkan tidak jarang pula, seumur hidupnya tidak pernah sekalipun singgah ke masjid yang dibangunnya sendiri di seberang rumahnya"

Ke Masjid, Perjalanan Darat Terjauh dan Terberat di Muka Bumi | @kaekaha

Tiba-tiba bapak berhenti dan melepaskan pegangan tangannya. Lalu beliau jongkok dihadapan saya dan meletakkan kedua tangan beliau masing-masing ke kedua bahu saya.

"Itulah alasan bapak dan ibu selalu memaksamu bangun, mandi lalu mengambil wudhu dan selalu mendorongmju untuk pergi ke masjid sepagi buta seperti sekarang atau bahkan di tengah-tengah teriknya mentari!"

"Semua demi kebahagiaanmu nak! Bersyukurlah, karena sejak kecil kamu telah terbiasa melangkahkan kaki ke masjid".

"Selain membuatmu terbiasa melangkahkan kaki ke masjid, bagi kami orang tuamu, kepintaran dan kekayaan terbaik adalah yang bisa meringankan dan memuluskan langkah kakimu menuju masjid, karena tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid nak!"

"Karena sejatinya, perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu, Tuhanmu! Itulah perjalanan fitrah dari seorang anak manusia yang diajarkan Tuhanmu melalui Nabi-mu, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa"

"Lupa pada siapa yang memberinya kekayaan, lupa pada yang memberinya kepintaran, kecerdasan dan juga kedudukan!

"Karenanya! Seberat dan sejauh apapun perjalananmu menuju masjid, di pagi buta yang gelap gulita, di siang bolong saat kesibukanmu sedang padat-padatnya, ataupun di senja hari berbasah-basah air hujan atau bahkan di malam hari saat gemerlap dunia mengejarmu, tetap lakukan dengan sepenuh hatimu. Bahkan walaupun engkau harus mendatanginya dengan cara merangkak sekalipun, demi kebersamaan dengan Rabb-mu yang Maha Sempurna".


Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN



 

"Log in" Borneo FC, Apa yang Dicari Jacksen F Tiago di Samarinda?


Jacksen Saat Masih Melatih Persis Solo | xnews.id

Squad Pesut Etam alias Borneo FC, Samarinda saat ini benar-benar sedang diatas angin untuk mencetak sejarah menjadi kampiun pertama kalinya di pentas kasta tertinggi sepakbola Indonesia

Mengemas 51 poin dari 23 pertandingan, menjadikan tim yang bermarkas di Stadion Segiri, Samarinda ini penguasa tertinggi tahta klasemen Liga 1.

Uniknya, pesaing terdekat squad Pesut Etam adalah “saudara tua” mereka sendiri, Bali United yang baru mengumpulkan 41 poin dari total laga yang sama, 23.

“Saudara tua?” Ya, Bali United merupakan metamorfosis dari PS. Putra Samarinda alias Pusam yang lahir di Samarinda pada 1989 silam dan sempat berganti nama menjadi Persisam Putra Samarinda pada 2003 sampai akhirnya “hijrah” ke Bali karena diakuisisi pengusaha Bali pada 2015, hingga jadilah mereka dengan identitas baru, Bali United hingga saat ini.

Jacksen Saat Menukangi Tim Nasional Indonesia | republika.co.id

Ditengah-tengah euforia hasil mengejutkan Borneo FC menjadi penguasa Liga 1, bahkan leading sampai 10 poin dari pesaing terdekat, sepertinya manajemen Borneo FC tidak mau berleha-leha.

Tanpa kasak-kusuk sebelumnya, mereka membuat gebrakan yang lumayan mengagetkan insan bola Nusantara. Tiba-tiba Borneo FC mengumumkan bergabungnya legenda Persebaya Surabaya Jacksen F Tiago, ke squad Pesut Etam per-Selasa, 2/1

Hanya saja, mantan pemain sekaligus pelatih Persebaya Surabaya, Barito Putera dan juga Persis Solo ini bukan didaulat untuk menangani Diego Michiels dkk atau menggantikan posisi Milomir Seslija sebagai pelatih kepala, tapi menjadi direktur akademi Borneo FC menggantikan Purwanto Suwondo.


Jacksen Saat Masih Melatih Barito Putera | tribunnews.com

Menurut bos Borneo FC, Nabil Husien Said Amin dalam rilisnya di laman borneofc.id menyebut Jacksen F Tiago akan menangani squad muda Borneo FC  yang bertanding di kompetisi Elite Pro Academy atau EPA yang saat ini sudah memasuki penyisihan akhir di kelompok umur 16, 18 dan 20 tahun.

Baca Juga :  Main ke Official Store Merchandise-nya Barito Putera 

Sederet prestasi dan pengalaman “juara” Jacksen F. Tiago saat menjadi pemain, terutama saat mengantarkan Persebaya menjadi juara Liga Indonesia, sekaligus menjadi topskor di musim 1996-1997, hingga mengantarkan kembali Persebaya sebagai juara liga musim 2004 tapi sebagai pelatih, lalu mengantarkan Persipura juara tiga kali pada edisi 2008, 2010-2011 dan 2011-2012, jelas menjadi alasan konkrit manajemen Barito FC berharap banyak pada Jacksen F. Tiago untuk mengasah mental dan spirit juara sekaligus skill teknis anak-anak muda Borneo.


Uniknya, pengumuman bergabungnya Jacksen ini tidak berselang lama alias masih dihari yang sama dengan pengumuman berakhirnya kerjasama Borneo FC dengan Purwanto Suwondo.

Sayangnya memang tidak ada keterangan lebih detail terkait alasan Borneo FC mengakhiri kerja sama dengan Purwanto Suwondo. Atau jangan-jangan Jacksen “tukar guling” sama Purwanto Suwondo alias tukar tempat kerja? Apalagi secara jabatan keduanya di tim sebelumnya juga sama, sama-sama Dirtek!?

Kalau iya, waaah pasti bakalan seru ni! Bagaimana tidak?

Jacksen dan Squad Juara Persebaya Liga 1996-1997 | jpnn.com

Seperti kita ketahui bersama, sebelum bergabung dengan Squad Pesut Etam muda, Jacksen adalah Direktur Teknik di Persis Solo yang masa kerjanya konon memang berakhir di bulan Nopember 2023 kemarin, setelah sebelumnya mundur dari jabatan pelatih kepala Persis Solo pada Agustus 2022.

Putra Jacksen, Hugo Samir merupakan anggota squad Persis Solo yang dipinjamkan ke Borneo FC dan sekarang sedang mengikuti TC bersama timnas U-20 di Qatar.

Artinya, kalau sekarang Jacksen bergabung dengan Squad Pesut Etam, dia akan berkumpul dengan Hugo di Samarinda dan sangat memungkinan menjadi alasan Borneo FC untuk mempermanenkan status Hugo di Borneo FC. Inikah yang di cari Jacksen hingga berlabuh ke Samarinda?

Begitu juga sebaliknya! Purwanto Suwondo, pria Jawa kelahiran Lampung Tengah mantan punggawa Timnas di eranya Bambang Pamungkas ini, ternyata orang tua si Arkhan Kaka striker muda Persis Solo dan juga Timnas U-17. Mungkinkah Purwanto Suwondo juga ingin satu bendera dengan Arkhan Kaka?

Hugo Samir Saat Bergabung di U-16 EPA Barito Putera Saat Berusia 14 Tahun | PSSI

Tidak hanya itu! Seandainya skenario “tukar guling” keduanya benar-benar terjadi, maka peta persaingan di kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang menjadi tanggung jawab keduanya kelak, akan semakin seru!

Saat ini saja persaingan Borneo FC dengan Persis Solo di klasemen sementara EPA Liga 1 2023/2024 sedang panas-panasnya!

Di level U-16, merupakan kompetisi dengan persaingan terpanas. Persis U-16 saat ini memuncaki klasemen dengan 35 poin dari 14 laga, satu level diatas Borneo FC yang berada di peringkat kedua dengan 32 poin.

Sedangkan di EPA U-18, Persis Solo U-18 yang bercokol di peringkat keempat dengan koleksi 23 poin, berada satu strip dibawah Borneo FC di posisi ketiga dengan raihan 24 poin dari 14 laga.


Keduanya memang masih kalah moncer dari Persib Bandung U-18 yang mengoleksi 30 poin dan PSS Sleman U-18 dengan 26 poin, tapi tetap saja “tumpang tindih” posisi keduanya di klasemen jelas memperlihatkan bagaimana ketatnya rivalitas dan juga kedalaman squad kedua tim.

Baca Juga :  Pride of Banua, Uniknya "Tanda Cinta" di Jersey Barito Putera 

Di EPA U-20, lagi-lagi Borneo FC dan Persis Solo, sama-sama menjaga tradisi ketatnya rivalitas diantara keduanya.

Jika Borneo FC saat ini berada di posisi kedua dengan koleksi 27 poin dari 14 laga di grup B. Pemuncak klasemen di grup ini dipegang oleh rival mereka, Persis Solo U-20 dengan koleksi 29 poin. Keren kan, rivalitas keduanya!?

Semoga Bermanfaat! 

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN




 

Kamis, 11 Januari 2024

Soto Brakot Mas Aan, Sedapnya Sensasi "Mbrakot" Kaki Sapi Jumbo

"Mbrakot" Kaki Sapi di Soto Mbrakot Mas Aan, Jogjakarta | You Tube/Dyodoran

Soto merupakan jenis kuliner Nusantara yang paling populer dan banyak variannya. Tidak heran jika pemerintah memasukkan Soto menjadi salah satu dari 5 kuliner nasional Indonesia.

Bercirikan racikan kuah kaldu dengan beragam bumbu rempah-rempah khas Nusantara yang juga sangat beragam, menjadikan banyak olahan soto juga identik dengan asal-usul daerah si empunya soto.

Baca Juga  : Andok Sate-Gule "Kongklengan" Citarasa Legendaris Kuliner Mediunan

Itulah jawaban dari kenapa sekarang kita mengenal begitu banyak kuliner soto berlabel kedaerahan, seperti Soto Banjar, Tauto Pekalongan, Soto Kudus, Soto Lamongan, Coto Makassar, Soto Betawi, Soto Padang dan lain-lainnya.

Kerennya, karena kuliner soto ini relatif mudah di modifikasi, baik racikan bumbu, kondimen, maupun isian atau elemen utama dalam penyajiannya, selain melahirkan banyak jenis soto dengan label kedaerahan, juga sangat memungkinkan lahirnya beragam jenis soto yang berbasis kreatifitas peracik-peraciknya.

Brakot Sikil dan Banlungan di Soto Mbrakot Mas Aan, Jogjakarta | hobbymakan.asia

Terbukti, sekarang banyak sekali varian baru kuliner berkuah kaldu yang identik dengan soto, lahir dan bertebaran di berbagai tempat di seluruh penjuru Nusantara, salah satunya yang sedang viral adalah Soto Brakot.

Kosakata Brakot berasal dari Bahasa Jawa yang memiliki makna sekali gigit dapat banyak, kosakata ini mempunyai "adik tingkatan", krokot artinya menggigit dalam jumlah sedang dan krikit yang artinya menggigit dalam jumlah sedikit.

Diantara sekian banyak Soto Brakot yang viral di media sosial adalah Soto Brakot Mas Aan yang beralamat di Jl. Kaliurang, Ngemplak, Sleman, Jogjakarta.

Soto Mbrakot Mas Aan, Jogjakarta | You Tube/Dyodoran

Di Soto Brakot Mas Aan ini pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai kuliner lezat berbahan dasar olahan daging sapi mulai dari iga sapi, kaki sapi, balungan, koyor dan elemen sapi lainnya.

Baca Juga : Kisah Serendipiti di Balik Kelezatan Sepiring Tahu Campur

Bahan-bahan dari daging sapi tersebut diolah dengan bumbu rempah-rempah khas, hingga menjadi soto sapi, soto brakotan sikil, brakotan iga, brakotan balung dan brakotan sikil. Uniknya lagi, minuman khas disini adalah susu sapi murni segar. Ayoooo siapa yang suka minum susu segar!?

Sesuai daftar harga yang di pajang, harga-harga menu sajian disini relatif ramah di kantong lho! Paling mahal adalah Brakotan Sikil dan Soto Brakotan Sikil seharga 96 ewu atau 96 ribu yang menyajikan sikil alias kaki sapi utuh yang bisa dinikmati 4-5 orang sekaligus.


Setelahnya ada olahan Brakotan Iga dan Soto Iga seharga 29 ewu dan 28 ewu, juga Brakotan Balung yang seharga 28 ewu juga. Selebihnya beragam soto-sotoan, selain Soto Koyor yang seharga 12 ewu atau 12 ribuan, maka lainnya seperti soto tertelan, soto babat, soto daging, soto ISO semuanya hanya 6 ewu alias 6 ribuan saja!

Jogja memang istimewa! Tidak ada habis-habisnya menawarkan kuliner enak dan  unik!


Soto Brakot jelas tidak hanya menawarkan beragam olahan daging sapi dengan citarasa juara, tapi juga pengalaman menikmati kuliner serba jumbo yang sensasinya pasti tak kan terlupakan.

Jadi catat ya, kalau ke Jogja jangan lupa mampir ke Soto Brakot Mas Aan!

Semoga Bermanfaat.

Salam Matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan |
 KOMBATAN



 

Senin, 08 Januari 2024

Jangkrik Bos! Ini "Mainan Mahal" Anak-anak 80-an

Jangkrik Jrabang Betina | @kaekaha

Apa yang biasa anda rindukan dari masa kanak-kanak anda?

Meskipun masing-masing dari anda pasti mempunyai jawaban spesifik yang berbeda-beda, tapi saya yakin, karena dunia kanak-kanak memang tidak akan pernah jauh-jauh dari dunia main dan mainan, saya dan anda pasti pernah merindukan kebersamaan dengan teman-teman kanak-kanak kita, terutama saat memainkan mainan-mainan kesukaan kita secara bareng-bareng atau rame-rame.

Ayoooo apa mainan masa kecil anda yang paling berkesan!?

Baca Juga :  Mulakan dengan Bismillah

Setiap memasuki musim penghujan, biasanya ada hewan-hewan khusus yang muncul "memberi tanda" kepada kita semua bahwa musim hujan memang segera atau sudah tiba. 

Di kampung masa kecil saya, di kaki Gunung Lawu yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, setidaknya ada 2 jenis serangga yang secara konsisten selalu memberi tanda datangnya musim hujan, yaitu hadirnya laron-laron jenis besar secara masal dan munculnya jangkrik di teras-teras dan halaman rumah.

Jangkrik Jantan | @kaekaha

Kedua jenis serangga ini, tidak hanya memberi tanda saja tapi keduanya juga memberi manfaat nyata buat masyarakat di kampung kami. Biasanya, laron-laron jenis besar ini dimanfaatkan menjadi bahan pangan untuk membuat peyek dan bothok, dua kuliner khas di kampung kami yang tidak hanya bisa dimakan sendiri, tapi juga dibagi-bagi dengan tetangga, baru selebihnya dijual.

Sedangkan keberadaan jangkrik di kampung kami saat itu, setidaknya mempunyai 2 manfaat mendasar, dipelihara untuk  menakut-nakuti tikus dan untuk mainan kami, anak-anak seumuran SD di tahun 80-an. 

Kerennya, kedua manfaat ini sama-sama berpotensi ekonomi yang lumayan untuk anak-anak seperti kami saat itu!?

Baca Juga :  Main ke Official Store Merchandise-nya Barito Putera

Mungkin bagi anak-anak jaman sekarang, dua manfaat dari "jangkrik", nakut-nakuti tikus dan sebagai "mainan" akan bikin mereka melongo keheranan! Gimana caranya!?

Kami anak-anak kecil seusia SD di kaki Gunung Lawu pada dekade 80-an, meyakini kalau tikus sangat takut dengan lantangnya bunyi "ngerik" alias bunyi derik dari jangkrik jantan yang sebenarnya sedang birahi dan sedang mencari pasangan di malam hari yang biasanya sunyi senyap dari tempat yang cenderung gelap.

Keyakinan kami bahwa tikus takut dengan suara ngerik-nya jangkrik ini memang lebih pada tradisi turun menurun di lingkungan kampung kami, jadi ya kami tidak benar-benar tahu sejauh mana hubungan ilmiah diantara keduanya. Pastinya, seingat saya tikus memang mulai jarang terlihat, setelah bunyi-bunyian ngerik-nya jangkrik mulai ada di dalam rumah kami.

Nah karena alasan ngerik atau derik jangkrik yang menurut kami sangat bermanfaat itulah, saat itu kami lebih memilih untuk memelihara jangkrik jantan saja, tidak dengan betinanya. 

Jangkrik Jrabang Betina | @kaekaha

Saat itu, masing-masing anak bisa mempunyai sampai puluhan ekor jangkrik yang dipelihara dalam kandang bambu yang dibuat layaknya box dengan desain suka-suka kami, terpenting luas masing-masing kamar cukup untuk masing-masing jangkrik  hidup secara layak. Satu jangkrik akan menempati masing-masing satu kamar. 

Khusus untuk membuat kandang jangkrik, ini juga memerlukan effort khusus sih sebenernya. Selain wajib menyiapkan desain kandangnya, kita juga musti mempersiapkan bahan bambu dan juga perangkat untuk membuatnya. Ini keren banget lho buat mengasah imajinasi dan kreatifitas anak-anak!

Seingat saya, waktu itu juga belum ada peternak jangkrik skala besar yang bisa memasok untuk berbagai keperluan masyarakat, seperti untuk pakan burung, ikan dan lain sebaginya, seperti sekarang yang tinggal cari ke pasar saja kalau perlu jangkrik.

Bagi kami saat itu,  kencang dan lamanya bunyi ngerik si jangkrik merupakan ukuran  kejantanannya dan itu modal besar untuk menakut-nakuti tikus, maka harga jangkrik model begini yang biasa kami sebut kelas A (Grade A) juga akan melambung di bursa jangkrik di lingkungan anak-anak kecil di kampung kami. 

Sering juga dulu, kami mengeksplorasi cara untuk memperkeras suara ngerik-nya si Jangkrik, mulai dari dengan di kasih makan cabe-cabean yang hasilnya luar biasa! Jangkrik kami mati semua! Sampai  dengan trik ditiup bagian belakang badannya, tapi ternyata sampai sekarang kami tidak tahu juga bagaimana cara mengencangkan bunyi ngerik-nya si jangkrik!

Cara jual beli jangkrik diantara kami saat itu tidak pakai uang, tapi dengan cara barter yang kami sebut ijol-ijolan. Kalau jangkrik  yang ngerik-nya kencang bisa saja dibarter dengan 2 sampai 3 jangkrik yang dianggap biasa-biasa saja. 

Begitu aja!? Lhaah mahalnya dimana? Begini, saya menyebut jangkrik sebagai mainan mahal bagi kami saat itu, sebenarnya bukan mahal dalam arti nilai rupiahnya semata, tapi lebih kepada "mahalnya" perjuangan kami mendapatkan jangkrik-jangkrik grade A dengan karakteristik suara ngerik-nya yang lantang dan lama.


Spesifikasi jangkrik grade A seperti itu sangat jarang datang sendiri ke teras-teras rumah atau halaman kami, tapi mereka biasanya sembunyi di balik bongkahan batu atau tanah-tanah keras di balik gelapnya malam dan rerimbunan tanaman perdu. Tidak sembarangan kami bisa menangkapnya!  

Inilah "mahal" yang saya maksudkan untuk jangkrik-jangkrik mainan kami saat itu. Keren kan!?

Selain itu, keunikan jangkrik yang jarang disadari orang adalah identitas pada warna badan dan sayapnya, yang kadang-kadang karena selera juga mempengaruhi "harga jualnya". Kalau badannya hitam biasa kami sebut sebagai jliteng, sedangkan yang kemerahan kami sebut sebagai jrabang dan ada yang kekuning-kuningan, biasa kami sebut sebagai jangkrik debog bosok.

Baca Juga :  Kearifan Banjar dalam Idiom Hamuk Kalalatu

Oya hampir lupa! Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana cara membedakan jangkrik jantan dengan yang betina, selain dari ngerik-nya!? 

Caranya sangat mudah! Sayap pada jangkrik betina relatif mulus dan rata-ratanya cantik. Ini berbanding terbalik dengan sayap jangkrik jantan yang secara visual terlihat keriput dan tampak tidak teratur. Nah mudahkan!

Jangkrik Jantan | @kaekaha

Entah kenapa ya, jangkrikpun sayap yang betina ada unsur cantiknya, begitu sebaliknya yang jantan kok ya keriput dan cenderung jelek, tampak tidak teratur pula! He...he...he...

Tapi jangan salah, itulah adilnya Allah SWT, konon keriputnya sayap jangkrik jantan ini ada hubungannya dengan kemampuan ngerik-nya lho! 

Semakin keriput atau semakin jelek sayap jangkrik jantan dalam persepsi kita, konon lebih kencang suara ngerik-nya! Wooooow gitu looooh!

Untuk keperluan menakuti-nakuti tikus ini, biasanya kandang jangkrik yang biasa kami buat dari bahan bambu, akan ditaruh di tempat-tempat gelap yang berpotensi jadi jalur lalu lintas tikus. Begitu tiap hari sampai tikusnya kapok nggak mau singgah atau tinggal di rumah kami masing-masing. 

Selain untuk menakut-nakuti tikus, dulu "jangkrik" ini juga menjadi sarana sekaligus media bermain kami sehari-hari. 

Asalnya, adu jangkrik menjadi salah satu permainan kesukaan kami, tapi karena di tempat ngaji sering diperingatkan oleh Pak Ustad betapa mengerikannya dosa mengadu binatang, terlebih setelah kami membaca komik tentang neraka jahanam, akhirnya kami insyaf dan menggantinya dengan adu suara ngerik-nya saja.

Baca Juga :  Kisah Serendipiti di Balik Kenikmatan Sepiring Tahu Campu

Karena di habitat aslinya, jangkrik lebih suka hidup di tempat-tempat yang cenderung gelap dan terlindung dari cahaya terang, seperti di balik batu atau di bawah bongkahan tanah, maka biasanya kami juga menempatkan jangkrik-jangkrik peliharaan kami di tempat-tempat seperti di habitat aslinya, gelap dan cenderung agak basah.

Untuk makanan, biasanya jangkrik-jangkrik kami akan kami beri asupan makan berupa krokot segar, bisa juga kubis, wortel, gambas, jagung muda, pepaya dan sayuran lainnya.

Ayoooo siapa yang senyum-senyum sendirian, membaca nostalgia masa kecilnya dengan si jangkrik...he...he...he

Semoga bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 6 Januari 2024 jam  10:56 WIB (klik disini untuk membaca)


 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN