Sabtu, 17 Februari 2024

Malem Mingguan Bareng Kidungan Jula-Julinya Cak Kartolo Cs, Yuk!

Kaset Kidungan Jula-juli Kartoloan | kasetlalu.com


Pagupon omahe doro

Melok Nippon soyo sengsoro

Bagi penikmat seni kidungan jula-juli khas Suroboyoan, tentu tidak asing dengan parikan juli-juli legendaris yang dulunya pernah di populerkan oleh Cak Gondo Durasim diatas!

Parikan Jula-juli atau pantun melayu khas Jawa Timuran yang biasanya ditembangkan atau dinyanyikan dengan pakem kidung jula-juli , sehingga kelak juga dikenal sebagai kidungan jula-juli, legendaris dari maestro kesenian Ludruk yang nama besarnya sekarang di abadikan sebagai taman budaya di kota Surabaya diatas, di jamannya pernah menjadi trigger perlawanan terhadap pemerintahan penjajahan Jepang. Keren kan!

Ringin gedi panggonane dedemit

Pring lumpang sesajeni Danyang

Pengen rabi orang duwe dhuwit

Paling gampang ya dijepitne Lawang

Perkembangan seni parikan Jula-juli ataupun kidungan jula-Juli sebagai bagian dari ciri khas kesenian ludruk, kesenian drama khas Jawa Timuran, kondisinya justeru lebih baik dari pada kesenian ludruk, induknya!

Jika kesenian ludruk kondisinya kurang lebih sama seperti kesenian drama tradisional lainnya di Nusantara yang dalam kondisi selayaknya, hidup segan mati tak mau, maka seni parikan Jula-juli ataupun kidungan jula-Juli sampai saat ini masih lumayan berkibar.

Baca Juga Yuk! Malem Mingguan Bareng Last Kiss-nya Pearl Jam, Yuk!

Setidaknya, ada dua faktor utama yang menjadikan seni kidungan jula-Juli khas Suroboyoan masih relatif berkibar di era digital seperti saat ini. Pertama, karena faktor fleksibilitas dalam seni kidungan jula-juli itu sendiri.



Kecuali tema cerita, pertunjukan seni kidungan jula-juli tidak memerlukan pakem yang ketat, panggung, gamelan, kostum khusus dan yang tidak kalah penting, tidak perlu melibatkan banyak orang, karena kidungan jula-juli garingan (tanpa musik pengiring) ala Cak Markeso sejak sebelum kemerdekaan sudah tampil sendirian layaknya stand up comedy yang sekarang sedang booming!

Eh iya, hampir lupa! Baik dalam acara live show maupun rekaman, baik di studio rekaman, studio radio atau televisi, seni kidungan jula-julinya Cak Kartolo selalu tampil secara spontan dan full improvisasi, karena tidak ada contekan berupa teks sama sekali. 

Jadi ketahuan kan, secerdas apa para pemain kidungan jula-juli khas Suroboyoan ini!?

Faktor keduanya adalah fenomena  kreatifitas seorang Kartolo dan kawan-kawan atau kita mengenalnya sebagai Kartolo Cs. Kenapa Kartolo!?

Memang, dalam dunia pertunjukan seni ludruk kita warga Jawa Timur, khususnya Surabaya, tentu banyak mengenal tokoh-tokoh ludruk senior yang tidak kalah kompeten dan serius melestarikan seni ludruk di era dan zamannya masing-masing.

Tapi tetap saja, nama Kartolo dan CS-nya seperti Basman (mertua Kartolo), Kastini (Istri Kartolo), Sokran, Munawar, Sapari dan Blontang dengan kreativitasnya yang berbasis pada ramuan dari drama kehidupan sehari-hari, mampu menjadikan pertunjukan seni kidungan jula-julinya lebih berkarakter sebagai hiburan rakyat yang aktual, egaliter dan pastinya menghibur.



Gaya mbanyol alias humor yang  menjadi trademark mereka begitu cair dan ini memudahkan siapapun yang mendengar atau melihat penampilan mereka untuk menikmati hingga merenungi inti dari jalan ceritanya tanpa harus berprasangka.

Karena disini, tidak ada konsep disakiti dan tersakiti, tidak ada yang disinggung dan tersinggung dan tidak ada pula  yang di pojokkan ataupun yang terpojok, meskipun isi ceritanya sarat dengan kritikan sosial. Jadi menonton penampilan Kartolo Cs, semuanya gembira!

Memang, Kartolo dan Cs-nya juga tidak sendirian "menggubah" seni kidungan jula-juli versinya yang tidak bertele-tele dan lugas dalam bahasa sehingga mudah dimengerti dan dipahami.

Inilah identitas Kartolo Cs dengan karakternya yang begitu identik, hingga kelak gaya pentas mereka dilabeli khalayak dengan identitas yang mereka banget, yaitu  ludruk kartoloan sampai  tetap eksis hingga saat ini!

Kejelian bos Nirwana Record, Nelwan Wongsokadi yang melihat talenta emas Kartolo Cs sebagai pioneer seni kidungan jula-juli Suroboyoan, memberikan tawaran berharga untuk merekam semua materi kidungan jula-juli plus lawakan dan banyolan Kartolo Cs di era awal 80-an, tentu tidak bisa di kesampingkan!

Cak Kartolo dan Alm. Cak Sapari dalam Sebuah Adegan Panggung | tvonenews.com

Dari rekaman di studio Nirwana Record yang juga di iringi oleh kelompok karawitan Sawunggaling Surabaya inilah kidungan jula-juli berikut lakon cerita kehidupan khas Kartolo Cs yang egaliter, cair dan full mbanyol yang selalu ampuh mengajak penontonnya jujur dan adil menyikapi realitas kehidupan, beredar dalam bentuk kaset dan akhirnya meledak di pasaran. Inilah salah satu momentum kunci kesuksesan itu!

Sejak saat itu juga, seni pertunjukan Kartolo Cs yang kelak juga dikenal sebagai ludruk kartoloan pamornya semakin melejit di seputaran Jawa Timur. Tawaran mentas dari berbagai kota datang silih berganti.

Sejak saat itu hingga era akhir era 90-an banyolan alias humor ala Kartoloan masih menjadi hiburan di berbagai level masyarakat di seputaran Jawa Timur, terkhusus lagi di kawasan budaya Arek alias kawasan Jombang ke arah timur sampai ke kawasan tapal kuda di bagian timur Propinsi Jawa Timur.

Piring biyen tipis-tipis

Piring saji saka porselen

Maling biyen nggawa linggis

Maling Saiki nggawa pulpen

Sekarang, selain personil Kartolo Cs sudah banyak yang meninggal dan Kartolo sendiri juga sudah lumayan sepuh, aktifitas mentasnyapun sudah pasti berbeda dengan di jaman keemasannya.

Tapi jangan kuatir, kalau anda ingin menikmati banyolan "Kartoloan" ala mereka, sekalian belajar bahasa Jawa dialek Suroboyoan, sekarang sudah banyak media digital yang bisa diakses, salah satunya via channel YouTube resmi milik Nirwana Record. Tapi hanya audionya saja ya! Jangan kuatir tetap asyik kok!

Cak Kartolo | klimg.com

Terbaru, sekarang juga ada channel YouTube yang menyediakan animasi banyolan ala Kartoloan dengan karakter Kartolo dan Cs-nya.

Kecap di bacem dicampur gulo

Mboten ngecap namun wicoro

 Cekap semanten atur kawulo

Wonten lepat nyuwun sepuro

Ludruk Kartoloan sejak saya kecil tidak hanya berhasil menghibur, tapi juga sukses memperkenalkan kehangatan budaya egaliter khas masyarakat kecil. 

Mungkin karena rasa kangen dengan kehangatan khas ludruk kartoloan yang lumayan lama tidak terdengar, malam Minggu ini saya juga ingin berbagai kehangatan itu dengan semua teman-teman  di seluruh pelosok bumi

Malem mingguan bareng kidungan Jula-julinya Cak Kartolo Cs Yuk!


Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!



Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar