Best in Citizen Journalis pada Kompasianival 2020 (kompasiana.com)
-Kompasianival 2020, Kompasianival Covid-19-
Perhelatan "lebaran kompasianer" alias Kompasianival (kependekan dari Kompasiana Carnival) sebagai perayaan ulang tahun Kompasiana, media blog generatif terbesar di Indonesia milik Grup Kompas Gramedia tahun 2020 ini terasa sangat istimewa dan sangat berbeda!
Bagaimana tidak istimewa, diulang tahunnya yang ke 12 dan memasuki kompasianival edisi yang ke-10 tahun ini, masyarakat di seluruh dunia dalam keadaan harap-harap cemas akibat pandemi covid-19 yang telah memaksa terjadinya berbagai perubahan fundamental tata kehidupan masyarakat dunia.
Salah satu yang paling mencolok adalah perubahan perilaku manusia untuk mengantisipasi dari tertular covid-19, yaitu dengan memberlakukan protokoler kesehatan dengan ketat, diantaranya membiasakan diri sering-sering cuci tangan dengan menggunakan sabun, memakai masker jika beraktifitas di luar rumah dan menjaga jarak ketika harus berinteraksi dengan masyarakat lainnya.
Bahkan karenanya, banyak institusi termasuk pemerintahan yang menganjurkan masyarakat untuk lebih banyak beraktifitas dari rumah dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Mulai dari aktifitas sekolah dan kuliah anak-anak, mengerjakan pekerjaan kantor, presentasi, berbelanja, konsultasi kesehatan, nonton film, nonton sepakbola, sampai konser musik-pun semuanya dilakukan dari rumah masing-masing.
Begitu pula dengan Kompasiana Carnival edisi ke-10 tahun 2020 kali ini, semua dilakukan secara online dari rumah masing-masing. Inilah salah satu keistimewaan Kompasianival 2020 yang akan dikenang dalam sejarah!
--Kompasianival 2020--
Perhelatan kompasianival tahun 2020 yang kali ini mengambil tema "mulai dari kita" diselenggarakan secara virtual alias online. Sangat berbeda dengan 9 (sembilan) episode sebelumnya yang dilakukan ala kopdar alias kopi darat yang melibatkan ribuan kompasianer dari seluruh Indonesia.
Fakta inilah yang menjadi cikal bakal "lebaran kompasianer" alias kompasianival disebut-sebut sebagai satu-satunya ajang bertemunya para bloger, penulis, content writer dan pegiat medsos berikut berbagai komunitasnya yang terbesar dan yang masih terus eksis hingga saat ini dan yang akan datang!
Ini
merupakan even kompasianival yang pertama, dimana semua sesi acara dilaksanakan secara virtual dengan
menggunakan berbagai platform aplikasi digital yang bisa diakses dan
dihadiri seluruh kompasianer di seluruh pelosok nusantara dari rumah masing-masing, keren kan!
Inilah bukti kebenaran dari janji Allah SWT yang termaktub dalam QS Al Insyirah ayat 5-6 yang secara ringkas bisa dimaknai sebagai setelah kesulitan selalu ada kemudahan.
Kemunculan covid-19 tanpa kita sadari telah merubah banyak tata kehidupan manusia secara fundamental, tidak hanya terkait urusan kesehatan semata, tapi hampir semua lini kehidupan kita, termasuk juga kreatifitas untuk bertahan hidup yang jauh meningkat dan yang paling aktual adalah percepatan adaptasi terhadap pemanfaatan teknologi digital berbasis daring atau online yang begitu masif! Sepakat!?
---Spesialnya Kompasianival 2020---
"Lebaran kompasianer" tahun 2020 kali ini, teramat istimewa bagi semua kompasianer di seluruh dunia, tidak hanya di seluruh Indonesia saja, karena banyak kompasianer yang berdomisili di berbagai belahan dunia tetap aktif menulis untuk berbagi informasi dan pengetahuan sampai saat ini.
Tidak terkecuali bagi saya! Bahkan even tahunan bagi para penulis dan blogger terbesar di Indonesia yang tahun ini menjadi edisi yang ke -10 teramat sangat spesial bagi saya!
Bagaimana tidak, edisi kali ini menjadi kali ketiga bagi saya masuk dalam nominasi Kompasiana Award untuk kategori Best in Citizen Journalism, setelah pada edisi 2018 dan 2019 saya juga masuk nominator dengan 4 (empat) kompasianer hebat lainnya setiap edisi. Kisah serunya silakan baca pada aertikel saya yang berjudul Asal-usul Istilah "Hattrick" dan Kisahku "Tentangnya" yang bisa diakses disini dan disini.
Bersyukurnya lagi, setelah pada dua edisi sebelumnya saya belum beruntung untuk menyabet label bergengsi di dunia tulis menulis tersebut, Alhamdulillah pada edisi spesial ditengah pandemi covid-19 kali ini, saya justeru berhasil menyematkan label "Best in Citizen Journalism 2020" di belakang nama saya.
Terima kasih Ya Rabb atas anugerah yang akan selalu menjadi cambuk untuk terus berkreatifitas bersama kuasa, kebesaran, kasih sayang dan pastinya ijin serta ridha-Mu. Alhamdulillah!
Menariknya lagi, dalam even kompasianival kali ini juga ada beberapa game dan kuis berhadiah. Alhamdulillah, dari satu-satunya permainan yang saya ikuti, yaitu kuis dari video 360 derajat bertema kompasianival 2020 saya mendapatkan hadiah keren berupa smartphone.
Sekali lagi, ini bukti bahwa Allah SWT memang Maha Mengetahui gaes! Karena saat ini, saya juga sangat memerlukan smartphone yang lebih mumpuni untuk mendukung aktifitas menulis dan berburu foto. Subhan Allah!
Semoga pandemi covid-19 segera berakhir dan kita bisa beraktifitas seperti sedia kala! Sampai jumpa di #kompasianival2021
Semoga bermanfaat! Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Menurut wikipediaada dua makna yang masih berkelindan terkait istilah Memorabilia, pertamasuatu atau beberapa benda yang dapat mengingatkan kepada suatu kenangan dan yang kedua, bisa
dimaknai sebagai koleksi benda atau benda-benda yang digunakan sebagai
alat untuk mengenang suatu peristiwa atau seseorang (baik kenangan manis
maupun kenangan pahit!?).
Uniknya,
memorabilia ternyata tidak selalu berwujud benda fisik, tetapi bisa apa
saja asalkan bisa ditangkap melalui penglihatan atau pendengaran dan
tidak menutup kemungkinan indra perasa yang menjadikan benda itu layak
menjadi jalan bagi sebuah kenangan.
Meresapi dan memahami makna memorabilia versi wikipedia di atas, sepertinya masing-masing diantara kita pasti mempunyai memorabilia, betul!?
Terlepas itu kenangan manis yang bisa bikin kita tambah bersemangat atau
justeru kenangan yang teramat sangat pahit yang tentunya semakin
membuat kita lebih dan lebih bersemangat lagi! Harus tetap semangat ya
gaeeeees!
Tote bag "Hadiah" Berlogo Kompasiana Milik Saya | @kaekaha
Saya jadi teringat kembali dengan beberapa memorabilia dari
Kompasiana yang pernah saya dapatkan sejak saya bergabung tujuh tahun
silam, berikut "drama" untuk bisa mendapatkannya. Hiiiiiks layak
disinetronkan kayaknya...he...he...he...
Memorabila dari
Kompasiana yang saya koleksi memang belum banyak sih, tapi saya kira
cukup juga untuk ikut serta meramaikan even Ketapels yang menantang kita
semua untuk memposting foto bertema "Semua Tentang Kompasiana".
Ya,
bisa berupa koleksi merchandise berlogo Kompasiana, seperti kaos, topi,
tas pinggang, payung, notes, pulpen, dan lain sebagainya yang tidak
dijual dan dikenal sangat limited! atau foto selfie dengan akun kompasiana bagi yang belum sempat mempunyai "oleh-oleh" dari Kompasiana tersebut. Yuk ikutan gaessss!
Kompasiana Community Card Atasnama Saya | @kaekaha
Memorabiliapertama sekaligus tertua sebagai buah dari drakor, eh drakom alias drama kompasianer pertama yang saya miliki adalah Kompasiana Community Cardatau KCC, yaitu salah satu kartu dari Kompas Gramedia Value Card yang juga berfungsi sebagai kartu keanggotaan alias member dari Kompasiana (informasi ini merujuk pada keterangan gramedia.com)
Nah lo, kalau kamu belum punya kartu ini, artinya kamu belum sah menjadi kompasianer! (drama beneran ya...he...he...he...!?)
Kartu
yang didukung oleh Flazz BCA, kartu pembayaran elektronik atau kartu
uang elektronik berbasis cip atau kartu ini, diluncurkan berbarengan
dengan diluncurkannya maskot kompasiana, Kriko
yang juga ikut mejeng di KCC, saat perhelatan lebaran kompasianer alias
Kompasianival edisi tahun 2014 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Jakarta, Sabtu (22/11/2014). Apa kabar Kriko?
Menurut
keterangan dari pihak berwenang saat itu, banyak sekali benefit yang
bisa didapat oleh pemilik kartu sakti ini, selain sebagai tanda bukti
keabsahan sebagai kompasianer, seperti beragam diskon dan privilege
eksklusif lainnya.
Lantas dramanya di mana?
Sampai
detik ini atau 6 (enam) tahun sejak saya miliki, kartu yang saat itu
dimahari sebesar Rp. 50.000 dan sekaligus menjadi satu-satunya memorabilia
yang saya dapatkan dengan cara menebus ini, justeru belum pernah saya
gunakan sebagaimana layaknya kartu pembayaran elektronik dan lebih
berfungsi sebagai pengisi dompet yang ikut mempertebal dompet tipis
saya...he...he...he...!
Dua Kaos Kompasiana Koleksi Saya | @kaekaha
Memorabilia kedua yang menjadi koleksi saya berikutnya ada 4 (empat) jenis barang sekaligus, yaitu
Kaos dengan logo besar bertuliskan kompasiana, berikut tagline alias sesanti "beyond blogging" dengan ukuran huruf lebih kecil tepat dibagian dada (seperti gambar diatas) dan logo kotak kompasiana di bagian belakang,
Tote bagberwarna
hitam dengan elemen tulisan sama dengan kaos, hanya saja komposisi pada
ukuran hurufnya berbalik, tulisan kompasiana-nya jauh lebih kecil
dibanding dengan tagline beyong blogging-nya.
Lanyard alias tali gantungan multifungsi bercorak abu-abu dengan ornamen kekinian yang juga bertuliskan kompasiana, berikut tagline alias sesanti "beyond blogging" dengan komposisi persis pada kaos
Cutting Sicker bertuliskan kompasiana berwarna putih.
Tote bag "Hadiah" Berlogo Kompasiana Milik Saya | @kaekaha
Keempat memorabilia tersebut saya dapatkan pada akhir tahun 2018, sebagai hadiah atas pencapaian saya bisa menembus daftar nominee kompasiana award 2018 untuk kategori citizen jurnalism dalam rangkaian hajatan Kompasianival 2018, persis seperti yang saya kisahkan dalam artikel Asal-usul Istilah "Hattrick" dan Kisahku "Tentangnya".
Saat pertama kali mengetahui, nama saya masuk dalam daftar nominee kompasiana award 2018 untuk kategori citizen jurnalismsaja.
Rasanya
sudah bangga banget, kira-kira kepingin tahu nggak, gimana rasanya
ketika tiba-tiba ada paket "bingkisan" datang ke rumah diantar langsung
sama kurir dan katanya dari kompasiana? Kalau pengin tahu rasanya,
silakan baca artikel saya berjudul "Kompasiana, Terima Kasih Banyak Bingkisannya!"
Tali Lanyard dari Kompasiana | @kaekaha
Kecuali kaos dan cutting sticker, memorabilialainnya saya simpan di lemari koleksi saya. Untuk kaos yang saya dapatkan pada kompasianival 2018 ini.
Jika ingin melihat wujudnya, ada pada foto di atas yang posisinya ada di belakang (bertuliskan "kompasiana" plus tagline beyond blogging). Karena kaos ini termasuk kaos kebanggaan, makanya tidak terlalu sering saya pakai, hanya sesekali saja.
Biasanya
saya akan memakainya ketika gairah menulis saya sedang tidak bagus
alias sedang malas karena berbagai sebab. Ajaibnya, memakainya membuat
saya lebih mudah untuk menyemangati logika dan alam bawah sadar saya
sendiri, saya pasti bisa!
Cutting Sticker di Bagian Belakang ipad mini Hadiah dari Kompasiana | @kaekaha
Sekedar info, ipad mini ini jadi banyak tempelan stickernya, karena ikut menjadi saksi sekaligus bagian dari sejarah, ketika saya mendapatkan privilege dari
Kemenkominfo mewakili Kalimantan Selatan untuk hadir dalam acara
pembukaan ASIAN GAMES XVIII di Gelora Bung Karno, Agustus 2018 silam.
Juga, sekaligus bertemu dengan bloger-bloger hebat dari 33 Propinsi di Indonesia lainnya, setelah saya memenangkan even WRITINGTHON ASIAN GAMES 2018, even menulis yang digagas olen Kemenkominfo bekerja sama dengan beberapa pihak.
Dompet Kartu Nama Berlogo Kompasianival | @kaekaha
Memorabilia ketiga yang menjadi koleksi saya berikutnya juga
4 (empat) jenis barang sekaligus, hanya saja sedikit berbeda dengan
memorabilia kedua yang saya dapatkan sebelumnya, yaitu
Kaos dengan logo besar bertuliskan kompasiana, hanya saja yang ini tanpa tagline "beyond blogging", sedangkan pada bagian belakangnya terdapat tulisan kompasiana dengan ukuran lebih kecil (gambar 1 dan 4) .
Tote bagberwarna hitam dengan elemen tulisan kompasiana dengan tagline beyond blogging disatu sisi, sedangkan pada sisi belawanan bertuliskan lebih dari sekedar ngeblog (gambar 2). Beda kan dengan edisi sebelumnya!
Dompet kartu nama bertuliskan www.kompasiana.com dan kompasianival.
Sicker bertuliskan kompasiana berwarna biru tua yang saya tempelkan di laptop merah saya.Mungkin karena warnanya kurang kontras, jadinya tidak terlalu kelihatan.
Stiker Kompasiana di Laptop | @kaekaha
Keempat memorabilia di atas saya dapatkan pada akhir tahun 2019, sebagai hadiah atas pencapaian saya kembali menembus daftar nominee kompasiana award 2019, juga untuk kategori citizen jurnalism.
Beritanya
saat itu saya dapatkan ketika saya berada di Kota Garut, Jawa Barat
dalam rangka proyek menulis buku tentang potensi eonomi dan pariwisata
Kabupaten Garut, bersama blogger yang berasal dari beberapa daerah di
Indonesia, setelah masing-masing kembali memenangkan tiket WRITINGTHON JELAJAH KOTA GARUT 2019. yang ekspresi kebahagiannya saya tuangkan dalam artikel berjudul
Ekspresi kebahagiaan saya saat itu saya curahkan dalam artikel Terima Kasih, Kembali Menominasikan Saya di Kompasiana Award,
selain sebagai ungkapan rasa syukur juga sekaligus sebagai ucapan
terima kasih kepada semua kompasianer di seluruh Indonesia yang kembali
memilih saya untuk duduk sebagai nominee kompasiana award 2019.
Sudah menjadi tradisi
setiap tahun, semua kompasianer yang masuk dalam jajaran nominee
kompasiana award akan mendapatkan paket bingkisan memorabilia berlabel
kompasiana yang sangat cocok untuk dikoleksi. Jadi berbangga dan
berbahagialah, rekan-rekan yang berkesempatan masuk dalam deretan
nominee dalam ajang kompasiana award untuk kategori apapun.
Tas Pinggang | @kaekaha
Memorabilia keempat koleksi saya adalah tas pinggang yang saya dapatkan belum lama ini. Uniknya, merchandise kompasiana
ini justeru tidak saya daptkan dari kompasiana, tapi dari Ketepels
alias komunitas kompasianer Tangsel Plus, setelah saya memenangkan kuis ketapels via media sosial twitter yang berlangsung selama lima berturut-turut. Dramatis bukan?
Waaah harus buka rahasia deh akhirnya!
Karena
penilaian kuis ini berdasarkan pada yang tercepat menjawab dengan
benar, maka kunci untuk menang adalah mengetahui "kebiasaan" admin
memposting pertanyaan kuis, khususnya waktu postingnya!
Hari
pertama saya masih membaca pola kuis, salah satunya memonitor "jam
berapa" pertanyaan diposting admin yang ternyata beberapa saat sebelum
Subuh, untuk itu saya merelakan diri tercecer dari peringkat terbaik.
Syukurnya pola admin tidak berubah, hari kedua dan seterusnya admin
memposting sesaat sebelum atau setelah Subuh.
Selain pola sudah
terbaca (maaf ya Om admin Ketapels), keuntungan saya lainnya adalah
posisi wilayah waktu saya yang masuk WITA atau Waktu Indonesia Tengah
yang lebih cepat satu jam dari WIB. Kok bisa?
Begini dramanya
gaes! Ketika om admin posting pertanyaan sesaat sebelum subuh, kami
manusia WITA sudah pada bangun dan siap untuk beraktifitas (bahkan sudah
ada yang keluyuran...he...he...he...), termasuk menjawab pertanyaan
admin ketapels, sementara di saat bersamaan, sepertinya pemburu kuis
yang tinggal di daerah WIB alias Waktu Indonesia Barat masih banyak yang
terbuai mimpi. Nah lo!
Jadi wajar jika di hari kedua dan seterusnya saya selalu menjadi
penjawab pertama dan akhirnya menjadi pemenang pertama dengan nilai
tertinggi yang konsekuensinya bisa memilih hadiah lebih dulu. Akhinya
saya memilih tas pinggang dari pada 5 (lima) hadiah yang lain, karena
selain topi saya sudah punya semua.
Yuk semuanya hadir di kompasianival 2020! Caranya mudah bin gampang kok, tinggal klik dan daftar di www.kompasianival.com!
Semoga bermanfaat! Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 28 November 2020 23:18 dan menjadi pengantar kemenangan saya menyabet titel "Best in Citizen Journalism 2020" dalam ajang Kompasianival 2020.
Aksi Zlatan Ibrahimovich Mencetak Gol dengan Gaya Salto | TWITTER.COM/FOOTYACCUMS via bolasport.com
Istilah hattrick yang begitu populer dikalangan penikmat
olahraga, khususnya sepakbola, secara umum dipahami sebagai prestasi
atau keberhasilan yang terulang sampai 3 (tiga) kali dalam sebuah even.
Dalam sepakbola, istilah hattrick paling sering tersematkan kepada seorang pemain yang berhasil mencetak 3 (tiga) gol dalam sebuah pertandingan baik berurutan maupun tidak.
Bisa juga seorang penjaga gawang yang berhasil melakukan cleansheet alias
menjaga keperawanan gawangnya sampai (3) tiga laga pertandingan,
sedangkan untuk tim atau kesebelasan bisa prestasi menjuarai sebuah even
yang sama dalam (3) tiga musim berturut-turut.
Uniknya, dalam perkembangannya, istilah hattrick tidak
hanya menjadi domain sepakbola atau dunia olahraga saja, tapi juga
disematkan kepada siapa dan apa saja bentuk prestasi atau keberhasilan
yang dilakukan sebanyak (tiga) kali, terlebih secara berurutan dalam
satu even yang sama.
Sebagai contoh,keberhasilan Kota Banjarmasin meraih piala Adipura pada 2015, 2016, 2017 yang banyak diberitakan oleh media sebagai hattrickmembanggakan dari sebuah kota yang dulunya berpredikat "kota terkotor" di Indonesia.
Jika memang istilah hattrick telah begitu populer dan terus berkembang dari segi ruang pemanfaatannya, tahukah anda sejarah atau asal-usul istilah hattrick?
Kompasiana Award 2020 | @kompasiana.com
Asal-usul istilahhattrick, menurut beberapa sumber ternyata tidak ada hubungannya samasekali dengan sepakbola, tapi justeru lahir dari olahraga cricket, olahraga mirip kasti dan juga softball dari daratan Inggris yang sangat populer di negara-negara persemakmuran (Commonwealth), yaitu negeri-negeri bekas jajahan Inggris.
Sejarah bermula pada tahun 1885, saat pemain cricket Inggris H.H Stephenson dalam sebuah bigmatch, berhasil menghasilkan tiga wickets (berhasil memukul bola dan berlari bolak-balik wickets sebanyak tiga kali berturut-turut).
Pencapaian H.H Stephenson yang sangat jarang terjadi dalam pertandingan cricket, dianggap fans dan suporternya sebagai prestasi luar biasa dan sangat hebat.
Demi mengenang sekaligus memberi penghargaan kepada pemain pujannya tersebut, para fans rela urunan uang untuk membeli hadiah berupa topi (hat) untuk diberikan kepada H.H. Stephenson.
Itulah awal mula munculnya istilah hattrick, sampai akhirnya populer di ranah olahraga lain seperti sepakbola, polo air dan juga hoki. Uniknya, pada awal istilah hattrick diadopsi di olahraga sepakbola, pemaknaannya relatif sangat sempit, dengan spesifikasi yang sangat-sangat terbatas.
Pemain bola, baru bisa dikatakan mencetak hattrick
jika dia mencetak tiga gol secara berturt-turut dan tidak ada pemain
lain yang juga mencetak gol diantara terciptanya gol-gol tersebut,
itupun masih harus di persempit lagi dengan elemen tubuh yang dipakai
mencetak gol, dengan kepala, kaki kanan atau kaki kiri.
Ronaldo Mencetak Gol dengan Salto | Realmadrid via Bola.net
Maksudnya, meskipun seorang Pele bisa mencetak 3 (tiga) gol tapi
karena waktunya tidak berurutan, karena ada teman yang juga mencetak gol
diantara gol yang dicetak Pele atau bahkan pemain lawan yang melakukan
gol bunuh diri, maka Pele pada saat itu belum bisa disebut melakukan hattrick.
Tidak
hanya itu, meskipun Pele bisa mencetak tiga gol berurutan, tanpa ada
penyela baik kawan maupun lawan yang juga mencetak gol, tapi elemen
tubih yang dipakai ntuk mencetak gol berbeda-beda, misal gol pertama
memakai sundulan kepala, sedang gol kedua pakai kaki kanan dan gol
ketiga memakai kaki kiri (kelak dikenal sebagai perfect hattrick atau golden hattrick), maka hal yang demikian juga tidak termasuk hattrick.
Situasi inilah yang menyebabkan istilah hattrick sangat jarang terdengar di masa lalu, karena kriteria dan spesifikasi hattrick yang sangat sempit, sehingga sangat menyulitkan pemain bola, bahkan seorang striker kelas wahid sekalipun untuk bisa melakukan hattrick, meskipun sejatinya telah mencetak tiga gol.
Kompasiana Award 2018 | Kompasiana.com
Hattrick-ku di Kompasiana Award
Kompasiana
Award tahun 2020 sebagai bagian dari Kompasianival atau sering juga
disebut sebagai "hari lebaran" kompasianer yang diselenggarakan oleh
Kompasiana dalam rangka memeriahkan ulang tahunnya yang ke-12.
Otomatis juga menjadi ulang tahun saya yang ke-7 sebagai kompasiner,
karena di bulan yang sama atau tepatnya tanggal 31 Oktober tujuh tahun
silam saya secara sah menjadi bagian dari keluarga besar kompasiana.
Spesialnya, pada Kompasiana Award tahun 2020 kali ini, Kompasiana memberikan hadiah kejutan luar biasa untuk saya, yaitu masuk nominasi BEST IN CITIZEN JURNALISM tergabung dengan kompasianer-kompasianer hebat lainnya. Artinya, ini merupakan kali ketiga secara beruntun alias hattrick, saya masuk nominasi BEST IN CITIZEN JURNALISM dan sepertinya menjadi yang pertama mengalami hattrick di ajang Kompasiana Award. Wallahu a’lam bish-shawabi.
Alhamdulillah,
artinya karya tulisan saya juga memberi warna sekaligus manfaat bagi
pembaca, bukan hanya menjadi sampah peradaban, sampai akhirnya
teman-teman kompasianer istiqomah kembali menominasikan saya di kategori BEST IN CITIZEN JURNALISM.
Terima
kasih teman-teman kompasianer semuanya, khususnya yang telah
menominasikan saya dan juga tim manajemen Kompasiana yang masih mau
membaca, mengapresiasi dan mengkurasi karya tulisan saya sampai detik
ini. Sekali lagi Terima kasih.
Otomatis juga menjadi ulang tahun saya yang ke-7
sebagai kompasiner, karena di bulan yang sama atau tepatnya tanggal 31
Oktober tujuh tahun silam saya secara sah menjadi bagian dari keluarga
besar kompasiana.
Spesialnya, pada Kompasiana Award tahun 2020 kali ini, Kompasiana memberikan hadiah kejutan luar biasa untuk saya, yaitu masuk nominasi BEST IN CITIZEN JURNALISM tergabung dengan kompasianer-kompasianer hebat lainnya. Artinya, ini merupakan kali ketiga secara beruntun alias hattrick, saya masuk nominasi BEST IN CITIZEN JURNALISM dan sepertinya menjadi yang pertama mengalami hattrick di ajang Kompasiana Award. Wallahu a’lam bish-shawabi.
Alhamdulillah,
artinya karya tulisan saya juga memberi warna sekaligus manfaat bagi
pembaca, bukan hanya menjadi sampah peradaban, sampai akhirnya
teman-teman kompasianer istiqomah kembali menominasikan saya di kategori BEST IN CITIZEN JURNALISM.
Terima
kasih teman-teman kompasianer semuanya, khususnya yang telah
menominasikan saya dan juga tim manajemen Kompasiana yang masih mau
membaca, mengapresiasi dan mengkurasi karya tulisan saya sampai detik
ini. Sekali lagi Terima kasih.
Berikut catatan dinamika dan transformasi profil saya persembahan "tim manajemen Kompasiana" dalam hattrick nominasi kategori BEST IN CITIZEN JURNALISM mulai 2018, 2019 dan 2020.
Kompasiana Award 2018 | Kompasiana.com
2018 Kartika Eka : Musik
dan travelling jadi hal yang disukai oleh Kompasianer ini, maka tak
heran jika artikelnya banyak yang membahas tentang kedua hal tersebut.
Selain itu, tulisannya tentang budaya Banjarmasin, tempatnya berasal
juga menjadi bacaan menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Kompasiana Award 2019 | Kompasiana.com
2019 Kartika Eka H : Melalui
tulisan-tulisannya yang sebagian besar mengangkat tentang budaya
Banjarmasin, Kartika Eka seolah ingin turut turun tangan untuk
memyebarluaskan segala informasi menarik dari kota yang ada di
Kalimantan tersebut. Membaca artikelnya dijamin akan bikin kita tak
sabar untuk berkunjung ke sana.
Kompasiana Award 2020 | Kompasiana.com
2020 Kartika Eka H : "Salam
dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas", begitulah ciri khas Eka
Kartika menutup setiap cerita dari tulisannya. Kompasianer asal
Banjarmasin ini banyak sekali memberikan informasi menarik mengenai
budaya dan juga serba serbi kuliner khas Banjar. Selain itu, kalau kamu
penasaran banget dengan proses pembuatan kuliner khas Banjar, Kartika
Eka selalu siap berbagi resepnya.
Semua
penikmat sepakbola diseluruh dunia pasti tahu Zlatan Ibrahimovic,
bagaimana prestasi dan pencapaian yang telah didapatkannya sampai saat
ini.
Aksi menawannya mengolah si kulit bundar layaknya seniman
lapangan hijau telah menyihir para fans beratnya di seluruh dunia. Tapi
sayang, semuanya hanya untuk level pribadi dan paling jauh di level
klub. Untuk level negara masih belum!
Artinya,
mereka juga manusia biasa yang tidak sempurna! Mereka tetap mempunyai
titik lemah dan titik ketidakberuntungan yang tidak bisa mereka
kendalikan.
Kisah Zlatan Ibrahimovic setali tiga uang
dengan megabintang sepakbola dari Argentina Lionel Messi dan juga
Cristiano Ronaldo, dua pemain sepakbola paling top abad ini yang juga
masih belum bisa memberikan kebanggaan paripurna untuk bangsa dan
negaranya.
Dengan status pemilik rekor "hattrick"
nominator BEST IN CITIZEN JOURNALISM tiga kali berturut-turut, berarti
saya wajib terus mempertanggungjawabkan status saya tersebut di masa
mendatang dengan karya-karya yang lebih berkelas dan berkualitas, khas
olahan saya! Masak iya, habis masuk nominasi BEST IN CITIZEN JOURNALISM
tiga kali berturut-turut kok malah malas nulis apalagi terus menghilang
dari panggung Kompasiana...!? Betul?
Belajar
dari Zlatan Ibrahimovic, Lionel Messi dan juga Cristiano Ronaldo,
sebagai manusia biasa saya terus berusaha semaksimal mungkin untuk
menuliskan karya abadi terbaik bersama Kompasiana.
Dan, meskipun mendapatkan apresiasi kebanggaan paripurna sebagai kompasianer terpilih sesuai dengan passion masing-masing
bukanlah tujuan utama, tapi tetap saja "predikat terbaik" akan menjadi
cambuk pelecut semangat berliterasi yang ampuh, efektif dan efisen yang
pastinya wajib untuk disyukuri.
Berharap tidak seperti nasib Zlatan Ibrahimovic, Lionel Messi ataupun juga Cristiano Ronaldo, semoga hattricksaya masuk nominasi BEST IN CITIZEN JURNALISM berbuah manis dan menjadi kebanggaan semua.
Tentu, khususnya keluarga besar peramu dan penikmat tulisan kategori budaya, humaniora, sosial budaya, wisata, hiburan, puisi dan seputarnya, serta mengangkat kembali semangat berliterasi rekan-rekan Para-KOMBATAN yang layaknya hidup segan mati tak mau...
"Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing!"
Untuk
itu, dengan segala kerendahan hati, sekali lagi saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan kompasianer di
seluruh pelosok Indonesia yang telah menominasikan saya kembali di ajang
Kompasiana Award 2020 ini.
Selanjutnya, kepada semua kompasianer silahkan
memilih kompasianer jagoan anda di masing-masing kategori sesuai hati
nurani anda... Silakan klik disini untuk ikut berpartisipasi.
Semoga Bermanfaat! Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 19 November 2020 00:32 dan menjadi pengantar kemenangan saya menyabet titel "Best in Citizen Journalism 2020" dalam ajang Kompasianival 2020.