Gerbang Kota Banjarmasin | @kaekaha |
Event Datsun Risers Expedition I Kalimantan
sekarang sudah memasuki etape 2, yaitu trip Balikpapan - Banjarmasin.
Informasi terakhir dari @Raadjaa orang paling sibuk dalam event ini
(he..he...yang lain gak boleh sensi ya.....) kemarin sore rombongan
sudah berada di daerah Loksado, Hulu Sungai Selatan, yaitu destinasi
pariwisata alam liar Kalimantan yang dipadu dengan adat dan budaya
Dayak Meratus yang tidak kalah eksotisnya dengan desa adat dayak lainnya
di Kalimantan Timur seperti Desa Pampang, Miau baru yang sempat
dikunjungi oleh risers DRE I Kalimantan Etape 1 : Samarinda-Tanjung Redeb.
Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (HSS) dengan ibu kota kabupaten Kota Kandangan
berjarak sekitar 135km dari Kota Banjarmasin. Kota Kandangan terkenal
dengan kuliner Katupat Kandangan, dodol Kandangan.
Para risers
etape 2 dah pada incip-incip belum....? Rugi deh kalo belum mencoba!
Karena sepanjang jalan menuju Banjarmasin, nantinya di masing-masing
daerah/kabupaten mempunyai kekhasan kuliner masing-masing lho! dan
semuanya dijamin mak nyuuuuus semuanya!
Mulai dari Kabupaten Tapin,
Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Jangan bingung
ya...! Di Kalimantan Selatan memang ada 3 daerah Kabupaten/Kota yang
diawali dengan nama Banjar. Susuri dan nikmati deh semuanya......
Semalam di Banjarmasin
Tujuan akhir Datsun Risers Expedition I Kalimantan etape 2, adalah Kota Banjarmasin, Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan yang dikenal dengan Kota Seribu Sungai dan yang terbaru dengan ikon julukan baru Kota 1000 Pemadam Kebakaran. Banyak hal menarik yang bisa rekan-rekan risers etape
2 dapati di Kota Banjarmasin Bungas! (Bungas ; Cantik, Bahasa Banjar).
Makanya begitu sampai di Banjarmasin jangan buru-buru pulang ke daerah
masing-masing ya. Jelajahi dulu Kota Banjarmasin, karena semalam di Banjarmasin pasti akan memberi kesan yang luar biasa buat para risers. Oh ya... kalimat semalam di Banjarmasin kalau dalam bahasa Banjar artinya kemarin di Banjarmasin, beda dengan bahasa Indonesia.
A. Berkunjung ke destinasi wisata berikut :
Pasar terapung
Kota Banjarmasin
mempunyai 3 destinasi pasar terapung dengan spesifikasi yang
berbeda-beda. yaitu Pasar terapung Muara Sungai Kuin, Pasar terapung
Siring Sungai Martapura dan Pasar Terapung Lok Baintan. Khusus untuk
destinasi terakhir letaknya sebenarnya di Kabupaten Banjar.
Pasar
Terapung muara Sungai Kuin di tepian Sungai Barito merupakan destinasi
wisata pasar terapung pertama yang dikenal oleh masyarakat, berkat
dijadikan id station salah satu stasiun televisi swasta
nasional di awal 90-an. Pasar terapung siring Sungai Martapura di
seberang Kantor Gubernur lama merupakan pasar terapung buatan yang hanya
ada di hari libur tanggal merah dan hari minggu saja, Sedangkan Pasar
terapung Lok Baintan, walaupun sama-sama tuanya dengan pasar terapung di
muara sungai Kuin, tapi baru beberapa tahun terakhir dikenal luas
masyarakat sebagai destinasi wisata jempolan!
Masjid Sabilal Muhtadin dan Masjid Sultan Suriansyah
Kedua masjid ini merupakan landmark Kota
Banjarmasin yang mewakili jamanya masing masing. Nama masjid Sabilal
Muhtadin diambil dari nama kitab karya ulama Besar Kesultanan Banjar,
Syekh Arsyad Al Banjari atau dikenal juga dengan Datuk Kelampayan.
Keunikan Masjid Terbesar di Kalimantan Selatan ini yang paling mencolok
adalah bentuk kubahnya yang unik dan khas, mengambil tema dari tanggui, topi
penutup kepala khas suku Banjar yang biasa dipakai oleh petani ketika
akan ke ladang atau kesawah.
Secara keseluruhan, tema arsitektur Masjid
ini merupakan perpaduan antara arsitektur Banjar, Dayak dan Melayu.
Jadi jangan heran jika masuk kedalam masjid di kiri kanan mihrab
terdapat ornamen ukiran khas suku Dayak yang cantik menghiasi dinding.
Selain itu, Masjid Sabilal Muhtadin juga mempunyai kawasan hutan kota
yang ditumbuhi berbagai jenis pohon yang rindang, sejuk dan segar.
Masjid Sultan Suriansyah
adalah Masjid tertua di Kalimantan Selatan peninggalan Kesultanan
Banjar yang usianya hampir 3 abad. Masjid berarsitektur Banjar asli ini
dibangun dengan menggunakan kayu ulin atau kayu besi yang terkenal
sangat kuat.
Kota Pusaka Banjarmasin
Destinasi Kota Pusaka ini terletak di ddalam kota Banjarmasin, tepatnya didaerah Sei Jingah. Disini terdapat banyak peninggalan cagar budaya berupa rumah adat Banjar "bahari" (bhs Banjar, tua) yang usianya lebih dari seratus tahun.Museum Waja Sampai Kaputing (wasaka)
Museum
Wasaka adalah museum dengan arsitektur rumah adat banjar yang menyimpan
benda-benda bersejarah perjuangan masyarakat Banjar dalam
mempertahankan kedaulatan daerahnya melawan penjajahan belanda. Selain
itu museum yang terletak persis di sebelah jembatan banua anyar di
pinggir sungai Maryapura ini juga menyimpan koleksi benda-benda
peninggalan budaya Banjar.
Menara Pandang Siring Martapura
Destinasi
wisata terbaru di Kota Banjarmasin ini terletak di seberang Masjid
Sabilal Muhtadin. Dalam komplek siring Martapura, selain ada menara
pandang yang bisa dipakai untuk melihat landscape Kota Banjarmasin dari
ketinggian juga terdapat beberapa item obyek menarik yang layak untuk
dikunjungi, yaitu rumah anno 1925 (rumah berarsitektur banjar yang
usianya hampir satu abad), Patung Bekantan raksasa dan khusus dihari
libur di kawasan siring ini juga terdapat pasar tetapung buatan yang
sangat otentik dengan aslinya. Dari dermaga siring ini wisatawan juga
bisa melakukan wisata susur sungai dengan menggunakan kelotok atau
perahu bermesin tempel khas Banjarmasin yang juga disebut taksi air.
B. Menikmati Kuliner Khas Banjarmasin.
Soto Banjar
Soto adalah makanan khas
asli Indonesia. Hampir semua kota di Indonesia mempunyai kuliner soto
dengan ciri dan ke-khasan masing-masing.
Soto Banjar adalah kuliner khas
masyarakat suku banjar di Kalimantan Selatan. Secara sekilas penampilan
Soto Banjar tidak jauh berbeda dengan kuliner soto di daerah lain,
mungkin perbedaannya adalah bahan pembuatan kuah yang dicampur susu cair
dan rempah-rempah khas Banjar.
Orang Banjar meyebut soto jika kuah
beserta isinya dimakan dengan lontong atau ketupat, tapi kalau kua sama
isinya dimakan pakai nasi, bukan soto lagi namanya! Tapi Nasi Sop.
Di
seputaran Kota Banjarmasin banyak terdapat kedai atau warung soto
Banjar dengan nama yang sudah termasyhur. Uniknya ternyata soto banjar
yang mereka jual mempunyai cirikhas citarasa yang berbeda-beda satu sama
lain.
Sebut saja Soto Bapukah, soto banjar yang pelanggannya lebih banyak para pendatang. Soto Bang Amat,
soto banjar langganan pejabat dari pusat dan daerah ini selain
menyediakan menu soto banjar dengan citarasa asli soto Banjar ini juga
menawarkan view sungai martapura dengan berbagai aktifitas warga di
dalamnya.
Kalau hari minggu disini juga ada pertunjukan musik panting,
musik tradisional khas suku banjar yang unik dan asyik
ditelinga.
Selanjutnya ada Soto Yana Yani, Warung soto
ini termasuk salah satu pelopor warung soto banjar di Kota Banjarmasin.
Letaknya tidak jauh dari destinasi wisata kota pusaka Banjarmasin.
Warung soto ini juga menawarkan view sungai martapura dengan sudut yang
berbeda, yaitu perkampunngan khas suku banjar dengan rumah lanting dan
rumah panggung yang luar biasa uniknya.
Lontong ORARI
warung ini telah
me-nasional, karena menjadi jujugan artis dan tamu-tamu dari berbagai
daerah yang berkunjung ke Kota Banjarmasin. Nama uniknya diambil dari
salah satu komunitas radio amatir terkenal yang menjadikan warung ini
sebagai tempat nongkrong dan ngumpul-ngumpul. Menu andalan di warung ini
tentu saja lontong dengan tambahan lauk ikan haruan berkuah santan yang
lezat rasanya. Mau....?
Nasi Kuning Cempaka
Nasi kuning pera
yang rasanya gurih khas Banjarmasin ini selalu dibungkus dengan daun
pisang segar pilihan berwarna hijau tua, citarasanya benar-benar"ngangeni"!
apalagi bagi penikmat sambal. Sambal yang melengkapi nasi kuning
Cempaka ini selalu bikin ketagihan siapapun yang pernah merasakannya.
Nasi kuning Cempaka disajikan dalam bentuk nasi bungkus dengan beberapa
pilihan lauk, seperti telur itik, jeroan, ayam dan dendeng daging rusa.
Di Banjarmasin ada beberapa outlet Warung Nasi kuning Cempaka di A Yani
Pal 4, Jalan Niaga Pasar baru, Jl. Kampung Melayu Darat dan Jl. S
Parman.
Nasi Itik Gambut
Nasi itik gambut
adalah sajian menu khas dari daerah Gambut Jl. A.Yani Km.13, Kabupaten
Banjar Kabupaten tetangga Kota Banjarmasin, tapi karena masih satu arah
perjalanan ke Banjarmasin jadi bolehlah di coba juga. Kuliner
bercitarasa manis dan gurih ini cocok untuk sarapan, makan siang bahkan
makan malam sekalipun. Penyajian standartnya berupa nasi putih dengan
tambahan lauk berupa potongan daging itik yang di "masak habang" (habang; merah,bhs banjar ) mirip masakan bumbu bali salah satu kuliner khas suku Banjar plus teh manis panas atau hangat. Hmmmmm Nikmaaaaat.....
C. Beli oleh-oleh khas Banjarmasin
Kaos HY-MUNK kental rasa Banjar-nya (Foto : kaos HY-MUNK)
Kaos Rasa Banjarmasin
Trend kaos dengan tema lokal (daerah) memang lagi booming, tidak ketinggalan di Kota Banjarmasin. Kalau di Jogja ada kaos DAGADU, di Banjarmasin ada kaos HY-MUNK
yang artinya senang, bahagia. Berbeda dengan konsep kaos daerah
lainnya, Kaos Asli Banjar ini lebih memilih untuk menjadi media promosi
bagi berbagai potensi adat dan budaya masyarakat Suku Banjar secara
detail. Bila melihat katalog produk dari kaos HY-MUNK, kita seperti
melihat dan membaca rekam jejak (ensiklopedi) budaya, adat istiadat dan
profil suku banjar serta daerah Kalimantan Selatan secara utuh tanpa
harus mengurangi roh artistik dan komersial dari produk kaosnya. Sungguh
eksotis dan pasti menarik untuk dipakai dan dikoleksi.
Ragam motif Kain Sasirangan | @kaekaha
Kain Sasirangan
Kain sasirangan
adalah kain khas suku Banjar di Kalimantan selatan. Nama "Sasirangan"
sebenarnya adalah kata kerja, yaitu mengadopsi dari proses pembuatannya.
"Sa" yang berarti "satu" dan "sirang" yang berarti "jelujur/lajur".
Secara harfiah sasirangan bisa diartikan sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.
Secara harfiah sasirangan bisa diartikan sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.
Sasirangan
setidaknya mengenal 19 motif, di antaranya sarigading, ombak sinapur
karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak),
bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga
balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang
bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil),
gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang (garis-garis), kangkung
kaombakan (daun kangkung) dan jajumputan (jumputan). Selain itu ada
pula kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja
makan daun sirih), putri manangis (putri menangis), kambang cengkeh
(bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), dan benawati
(warna pelangi).
Menurut sejarahnya, masing-masing motif kain
sasirangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam ritual upacara adat
suku banjar, ada yang khusus untuk pengobatan orang sakit (ghaib), laung
(ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat
(ikat pinggang), tapih bahalai (sarung/jarik untuk perempuan), dan lain
sebagainya.
Seiring ke-khasan kain
Sasirangan yang "menjual", peruntukan kain sasirangan tidak hanya
sebagai bagian dari ritual adat suku Banjar saja, tapi sudah melebar dan
meluas melampaui batas-batas sakral sebagaimana fungsi awalnya.
Sekarang, ditangan pejuang-pejuang kreatif, (tanpa berusaha mengubah
fungsi utamanya), kain kebanggan masyarakat Kalimantan Selatan ini telah
menjelma menjadi berbagai produk seni yang menakjubkan, bahkan sudah
siap untuk go internasional!
Untuk info oleh-oleh dari Banjarmasin yang lebih lengkap cek di Blog saya ya, Kalbuning Manah Hati atau Kumpulan artikel saya di sini
Sebenarnya
tidak cukup kalau hanya 1 atau 2 hari saja mengunjungi Kota
Banjarmasin. Karena masih banyak destinasi plesiran di Banjarmasin yang
belum saya tampilkan di sini. Tapi tak apalah, kehadiran rekan-rekan risers Datsun Risers Expedition Kalimantan etape 2 di Kota Banjarmasin sudah cukup membuat saya (alumni risers etape 1) juga turut bangga.....Inilah Kotaku Banjarmasin Bungas!
Artikel ini juga diposting di Kompasiana pada 21 Januari 2016 21:53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar