Pasar Terapung Lok Baintan | @kaekaha |
Pasar Terapung di Banjarmasin dikenal luas sejak dijadikan iklan ID Station oleh salah satu televisi swasta nasional di awal tahun 90-an. Pasar terapung yang dijadikan syuting saat itu adalah Pasar Terapung Muara Kuin, yaitu Pasar Terapung yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun yang lokasinya di muara Sungai Kuin, anak Sungai Barito.
Sayang, sejak pertengahan tahun 2000-an pamor pasar terapung alami satu-satunya di dunia ini turun drastis seiring dengan menurunnya pamor pariwisata di Kalimantan Selatan, karena berbagai sebab. Pasar terapung di tepian Sungai Barito yang berarus kuat dan bergelombang ini seperti hidup segan mati tak mau!
Bersyukur, sejak sekitar 5 tahun terakhir geliat pasar terapung mulai terlihat kembali, terutama sejak ditemukannya pasar terapung di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Pasar Terapung di DAS Sungai Martapura ini tidak kalah eksotiknya dengan Pasar Terapung Muara Kuin di jaman keemasannya.
Bahkan beberapa kalangan menilai Pasar Terapung Lok Baintan lebih menjual dan lebih atraktif dibanding dengan pendahulunya. Lokasinya yang berada agak masuk ke di tengah pedalaman memberikan sensasi wisata yang unik dan sedikit menantang. Pemandangan alam sekitar yang masih perawan dibalut dengan diorama budaya sungai khas kehidupan masyarakat Banjar, semakin mendekatkan kita pada alam.
Terlebih lagi, untuk menikmati suasana pasar terapung alami di Lok Baintan kita tidak terganggu oleh lalu lintas kapal-kapal besar penarik tongkang batubara atau pengangkut hasil hutan lainnya layaknya di Pasar Terapung Muara Kuin dan satu lagi, diatas lokasi Pasar Terapung terdapat jembatan gantung bertali baja yang membentang dari masing-masing tepian sungai yang bisa dijadikan tempat untuk mengabadikan eksotisnya pasara terapung. Benar-benar enjoyfull!
Pasar Terapung Lok Baintan | @kaekaha |
Tapi jangan kuatir, 1 (satu) jam perjalanan menuju lokasi Pasar Terapung Lok Baintan akan terasa singkat jika anda adalah penikmat wisata alam dan budaya. Karena sajian ekosistem alam perawan Kalimantan dan budaya sungai masyarakat Banjar akan memanjakan mata dan wawasan anda.
Menuju Lok Baintan via jalur sungai | @kaekaha |
Menemukan Pasar Terapung Lok Baintan sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur sungai saja, seperti yang sudah lazim di lakukan oleh sebagian besar pengunjung. Untuk wisatawan/pengunjung yang ingin merasakan sensasi berbeda atau mungkin ada phobia dengan air/sungai, ada jalur darat yang bisa dimanfaatkan sekaligus dinikmati untuk menemukan eksotisnya Pasar Terapung Lok Baintan.
Walaupun sebenarnya bisa untuk kendaraan roda 4 sekelas minibus, tapi disarankan akan memberikan sensasi lebih jika menggunakan kendaraan roda dua seperti sepeda motor atau bahkan sepeda. Selain jalan yang sempit hanya cukup untuk melintas satu mobil saja, jarak menuju lokasi juga tidak terlalu jauh apalagi bagi anda para goweser! Jaraknya sekitar 10 km dari pusat Kota Banjarmasin.
Memang, untuk eksplorasi jalur darat relatif kurang familiar bagi wisatawan. Tapi tunggu dulu, sensasi petualangannya tidak kalah seru lho....! Pokoknya dijamin bikin fresh.....! Berikut ulasannya!
Dari arah Kota Banjarmasin, perjalanan langsung menuju ke arah luar kota menuju Jalan Veteran atau jalan martapura lama ke Pasar Sungai Lulut, pasar unik di tepian anak sungai Martapura. Disekitar Pasar Sungai Lulut anda bisa berhenti sejenak untuk menikmati suasana pasar tradisional masyarakat Banjar yang sekelilingnya terdapat kanal kanal yang masih aktif dilalui masyarakat dengan menggunakan jukung atau kelotok, melihat fragmentasi ini akan membawa angan kita ke venezia versi Banjarmasin!
Kanal cantik di belakang los pasar Sungai Lulut | @kaekaha |
handil di belakang los Pasar Sungai Lulut |
Di ruas Pasar Sungai Lulut yang lokasinya tepat di pinggir jalan veteran (sebagian ada yang menyebut jalan Sungai Lulut, tapi ada juga yang menyebut jalan Martapura lama), kita akan bertemu dengan jembatan berkonstruksi baja yang bentuknya unik seperi busur di sebelah kiri jalan.
Konstruksi Jembatan ini menurut saya juga termasuk unik dan khas
Kalimantan Selatan. Jembatan sengaja dibentuk melengkung seperti busur
karena sungai dibawahnya merupakan jalur lalu lintas aktif masyarakat.
Jadi maksudnya, agar kepala pengendara kelotok/jukung tidak nyangkut di
badan jembatan.
Jembatan Busur khas Kalimantan Selatan | @kaekaha |
Kalau Jembatan busur sudah terlihat, sebenarnya kita sudah meninggalkan wilayah Kota Banjarmasin. Posisi jembatan sudah masuk wilayah desa Sungai Bakung, Kec. Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Untuk menuju ke Pasar Terapung Lok Baintan, maka kita harus belok kiri dengan menaiki jembatan busur, karena kalau lurus terus maka kita akan menuju Kota Martapura. Ibu kota Kabupaten Banjar yang dikenal sebagai kota Intan.
Jenis jalan yang harus dilalui menuju Pasar Terapung Lok Baintan | @kaekaha |
Turun dari Jembatan busur kita terus lurus meyusuri jalan yang terbuat dari susunan paving blok sejauh sekitar 1km, selanjutnya jalanan di dominasi oleh tanah keras yang bertabur dengan batu-batu split hasil pengerasan oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu. Jujur! saya sebenarnya agak bingung ketika melihat kondisi jalan menuju destinasi wisata andalan Kalimantan kok sepertinya kurang mendapat perhatian ya...? Padahal....! Ah sudahlah kita jalan lagi aja yuk...!
Hijaunya alam di sepanjang jalan menuju Pasar terapung | @kaekaha |
Ternyata semakin jauh saya memacu kendaraan, jalanan semakin menantang . Kali ini bukan batu split yang terhampar di jalanan tanah tersebut, tapi berupa pecahan batu kali yang berbentuk bongkahan. Jadi saya tidak bisa memacu kendaraan lebih kencang lagi. Untung pemandangan hijau segar areal kebun jeruk, nangka, pisang, area rawa lebak/persawahan dan hutan nipah yang banyak mendominasi sepanjang jalan berhasil merayu mata saya untuk menikmati kesegarannya. Tapi, saya tetap tidak merekomendasikan akses jalur darat ini untuk ibu-ibu hamil, apalagi jika harus mengendarai kendaraan roda dua.
Ada satu hal menarik yang sempat membuat saya takjub, sejak turun dari jembatan busur, yaitu keramahan warga di sepanjang jalan yang saya lalui! Setiap berpapasan dengan warga setempat seyum tulus mereka selalu mengembang penuh ketulusan, padahal saya sama sekali tidak kenal dengan mereka. "Sesuatu" yang seharusnya biasa ini, bagi saya menjadi sangat luar biasa! Karena jarang saya temukan di lingkungan perkotaan tempat saya tinggal.
SDN Gudang Hirang 2| @kaekaha |
Setelah menempuh perjalanan kira-kira 4 km dari jembatan busur, kita akan bertemu dengan pertigaan jalan di desa Gudang Hirang Kec. Sungai Tabuk, satu-satunya persimpangan yang saya temui sejak turun dari jembatan busur. Di pertigaan yang ditandai oleh bangunan Sekolah Dasar Negeri Gudang Hirang 2 di sebelah kiri jalan ini, kita ambil arah belok kiri.
Pasar terapung bayangan di sisi hilir | @kaekaha |
Dari belokan ini, kita sudah bisa melihat sungai Martapura yang menjadi lokasi Pasar Terapung Lok Baintan. Tapi, Lokasi Pasar Terapung yang disini bukanlah lokasi yang sebenarnya, karena lokasi Pasar Terapung yang sebenarnya di bawah jembatan Gantung Lok Baintan yang letaknya masih sekitar 1 km lagi dari lokasi ini. Lokasi ini disebut oleh sebagian pengunjung pasar terapung sebagai pasar terapung bayangan.
Pasar terapung Lok Baintan sisi bayangan| @kaekaha |
Disebut bayangan karena mereka berada ditempat yang tidak semestinya. Para pedagang pasar terapung ini biasa muncul di lokasi ini ketika hari mulai beranjak terang atau jam 7 keatas dengan cara membiarkan arus sungai membawa perahu mereka berjalan sendiri kira-kira sejauh 1 km dari tempat awal mereka berjualan di bawah jembatan gantung Lok Baintan. Para pedagang yang sebagian besar berasal dari daerah arah hulu, untuk pulang atau kembali ke arah hulu biasa di tarik oleh perahu kelotok yang lebih besar secara berombongan, berikut videonya
Dari lokasi Pasar terapung bayangan ini untuk menuju lokasi pasar terapung dibawah Jembatan Gantung Lok Baintan, jalan yang harus dilalui relatif lebih bagus daripada rute sebelumnya, karena di sini kita sudah berada di area perkampungan Desa Lok Baintan Luar.
Batas Desa Lok Baintan Luar | @kaekaha |
Dari arah kita datang, jembatan gantung Lok Baintan sama sekali tidak kelihatan, karena tertutup oleh rumah-rumah panggung warga dan sayangnya sama sekali tidak ada penunjuk arah atau papan keterangan lokasi Jembatan Gantung Lok Baintan di sekitar lokasi, kecuali papan nama yang menempel diatas pilar-pilar kayu raksasa penopang kawat sling baja jembatan.
Saya baru sadar kalau sudah sampai di lokasi ketika melihat
ujung-ujung tali kawat sling raksasa sebesar lengan anak-anak tertambat
di dinding-dinding tebal dan kokoh di sebelah kiri tempat saya berhenti.
Pilar Kayu Jembatan Gantung Lok Baintan | @kaekaha |
Sampai di bibir Jembatan Gantung Lok Baintan yang terlihat miring kearah kiri tersebut, matahari sudah lumayan tinggi, sekitar jam 8 pagi WITA. Aktifitas pasar terapung sudah bergeser ke arah Pasar terapung bayangan. Beruntung saya masih sempat mengabadikan rombongan pedagang yang tengah pulang dari berdagang ke kampung masing-masing ke arah hulu dengan di tarik kelotok.
Aktifitas Pasar Terapung Lok Baintan | @kaekaha |
Setelah aktifitas pasar terapung benar-benar habis dan
mendokumentasikan beberapa spot tersisa yang menurut saya menarik dengan
kamera, akhirnya saya memilih untuk pulang. Nah...untuk jalan pulang,
saya sengaja memilih jalur yang berbeda dengan jalur berangkat, karena
banyak jalan menuju Roma...eh, Rumah! Tunggu ulasan jalur menemukan
rumah dari Pasar Terapung Lok Baintan, pada postingan berikutnya ya!
Yuk jalan-jalan ke banua Banjarmasin.....
Keterangan Bahasa Banjar :
Banua : Daerah ; Wilayah ; Desa ; Kampung
Handil : Saluran ; kanal
Artikel ini juga di posting di Kompasiana pada 6 Mei 2016 01:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar