Durian Runtuh di Kalimantan
Woooow Kereeeen! itu yang pertamakali mencuat dari benak saya ketika membaca di Kompasiana, akan ada even Kompasiana Blog Trip - Datsun Risers Expedition yang akan melintas dan menjelajahi eksotisnya alam liar Pulau Kalimantan, dari Tanjung Redeb, Berau Kalimantan Timur sampai ke Kota Pontianak di Kalimantan Barat.Ck...ck...ck....ini even langka yang nggak boleh dilewatkan!
....waduh! Batas pendaftaran untuk etape 1 untuk jalur Samarinda-Tanjung Redeb hari ini terakhir? Masih sempat gak ya...? Wis pokoknya daftar aja dulu, diterima apa nggak itu urusan yang diatas (sama urusan admin kompasiana kali ye....he..he..he...). Alhamdulillah siang itu dalam tempo yang secepat-cepatnya semua persyaratan yang diminta admin Kompasiana siap dan beres untuk di kirim ke petugas berwenang...dan Alhamdulillah, akhirnya jadi juga saya bergabung dengan rekan-rekan dari seluruh Indonesia dalam Datsun Risers Expedition menjelajahi wisata pulau terdepan!
Inilah yang saya bilang sebagai durian runtuh di Kalimantan. Even ini merupakan berkah untuk pariwisata Kalimantan, khususnya daerah yang dilintasi oleh para risers (sebutan untuk peserta Datsun Risers Expedition), karena mendapatkan media promosi pariwisata paling efektif dan efisien, gratis lagi.....! Kenapa efektif dan efisien? Para risers terpilih yang nantinya menjelajahi Pulau Kalimantan bukan risers biasa yang hanya jago nyetir mobil, tapi mereka adalah kompasianers, yaitu komunitas penulis media blog terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, Kompasiana. Mereka penulis-penulis handal dibidangnya, jadi melalui tulisan para risers-Kompasianers inilah promosi pariwisata Kalimantan akan terekspos ke seantero dunia. Kalau sudah begini, jadinya durian runtuh matang pohon sudah terbelah lagi....he...he...he....cakep banget Datsun-Kompasiana!
Terima Kasih Datsun! Terima Kasih Kompasiana! Mudah-mudahan setelah even ini, potensi besar pariwisata Kalimantan yang masih sering terabaikan dan sering timbul tenggelam, bisa segera bangkit dan take off .....
Woooow Kereeeen! itu yang pertamakali mencuat dari benak saya ketika membaca di Kompasiana, akan ada even Kompasiana Blog Trip - Datsun Risers Expedition yang akan melintas dan menjelajahi eksotisnya alam liar Pulau Kalimantan, dari Tanjung Redeb, Berau Kalimantan Timur sampai ke Kota Pontianak di Kalimantan Barat.Ck...ck...ck....ini even langka yang nggak boleh dilewatkan!
....waduh! Batas pendaftaran untuk etape 1 untuk jalur Samarinda-Tanjung Redeb hari ini terakhir? Masih sempat gak ya...? Wis pokoknya daftar aja dulu, diterima apa nggak itu urusan yang diatas (sama urusan admin kompasiana kali ye....he..he..he...). Alhamdulillah siang itu dalam tempo yang secepat-cepatnya semua persyaratan yang diminta admin Kompasiana siap dan beres untuk di kirim ke petugas berwenang...dan Alhamdulillah, akhirnya jadi juga saya bergabung dengan rekan-rekan dari seluruh Indonesia dalam Datsun Risers Expedition menjelajahi wisata pulau terdepan!
Inilah yang saya bilang sebagai durian runtuh di Kalimantan. Even ini merupakan berkah untuk pariwisata Kalimantan, khususnya daerah yang dilintasi oleh para risers (sebutan untuk peserta Datsun Risers Expedition), karena mendapatkan media promosi pariwisata paling efektif dan efisien, gratis lagi.....! Kenapa efektif dan efisien? Para risers terpilih yang nantinya menjelajahi Pulau Kalimantan bukan risers biasa yang hanya jago nyetir mobil, tapi mereka adalah kompasianers, yaitu komunitas penulis media blog terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, Kompasiana. Mereka penulis-penulis handal dibidangnya, jadi melalui tulisan para risers-Kompasianers inilah promosi pariwisata Kalimantan akan terekspos ke seantero dunia. Kalau sudah begini, jadinya durian runtuh matang pohon sudah terbelah lagi....he...he...he....cakep banget Datsun-Kompasiana!
Terima Kasih Datsun! Terima Kasih Kompasiana! Mudah-mudahan setelah even ini, potensi besar pariwisata Kalimantan yang masih sering terabaikan dan sering timbul tenggelam, bisa segera bangkit dan take off .....
Pesona Gadis Dayak | @kaekaha |
Mangenali Simpul-Simpul Eksotisme Jantung Kalimantan
Bagi yang belum pernah mendengar dan melihat Pulau Kalimantan,
membayangkan pulau terbesar di Indonesia ini yang terlintas pasti hutan
belantara yang lebat, suku dayak dengan ciri khas telinga panjangnya dan
orang utan! Betul...? Memang benar, semua itu bagian dari Kalimantan,
tapi Kalimantan tidak sesempit itu bro...! Masih banyak ikon potensial Pulau Kalimantan yang belum tereskspos secara luas.
jangankan
keluar negeri didalam negeri saja masih perlu ketelatenan dan kerja
keras untuk memperkenalkannya. Untuk itulah, inisiatif dan ide cemerlang
pabrikan mobil Datsun untuk mengadakan Datsun Risers Expedition yang akan menjelajahi Pulau Kalimantan patut mendapatkan apresiasi. Come on Let's go....
Selamat Datang di Balikpapan | @kaekaha |
- Welcome to Balikpapan -
Perjalanan resmi hajatan bertajuk Datsun Risers Expedition"
Round III Kalimantan etape 1 dimulai dari Kota Samarinda menuju Kota
Tanjung Redeb di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Berlangsung dari
tanggal 11-15 Januari 2016 memang tidak melewati Kota Balikpapan. Hanya
saja, sepertinya kurang afdhol kalau kita harus melewatkan begitu saja
"pintu masuk" para risers Datsun Risers Expedition dibumi Kalimantan ini.
Islamic Center (Masjid Baitul Muttaqien) landmark Kota Samarinda | @kaekaha |
-- Samarinda "Kota Tepian" --
Kota Samarinda si Kota Tepian, Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur.
Kota yang berada di tepian Sungai Mahakam ini mempunyai sejarah panjang
sebagai kota perdagangan yang sangat penting bagi pergerakan dan
pertumbuhan perkonomian regional Kalimantan.
Posisi strategis Kota
Samarinda yang tepat berada di jalur lalu lintas perdagangan antar pulau
dan antar daerah di pedalaman Kalimantan, menjadikan pelabuhan sungai
Mahakam sebagai pelabuhan tersibuk di jamannya dan Sungai Mahakam
sebagai salah satu sungai telebar dan terpanjang di Indonesia sangat
mendukung untuk kepentingan itu.
Hebatnya, ditengah-tengah
sibuknya jalur pelayaran Sungai Mahakam ternyata didalamnya masih
menyimpan spesies unik dan langka yang hampir punah, pesut mahakam.
Binatang mamalia air yang lebih kita kenal dengan ikan duyung ini
dengan mati-matian dijaga kelestariannya oleh masyarakat Samarinda. Mau
ikut serta menjaganya, kompasianer?
Dealer Nissan-Datsun Sampaja Samarinda | @kaekaha |
Perjalanan para risers dimulai dari titik ini, Dealer Nissan-Datsun Sempaja, Samarinda. Tim kami risers 4 (#Jagaw Risers) beranggotakan Rahab Ganendra, Ang Tek Khun dan saya sendiri, kaekaha.
Sekitar pukul 13.30 WITA rombongan Datsun Risers Expedition yang berjumlah 5 mobil plus beberapa mobil Offcial
berangkat menuju Kota Sangatta di daerah Kutai yang berjarak sekitar
260km.
Selama perjalanan, #JagawRisers" tidak mengalami kendala yang
berarti. Driver kami Rahab Ganendra tidak perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan tunggangan baru kami Datsun Go+ Panca.
Dengan
laju kendaraan yang sifatnya koordinatif beriring-iringan dengan
rata-rata kecepatan antara 50-60 km/jam kami bisa menikmati kenyamanan
berkendara berkelas yang disediakan oleh rancangan Datsun Go+ Panca yang elegan dan tetap aman.
Tipikal
jalan menuju Kota Sangatta dari Kota Samarinda didominasi oleh tanjakan
dan turunan yang dikombinasi dengan tikungan-tikungan tajam yang
berkelok-kelok, kami bisa dibilang sangat jarang bertemu dengan jalur
lurus datar dengan panjang lebih dari 500 meter! Keren kan?
Tapi itulah
hebatnya Datsun Go+ Panca, dengan medan yang lumayan ekstrim dan
menantang seperti itu tetap bisa berakselerasi secara maksimal, hebatnya
lagi tetap bisa memberikan kenyamanan dan keamanan maksimal kepada
semua penumpang yang ada di dalam kabin. Good Job, Datsun!
Akhirnya,
sekitar pukul 19.00 WITA kami mulai memasuki kota Sangatta, negeri kecil
penghasil batubara terbesar di Kalimantan Timur.
Angka meter jarak tempuh Sangatta-Desa Miau Baru | @kaekaha |
---- Adu Nyali di Jalur Tengkorak Sangatta-Tanjung Redeb ----
Kaekaha, ini dia driver #JagawRisers untuk jalur tengkorak Sangatta-Barau | @kaekaha |
Bismillah, setelah berdoa bersama akhirnya kami tim #JagawRisers
dan semua peserta Datsun Risers Expedition Kalimantan, berangkat menuju
Kota Tanjung Redeb, Berau.
Kali ini saya yang duduk di belakang kemudi.
Jam tangan saya menunjukkan tepat pukul 07.30 WITA ketika start
dimulai, sedangkan catatan kilometer pada speedometer mobil kami
menunjukkan angka 8327 dengan kondisi bahan bakar full.
Seperti sehari sebelumnya, tim kami selalu mencatat data-data tersebut
guna mengetahui total jarak tempuh yang kami tuntaskan plus tingkat
konsumsi bahan bakar mobil tunggangan kami Datsun Go+ Panca.
Keluar
dari, area parkir Q Hotel Kota Sangatta, semua risers dan tim official
lansung melaju teratur sesuai urutan angka mobil. Sekitar 15 menit
pertama, para risers masih menjelajahi area Kota Sangatta yang pagi itu
terlihat sudah mulai menggeliat aktifitas warganya.
Sebagai kota
kecamatan, Kota Sangatta memang tidak terlalu padat dan sibuk layaknya
Kota Samarinda yang kemarin telah kita lalui. Beberapa saat berlalu,
perjalanan risers mulai memasuki daerah tidak berpenghuni yang
terlihat didominasi oleh lahan kosong pertambangan batubara baik yang
masih aktif mapun yang sudah tidak aktif.
Dari papan nama yang
bertebaran di beberapa titik, area pertambangan yang terlihat masih
aktif tersebut adalah milik salah satu perusahaan tambang batubara
nasional yang namanya tentu sudah tidak asing di telinga, yaitu KPC
(Kaltim Prima Coal) milik salah satu pengusaha nasional. Sedang yang
tidak aktif lagi, terlihat tidak terurus dan terbengkalai tidak jelas
siapa pemiliknya.
Medan di Kalimantan! | @kaekaha |
Semakin jauh meninggalkan Kota Sangatta, jalanan yang kami lalui semakin
menyempit dan menantang nyali. Terdapat beberapa ruas yang aspalnya
terkoyak, sehingga perlu ekstra hati-hati untuk melintasinya.
Kontur geografis wilayah Sangatta-Tanjung Redeb yang berbukit-bukit
dengan hutan lindung di sekelilingnya menyebabkan sepanjang jalan yang
kami lalui layaknya mengendarai roller coaster di tengah hutan.
Bergelombang, tanjakan, turunan dengan tingkat kecuraman sedang, luar
biasa, sampai yang super ekstrem plus kelokan dengan variasi tikungan
biasa sampai hampir berputar 180 derajat dengan lengkung putar yang
relatif sempit, belum lagi di sebelah kiri atau kanan sebagian besar
adalah jurang-jurang menganga dengan kedalaman sampai puluhan meter yang
tidak jarang terkombinasi dengan badan jalan yang tinggal 1/3-nya saja,
karena longsor.
Wooooooooe! Sereeeeeem! Tapi memang inilah
yang harus kami lalui, alam liar Kalimantan yang masih perawan dan
sangat menantang bagi para petualang seperti kami, semua risers.
Angka meter jarak tempuh Sangatta-Desa Miau Baru | @kaekaha |
CSR DATSUN DI DESA ADAT DAYAK MIAU BARU
Angka speedometer kami saat itu menunjukkan angka 8517,
artinya kami sudah melakukan perjalanan sejauh 190 km dari titik Q
Hotel, Kota Sangatta yang kami tempuh selama 6,5 jam perjalanan, ketika
semua risers Datsun Risers Expedition diajak oleh official untuk berbagi
CSR kepada anak-anak usia sekolah suku dayak di desa Miau Baru,
Kecamatan Kombeng, Kabupaten Kutai Timur.
Desa yang selama ini lebih
dikenal sebagai salah satu destinasi wisata budaya ini, memang
luar biasa. Selain masih menjaga tradisi adat dayak dengan baik,
dibuktikan dengan masih terjaganya lamin atau rumah panjang sebagai
simbol adat yang terus difungsikan, dipertahankan dan dilestarikan
sampai detik ini.
CSR Datsun di Rumah Lamin Desa Miau Baru | Official DATSUN |
Selain itu, desa ini bisa dijadikan contoh riil dari hidupnya
budaya toleransi yang begitu luar biasa. Masyarakat dayak di desa ini
bisa hidup berdampingan dengan para pendatang yang datang dan menetap
didesa mereka yang tentunya mempunyai latar belakang suku, agama, ras
dan golongan yang berbeda-beda dengan aman dan damai.
Dalam
acara CSR yang berdurasi sekitar 1 jam tersebut, acara dikemas sangat
kreatif. Para risers dilibatkan secara langsung untuk menunjukkan
kreatifitas kelompok masing-masing dalam memberikan influence berbagai
pengetahuan dan keilmuan baru yang relevan dan bermanfaat bagi adik-adik
dari SDN Miau Baru.
Kami dari tim #JagawRisers, mengusung tema indahnya
berbagi yang dikemas dalam bentuk dongeng dan game seru. Rangkaian
acara CSR datsun diakhiri dengan makan bersama dan dilanjutkan dengan
sesi eksplorasi rumah adat dayak miau baru dengan foto dan video.
Tim #JagawRisers bersama anak-anak SD Miau Baru | @kaekaha |
ROLLER COASTER DI TENGAH BELANTARA HUTAN KALIMANTAN
Setelah
semua rangkaian acara CSR Datsun berakhir, kami risers dan semua
rombongan berpamitan kepada tetua adat setempat untuk melanjutkan
peejalanan kami menuju Tanjung Redeb dengan estimasi perjalanan sekitar 5
jam perjalanan.
Tidak seperti perjalanan Kota Sangatta-Desa
Miau Baru yang kiri kanan kami sepanjang perjalanan didominasi lahan
tambang yang gersang dan vegetasi kebun sawit, peejalanan dari Desa adat
Dayak Miau Baru menuju Tanjung Redeb, yang berjarak sekitar 170km lebih
didominasi oleh hijaunya hutan hujan tropis Kalimantan yang masih
perawan dengan pohon-pohon tinggi dengan kerapatan yang masih terjaga
dengan baik.
Meskipun kontur jalanan yang kami lalui
masih sama seperti roller coaster tapi setidaknya pemandangan hijau
disekitar kami bisa membuat segar mata dan paru-paru kami, sehingga
mengurangi rasa jenuh dan lelah kami para risers setelah menempuh
perjalanan jauh.
Sebagian Roller Coaster jalur tengkorak Sangatta-Tanjung Redeb | @kaekaha |
Setelah melanjutkan perjalanan sekitar 3 jam, semua rombongan Datsun
Risers Expedition akhirnya memutuskan singgah sebentar di Kantor
Kecamatan Kelay untuk sholat dan istirahat sekitar 30 menit, kebetulan
di sini terdapat sebuah Masjid dan halaman Kantor Kecamatan Jelai
Kabupaten Berau yang luas bisa menampung semua mobil rombongan Datsun
Risers Expedition.
Sampai disini angka speedometer mobil kami 8599,
artinya jarak antara Desa Adat Dayak, Miau Baru dengan Kantor Kecamatan
Kelay Kabupaten Berau adalah sejauh 82 km dan kami tempuh selama 3 jam
perjalanan.
Foto Bersama di depan Kantor Kecamatan Kelay | @kaekaha |
Setelah melaksanakan kewajiban Shalat Dhuhur dan Ashar yang di gabung
(jamak qashar) sekaligus berdoa dengan meminta keselamatan dan
kemudahan dalam perjalanan kepada yang Maha Kuasa, perjalanan menuju
Tanjung Redeb Kita lanjutkan dengan hati dan pikiran yang lebih lapang
dan fresh.
Medan yang kami lalui masih relatif sama. Kiri kanan kami
masih berupa jurang-jurang menganga yang dibalut oleh hijaunya dedaunan
hutan hujan tropis Kalimantan yang maaih perawan, hanya saja kami mulai
bertemu dengan peradaban manusia, berupa beberapa rumah dan perkampungan
penduduk walaupun masih relatif jarang dan sedikit.
KETANGGUHAN MESIN DATSUN MENGANTARKAN PARA RISERS SAMPAI TUJUAN
Ditengah
perjalanan mendekati Maghrib, kami para risers dikejutkan oleh berita
salah satu mobil official yang memang mengawal kami dari jauh di
belakang kehabisan bahan bakar ditengah hutan.
Memang sepanjang
perjalanan kami sama sekali tidak menemukan SPBU, untung mobil Datsun G+ Panca yang kami tunggangi iritnya jagoan! Jadi
tidak perlu risau meskipun sepanjang jalan tidak ada SPBU.
Selain itu
ketahanan dan ketangguhan mesin Datsun Go + Panca tidak perlu diragukan
lagi. Datsun mampu melibas dengan aman dan nyaman, turunan, tanjakan dan
tikungan-tikungan super ekstrem.
Saya
membuktikan sendiri dengan mengendarainya sejauh 366 km dari Kota
Sangatta - Tanjung Redeb dengan waktu tempuh yang ralatif lama (13 jam)
dan saya tetap fit dan segar!
Lamanya perjalanan
disebabkan karena pola dan sistem yang dipakai dalam event Datsun Risers
Expedition kali ini adalah sistem konvoi yang mengharuskan semua mobil
wajib berjalan sesuai dengan nomor urut masing-masing, tidak boleh
saling mendahului. Sehingga perjalanan memakan waktu lebih lama bila
dibanding dengan waktu idealnya.
Iring-iringan rombongan Datsun Risers Expedition etape 1 | Official Datsun |
Semakin mendekati Kota Tanjung Redeb, hutan hujan tropis Kalimantan
yang menyegarkan mata perlahan-lahan menghilang berganti dengan
pemukiman dan perkampungan rumah penduduk yang rata-rata terbuat dari
kayu dengan desain arsitektur dan ornamen khas adat dayak yang sudah
dimodifikasi.
Setelah sekian lama melaju menyusuri jalanan, akhirnya
sekitar jam 20.30 WITA rombongan Datsun Risers Expedition mulai memasuki Kota Tanjung Redeb dan akhirnya kami memilih menginap si salah satu hotel terbaik di Kota yang berjuluk Kota Sanggam itu Hotel Swara Cantika.
Angka speedometer mobil kami saat itu menunjukkan angka 8698
artinya total jarak yang telah ditempuh para risers dari Samarinda
menuju Tanjung Redeb adalah sejauh 366 km dengan waktu tempuh total
sekitar 13 jam.
Angka meter jarak tempuh Kelay - Tanjung Redeb | @kaekaha |
Budayakan, Berwisata Cerdas!
Dari tiga tempat wisata utama yang dikunjungi para risers Rumah adat Dayak Miau Baru, Pulau Derawan
dan Pulau Kakaban, ada beberapa catatan penting bagi kita semua yang
peduli dengan kelestarian dan pengembangan pariwisata di Indonesia,
khususnya di Pulau Kalimantan.
Rumah adat dayak, Lamin Miau Baru | @kaekaha |
- Mengangkat Eksotisme Rumah Adat Dayak Miau Baru -
Rumah adat Dayak Miau Baru, atau warga setempat menyebutnya Lamin (Maaf...untuk
yang cowok, jangan bisakan mengajak lawan jenis anda berwisata ke sini
dengan mengatakan " Ayo kita main kexxxxx...ya! he...he...he....nanti
kena sensor!).
Sebenarnya sangat potensial menjadi
destinasi wisata unggulan seperti rumah adat serupa di Desa Adat Dayat
Pampang di Samarinda Utara. Detail ornamen khas Suku Dayak baik pada
motif ukiran maupun art printing-nya begitu indah dan sangat rapi.
Begitu juga tonggak-tonggak sapundu
dengan motif ukiran yang tak kalah cantiknya di depan bangunan yang
berdiri kokoh sejak ratusan tahun silam merupakan bukti dari
kolektifitas semangat masyarakat Dayak untuk menjaga dan merawat
budayanya yang luar biasa eksotis.
Tapi sayang, keindahan, kelokan
dan pesona budaya yang begitu berharga tampak kurang terawat, terutama
untuk masalah kebersihan baik didalam ruangan maupun lingkungan sekitar
yang tidak dijaga.
Didalam ruangan, disana-sini tampak terlihat sarang
laba-laba dan debu yang terlihat mulai menebal, sedangkan diluar ruangan
sampah yang berserakan sangat mengganggu view rumah lamin yang
begitu eksotis.
Kedepan, harapan saya semua pihak terkait terutama
warga desa adat Miau Baru bisa lebih maksimal menjadikan rumah lamin ini
sebagai aset untuk menjadikan desa mereka sebagai destinasi pariwisata
unggulan tidak hanya untuk Kalimantan tapi untuk Dunia!
Dengan
terus menjaga dan merawatnya secara maksimal. Sedangkan untuk pemangku
kebijakan, seperti Kedinasan Daerah terkait bisa memberikan pembinaan
lebih intensif dan terarah demi menjadikan Desa Adat Miau Baru sebagai
destinasi Wisata kelas wahid untuk mendatamngkan kesejahteraan dan
kemakmuran warga setempat dan Kalimantan Timur secara umum.
Pesan saya
kepada pihak swasta, terutama DATSUN sebagai pabrikan
otomotif yang telah terbukti sangat peduli dengan pariwisata Kalimantan,
tentunya akan lebih bagus lagi seandainya DATSUN bisa
menjadikan Desa adat Miau Baru sebagai anak asuh binaan, demi mengangkat
potensi besar pariwisata desa adat ini ke jalur yang baik! Bagaimana
Datsun?
View Pulau Derawan yang mempesona | @kaekaha |
-- Terpanah Asmara Cantiknya Derawan --
Cantiknya pesona Pulau Derawan di ujung perairan selat Sulawesi sudah
menggema ke seluruh dunia.
Bersama-sama dengan beberapa pulau di
sekitarnya seperti Pulau Kakaban, Sangalaki dan Maratua, pulau Derawan
dengan pasir putihnya yang bersih dan lembut telah menjadi ikon pariwisata unggulan Kabupaten Berau dan Propinsi Kalimantan Timur.
Cantiknya
Pulau Derawan tidak lepas dari anugerah dari yang Maha Menciptakan.
Selanjutnya adalah kewajiban kita untuk menjaga dan merawatnya.
Untuk
Pulau Derawan yang juga berfungsi sebagai pulau hunian bagi masyarakat,
saya berharap masyarakat disana juga mempunyai tekad, semangat dan
harapan yang sama untuk menjadikan Pulau Derawan sebagai Destinasi
Pariwisata kelas wahid dengan menjaga, merawat dan mengembangkan semua
potensi yang ada dengan konsep yang benar, terstruktur dan terprogram
dengan goal yang jelas dan terukur dengan pemerintah sebagai pembina dan pengawasnya.
Jangan
sampai pengembangan potensi Pulau Derawan berjalan pragmatis, bergerak
sendiri-sendiri tanpa koordinasi, pola dan arah yang jelas yang akhirnya
justeru terlihat semrawut dan tidak berkonsep.
Terus terang, saya sudah
melihat kemungkinan dan kecenderungan ini di Derawan. Seiring pamor
yang semakin melejit yang otomatis berbanding lurus dengan tingkat
kunjungan wisatawan dan okupansi penginapan, maka pragmatisme kapitalis
yang bermain.
Pembangunan penginapan di tepi pantai yang menjorok ke
laut semakin marak dan sepertinya (semoga ini salah...) tidak berkonsep
alias semaunya pemilik modal. tentu akan membahayakan ekosistem dan
mengganggu luas penampang pantai berpasir putih yang selama ini menjadi
salah satu andalan wisata Pulau Derawan.
Jangan lakukan aktifitas ini di Danau Kakaban | @kaekaha |
--- Mengembalikan KKL Pulau Kakaban Sebagai Destinasi Wisata Pendidikan dan Penelitian ---
Keunikan dan kecantikan Pulau Kakaban dengan instrument laguna air
payau peninggalan jaman prasejarah yang menjadi habitat berbagai spesies
flora dan fauna langka hasil evolusi selama ribuan tahun lamanya, masih
menyimpan banyak misteri ilmu pengetahuan yang belum terungkap dan
harus diungkap dengan cara yang arif dan bijaksana. Itu tugas kita
bersama!
Mari kita sebarluaskan
keunikan dan kecantikan Pulau Kakaban sekaligus mengkampanyekan larangan
untuk beraktifitas dan berinteraksi langsung dengan ekosistem
didalamnya! Karena Pulau Kakaban sejatinya bukanlah tempat wisata umum,
tapi destinasi wisata pendidikan dan penelitian, sesuai amanat Permenhut Nomor P 57 Tahun 2008 dan Surat Keputusan Bupati Berau, No.70 Tahun 2004.
Kalaupun
tetap dipaksa menjadi destinasi wisata umum karena keunikan fakta dan
data ilmiah Pulau Kakaban, tidak seharusnya pengunjung bisa berinteraksi
secara langsung dengan berenang, snorkling, bahkan menyelam sampai ke
dasar, tapi cukup dengan mengamati dari dermaga yang sudah ada.
Ketentuan ini guna melindungi eksklusifitas dan private teritory ekosistem Danau Kakaban yang tentunya juga mempunyai aturan sendiri sejak ribuan tahun yang lalu.
Mari
kita Nikmati Keunikan dan Kecantikan Danau Kakaban Dengan Cara yang
Cerdas! Lindungi Habitat dan Ekosistem Alami Danau Kakaban dengan Tidak
Berenang, Snorkling dan Diving di dalamnya!
Artikel ini juga diposting di Kompasiana, pada 23 Januari 2016 23:15
Artikel ini menjadi juara pertama sekaligus satu-satunya pemenang pada ajang Kompasiana Blogtrip - Datsun Risers Expedition All Etape Kalimantan (3 etape) yang penjuriannya dilakukan oleh Kompasiana, Kompas Otomotif, dan Datsun Indonesia.
Pengumuman pemenang dengan hadiah iPad Mini 2 ini bisa dilihat di artikel dibawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar