Bandara Kalimarau,
Tanjung Redeb, Berau
Beberapa hari yang lalu penulis dan beberapa anggota rombongan event DATSUN RISERS EXPEDITION 3 KALIMANTAN, ETAPE I SAMARINDA-TANJUNG REDEB yang
berasal dari beberapa Kota di Indonesia, sempat dibuat melongo oleh
penampilan Bandara Kalimarau, bandara yang berada hampir di ujung pulau
Kalimantan, tepatnya di Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau Kalimantan
Timur.
Kami sama sekali tidak menyangka jika di Kota kecil seperti
Tanjung Redeb yang relatif kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia
karena minim publikasi dan lokasinya yang juga relatif jauh dari pusat
pemerintahan atau simpul-simpul perekonomian pulau Kalimantan seperti
Balikpapan, Samarinda apalagi Banjarmasin bisa mempunyai bandara
berkelas internasional dengan tampilan keseluruhan areanya yang begitu
megah, artistik dan sangat mempesona.
Decak kagum saya dan rekan-rekan yang berasal dari berbagai Kota di
Indonesia seperti tidak terbendung. Mau tidak mau, suka tidak suka
logika linier penulis langsung berlari ke kampung halaman di Banjarmasin
untuk membuka memori tentang Bandara Syamsoedin Noor satu-satunya
bandara terbesar di Kalimantan Selatan yang seminggu lalu saya
tinggalkan. Kenapa bandara Syamsoedin Noor, bandara kebanggan kita,
masyarakat Kalimantan Selatan seperti tertinggal beberapa dekade?
Memasuki areal Bandara Kalimarau, dari pintu masuk kita sudah disuguhi tampilan futuristik bangunan-bangunan
kecil berjajar rapi loket parkir dengan atap berkonsep tenda seperti
ruang tunggu kedatangan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, KSA yang
terlihat bersih dan terjaga, walaupun proses ticketing parkirnya masih manual. Jalam menuju pallet parking yang kami lalui sepanjang kurang lebih 100 meter dilapisi aspal masak (hotmix) yang sangat mulus dan bersih.
Disebelah kiri-kanan jalan terdapat taman-taman minimalis hanya ditanami rumput hijau
segar dengan kombinasi berbagai tanaman berkayu keras dengan jarak
tanam yang sangat rapi dan teratur penataanya, memberikan kesan segar,
minimalis, simple, rapi dan teratur sangat sedap dipandang
mata.
Setelah saya perhatikan, selain berfungsi sebagai area penghijauan
kawasan bandara, ternyata ruas taman-taman ini juga berfungsi sebagai
area pembatas fungsi lahan di halaman depan bandara Kalimarau, seperti
area parkir kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2. Diantara badan jalan
yang kami lalui dengan taman dibatasi oleh siring yang terbuat dari
semen cor dengan tinggi sekitar 20 cm yang dicat hitam putih layaknya zebra cross, semakin menambah cantik penampilan muka Bandara Kalimarau.
Dari area parkir yang begitu luas, bersih (penulis tidak menemukan
sampah sama sekali, bahkan sehelai daun sekalipun) dan tampak asri,
keindahan dan kemegahan arsitektur Bandara Kalimarau sangat jelas
terlihat. Sekilas arsitekturnya mirip dengan Bandara Sultan Hasanudin
Makasar. Identitas tulisan Bandara Kalimarau yang begitu besar dan
mentereng terlihat mencolok, mendominasi view tampak depan bangunan bandara seolah-olah memberi pesan please, look at me...!
Memasuki area bandara, dimulai dari lorong teras sepanjang kurang lebih
300-an meter, sekali lagi kami dibuat terkagum-kagum dengan kebersihan
dan kerapian bandara yang satu ini, seolah-olah tidak sedang berada di
Indonesia.
Begitu pula ketika memasuki ruang check-in bandara yang banyak dihiasi ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang didominasi oleh relief diorama kehidupan
kura-kura, seolah-olah memberi pesan sekaligus mengingatkan semua orang
yang akan meninggalkan Kota Tanjung Redeb pada keindahan budaya dayak
dan sajian alam Kepulauan Derawan, habitat penyu hijau yang sudah sangat
langka.
Sejauh mata memandang, meskipun ruangan ini terdapat banyak
atribut berupa x banner, spanduk dan papan peringatan baik dari
pemerintah maupun maskapai penerbangan, tapi penataan yang cermat dan
rapi benar-benar menjadikan Bandara Kalimarau sebagai destinasi wisata tersendiri bagi kami.
Naik ke lantai 2, di sepanjang lorong menuju ke ruang tunggu berjejer
lengkap berbagai fasilitas bandara. Ada area bermain anak-anak, cafe,
musholla, toilet dan ini yang menarik, ruang menyusui. Seperti area
bandara Kalimarau lainnya, lantai 2 menuju ruang tunggu keberangkatan
juga terlihat rapi dan bersih.
Memasuki ruang tunggu keberangkatan yang sangat luas dengan dinding kaca
terang ke arah luar memberikan para calon penumpang akses pemandangan
lingkungan sekitar bandara berupa hutan yang masih hijau dan segar.
Didalam ruang tunggu keberangkatan, sekali lagi kami disuguhi desain
tata ruang yang ciamik! hiasan-hiasan seperti di ruang check-in
berupa ornamen seni ukir khas suku dayak dan ornamen laut yang
didominasi oleh relief diorama kehidupan kura-kura juga terpajang di
sini, menambah suasana ruang tunggu keberangkatan menjadi lebih hidup
dan menarik.
Selain itu ada lagi yang menarik untuk diamati, yaitu keberadaan tempat
sampah dengan peruntukan yang tertulis jelas pada masing-masing wadahnya
dan penataan kursi ruang tunggu yang diatur secara zig zag terlihat artistik dan memberi nuansa berbeda. Terima kasih Kalimarau, untuk pengalaman indahnya...!
Bandara
Sultan Aji Muhammad Sulaiman,
Sepinggan Balikpapan
Disebutkan dalam rilis, Harian Banjarmasin Post tanggal 27 Januari 2016,
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan masuk dalam
urutan 16 besar Bandara Internasional terbaik versi Airport Council International (ACI).
Catatan
prestasi ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk Bandara
di Indonesia, apalagi bagi bandara di luar pulau Jawa. Tapi kalau
melihat sosok penampilan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan
Balikpapan pencapaian prestasi masuk dalam 16 besar bandara terbaik
dunia merupakan hal yang wajar, mengingat berbagai inovasi layanan dan
fasilitas yang disediakan oleh pengelola memang benar-benar lengkap dan
bermanfaat. Sebut saja layanan inovatif berupa area bermain untuk
anak-anak.
Totalitas pengelola bandara yang tengah menggodok konsep eco airport
ini dalam upayanya menjadikan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,
Sepinggan Balikpapan sebagai pintu gerbang wisata dan budaya Kalimantan
Timur juga patut diacungi empat jempol sekaligus! (Bisa.....?).
Dari pintu masuk kedatangan, disepanjang lorong dan ruangan yang dilalui penumpang untuk check out maupun
transit, kita disuguhi berbagai informasi menarik seputar budaya,
sejarah, flora dan fauna serta ornamen artistik khas suku Dayak berupa
wallpaper, baliho dan poster-poster cantik berukuran raksasa yang
terpajang hampir di semua tempat-tempat strategis di lingkungan bandara,
bahkan sampai di toilet-pun tidak ada space kosong yang lepas dari bahan-bahan promosi pariwisata dan kampanye penyelamatan satwa endemik Kalimantan Timur.
Tidak berhenti disitu saja, untuk mendukung kelestarian budaya daerah,
pengelola Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan juga
menyediakan ruang untuk ekspresi budaya, yaitu mengadakan acara talent n' creativity berlokasi
di terminal keberangkatan lantai 3 dan di gerbang kedatangan penumpang,
setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 12.00-18.00 WITA, berisi live show
penampilan tarian dan musik tradisonal/modern. Ini yang menarik! Ini
yang membedakan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan
Balikpapan dengan bandara-bandara lain di Indonesia, bahkan dunia.
Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada tanggal 31 Januari 2016 02:09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar