Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan mempunyai produk kantongan tradisional serbaguna berbahan “rerumputan” yang unik, cantik, tahan lama dan pastinya ramah lingkungan yang biasa disebut sebagai bakul Purun.
Sesuai namanya “bakul purun”, bahan untuk membuat kantongan atau tas tradisional ini adalah purun atau ada juga yang menyebutnya sebagai purun danau, tumbuhan sejenis rerumputan yang masih keluarga dari rumput teki-tekian yang berhabitat di rawa-rawa dan juga di tepian danau.
Sebagai salah satu produk kerajinan tradisional khas Banjar, kantongan serbaguna ini sangat lekat dengan aktifitas sehari-hari Urang Banjar, jauh sebelum kantongan plastik yang terlanjur menjadi bagian dari budaya pop masa kini hadir dan begitu kuat mencengkeram peradaban kehidupan kita semua.
Selain dibuat menjadi bakul purun di lingkungan masyarakat Banjar, tanaman purun juga bisa diolah menjadi berbagai macam kerajinan tangan cantik full estetik dan pastinya bernilai ekonomi cukup tinggi, seperti tikar, topi, hiasan dinding, kotak tisu, bahkan juga sedotan.
Beruntung, kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam, terutama terkait penggunaan kantongan plastik, sejauh ini berangsur membaik dan sebagai gantinya, Urang Banjar sekarang sudah banyak yang memulai untuk kembali memanfaatkan kearifan lokal warisan leluhur yang tidak kalah ekonomis, praktis dan tentunya tetap bisa dipakai untuk ngeksis ini!
Sejak beberapa tahun terakhir, bakul purun kembali populer setelah acara-acara besar seperti pembagian daging kurban dan juga bingkisan lebaran dari instansi dan juga perusahaan-perusahaan di Kalimantan Selatan kembali menggunakan kantongan tradisional tahan lama ini.
Kerennya lagi, sejak itu juga banyak penjual hampers yang mengemas barang-barangnya dalam bakul purun, baik yang original maupun yang costumize alias pesanan khusus dengan dimensi ukuran dan juga bentuk yang biasanya lebih khusus dan personal, sehingga menjadi jauh lebih ekslusif, tanpa harus meninggalkan ciri unik dan estetik khas kerajinan tangan tradisional.
Karena itu juga, karena ingin juga ikut menjaga kelestarian alam sekaligus melestarikan kearifan lokal, budaya luhur asli warisan leluhur, sejak beberapa tahun terakhir juga, setiap berkesempatan berbagi rejeki dengan orang lain di hari raya, warga komplek tempat tinggal kami juga mengemasnya dengan bakul purun.
Tahukah anda, ternyata multiplayer effect dari kembalinya kita-kita menggunakan bakul purun dalam berbagai aktifitas sehari-hari, tidak hanya sekedar melestarikan keberadaan kantongan alias tas tradisional super keren itu saja lho!
Tapi juga ikut memberdayakan perekonomian masyarakat lokal plus melestarikan ekosistem tanaman purun di sekitar rawa-rawa Lebak disekitar rumah yang ternyata juga menjadi "kandangnya" ikan untuk berkembang biak. Keren kan!?
Semoga Bermanfaat!
Salam Matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar