Jumat, 18 Juli 2025

Seperti Berbuat Jahat, Berbuat Baikpun Sebaiknya Jangan Banyak yang Tahu!

Sembunyikan Sedekahmu | facebook/BassFM

Pernah mendengar atau membaca kalimat inspiratif tentang keutamaan  "seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya?" 

Ungkapan yang berasal dari hadits Rasulullah SAW seperti yang diriwayatkan dalam HR. Bukhari no. 1423, Muslim no.1031 dan dari Abu Hurairah ini merupakan nasihat bijak yang patut kita teladani bersama. "Seperti berbuat jahat, berbuat baikpun sebaiknya jangan banyak yang tahu!" Tahu kenapa?

Baca Juga Yuk! Belajar "Meretas Jalan" ke Surga Rame-rame dari Warga Desa Hadipolo, Kudus

Takmir Masjid di komplek kami dibuat kaget dengan datangnya surat peringatan dari PDAM yang menyebut pihak masjid telah menunggak pembayaran air ledeng selama 3 bulan terkahir. Uniknya, info dari pengantar surat menyebut bukan masjid di komplek kami saja yang mendapat surat peringatan dari PDAM tersebut, tapi ada lagi beberapa masjid, musala dan juga  TPA atau Taman Pendidikan Alquran di daerah kami yang mengalami hal serupa! Kok bisa barengan?

Menariknya, dari komunikasi antar DKM atau Dewan Kemakmuran Masjid dan juga Takmir Masjid di daerah kami, akhirnya terungkap sebuah fakta unik yang selama ini sepertinya lepas dari komunikasi! Ternyata, masjid-masjid, musala dan juga TPA yang mendapatkan peringatan dari PDAM ini, tagihan bulanan ledengnya selama bertahun-tahun sama-sama dibayar oleh orang yang tidak dikenal. 

Alhamdulillah, setelah mendatangi kantor PDAM untuk menyelesaikan semua tunggakan, beberapa pengurus masjid dan musala ini mengajukan permohonan resmi untuk meminta prin out riwayat pembayaran air ledeng masjid selama beberapa tahun terkahir yang akhirnya mengungkap detail metode dan aplikasi pembayaran, termasuk identitas "orang baik" yang membayarnya!

Masha Allah, ternyata "orang baik" itu warga komplek kami juga, sebut saja namanya Haji Burhan pemilik usaha pencerekenan (kios kelontong;bahasa Banjar) yang sejak lama memang dikenal sebagai seorang yang dermawan yang sayangnya, beliau sudah meninggal dunia sekitar 4 bulan yang lalu di Makkah, saat berumrah bersama keluarganya.   

Luar biasa menariknya! Ternyata amal perbuatan baik Haji Burhan membayari tagihan air ledeng beberapa masjid, musala dan juga TPA secara diam-diam ini juga tanpa sepengetahuan keluarga dekatnya. 

Bahkah orang-orang terkasih yang membersamai beliau sehari-harinya itu juga tidak kalah terkejutnya ketika mendapatkan informasi dari pihak takmir masjid yang baistilah (sengaja;bahasa Banjar) datang untuk bersilaturahmi ke kediaman beliau dengan maksud utama untuk berterima kasih atas kebaikan beliau selama ini. 

Kisah tentang "orang baik" yang kekeuh untuk merahasiakan, menyembunyikan amal perbuatan baiknya, bahkan dari keluarga dekatnya sendiri diatas secara utuh pernah saya tuliskan dalam artikel berjudul "Biar Allah Saja yang Tahu" khusus untuk kanal KURMA alias Kisah untuk Ramadan di Kompasiana beberapa waktu lalu.

Jujur, saat mendengar kisah ini untuk pertama kalinya, saya sampai tidak bisa menahan linangan air mata yang tiba-tiba menembus pertahanan jiwa kelelakian saya yang memang saya setel untuk tetap anti menangis! 

Baca Juga Yuk! Kai Hasbullah Masih Hilang di Makkah, Bagaimana Status Ibadah Hajinya?

Tapi faktanya saya tetap tidak bisa menahan diri dari inspiratifnya vibes kisah yang relatif mirip dengan kisah heroiknya Ali bin Husain bin Ali, cicit Rasulullah SAW yang "sedekah diam-diamnya" memikul berkarung-karung roti diatas pundaknya pada malam hari untuk dibagikan kepada fakir miskin di Madinah, juga baru terbongkar setelah beliau wafat itu!

Seiring dengan masyarakat miskin Madinah yang tiba-tiba kehilangan sedekah tersembunyi  berupa roti-roti gandum yang biasanya datang untuk mereka di tengah malam buta yang gelap gulita, saat jenazah Ali bin Husain bin Ali dimandikan, barulah rahasia sedekah beliau terungkap karena tanda hitam di bagian pundak beliau, bekas dari aktifitas malamnya memikul dan  membagi-bagikan roti diam-diam. Masha Allah!



Kenapa "orang-orang baik" ini lebih memilih untuk menyembunyikan amal perbuatan baiknya? Bahkan diantaranya juga dari orang tercinta di sekelilingnya! Apakah ada hal istimewa dibalik ini semua? 

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Baqarah 271)

Di dalam QS Al Baqarah 271 diatas, secara eksplisit dan sangat lugas, Allah SWT sampai merasa perlu mengabadikan anjurannya kepada kita semua untuk menyembunyikan sedekah (amal baik dan juga ibadah) kita. Itu artinya memang ada hal luar biasa disana!

Meskipun hidup di dalam dunia modern yang sering kali mengedepankan pengakuan dan serba terhubung seperti sekarang, mungkin terasa aneh jika seseorang memilih untuk menyembunyikan sedekah dan perbuatan baiknya, tapi faktanya tetap ada yang keukeuh menyembunyikannya dan berharap hanya Allah SWT saja yang tahu. Sepertinya, hadits Rasulullah SAW dari Bukhari dan Muslim inilah jawaban rahasianya!

“Ada tujuh orang yang akan Allah berikan naungan kepada mereka dimana di hari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.Bukhari, Muslim)

Siapa saja tujuh orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah diatas, saudaraku? Ternyata di urutan pertama adalah imam atau pemimpin yang adil, kedua pemuda yang bertakwa, ketiga orang-orang yang hatinya selalu terpaut pada masjid, dan keempat dua orang yang saling mencintai karena Allah.

Kelima Orang yang menjaga diri dari zina karena Allah SWT, keenam orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, ketuju dan seorang yang berzikir kepada Allah dengan khusyuk dalam keadaan sepi lalu berlinang air matanya.

Dari tujuh orang yang disebutkan Rasulullah diatas, di urutan keenam kita menemukan redaksi “Seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya”, karena 

Sedekah rahasia itu bisa memadamkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Thabrani)

Masha Allah! Ternyata "rambu-rambu" sedekah dan beramal perbuatan yang baik dan terbaik telah begitu gamblang dituntunkan oleh Allah SWT dalam Al Quran dan juga RasulNya, Nabi Muhammad SAW melalui sunnah-sunnahnya untuk kita yang sudah pasti akan membawa kebaikan dan keberkahan individual maupun komunal jika benar-benar dijalani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan menyembunyikan perbuatan baik dan juga amal ibadah kita, termasuk ibadah salat, seperti tersirat dalam hadits Rasulullah SAW, “Sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib” dari "penglihatan" makhlukNya, sejatinya sangat bermanfaat  untuk mendidik diri agar lebih rendah hati, menjaga ketulusan dan keikhlasan kita, menjauhkan dari godaan riya, juga kesombongan dan perasaan ujub, plus menjaga kehormatan dan martabat orang yang menerima perbuatan baik kita.  

Jadi, sedekah atau amal perbuatan baik yang dilakukan sembunyi-sembunyi lebih utama daripada dilakukan secara terang-terangan. Namun jika tidak sampai bersedekah karena bermaksud menyembunyikannya, maka tetap menyampaikan sedekah tadi meskipun (terpaksa) secara terang-terangan itu juga lebih baik. Jadi semuanya dilakukan dengan kembali melihat situasi dan kemaslahatannya.

Pada dasarnya, semua merupakan bentuk kedewasaan spiritual kita, di mana kita berbuat baik bukan karena dorongan validasi dari pujian manusia semata, melainkan karena kesadaran akan panggilan hati dan kewajiban moral sebagai hambaNya. Jadi ya, biarlah amal perbuatan baik kita itu menjadi rahasia antara kita dan Tuhan, atau antara kita dengan orang yang kita bantu saja.

Bukan berarti kita menolak seandainya ada apresiasi yang datang! Namun pepatah "Seperti berbuat jahat, berbuat baik pun sebaiknya jangan banyak yang tahu"  merupakan panduan agar amal perbuatan baik kita, selalu berakar pada ketulusan yang paling dalam hingga memberi manfaat yang lebih maksimal tanpa ada efek saampingnya.

Anggap saja, artikel ini semacam "undangan terbuka" untuk kita merenungkan kembali motivasi di balik setiap tindakan, amal perbuatan dan juga ritual ibadah kita, demi totalitas kebaikan yang lebih murni dan berdampak di dunia juga di akhirat, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama. (BDJ18725)

Semoga bermanfaat!


Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Artikel ini juga tayang di Kompasiana pada 18 Juli 2025   21:38 (silakan klik disini untuk membaca)

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar