Rikako Ikee berpose di depan Baliho Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee ) |
Pesta Olahraga Asian Games 2018 resmi ditutup pada tanggal 2 September 2018 yang lalu. Pesta olahraga bangsa-bangsa Asia yang memasuki edisi ke-18 ini mengambil tema energy of Asia, yaitu energi persatuan serta perdamaian dari bangsa-bangsa Asia yang terbangun dari keragaman dan kebhinekaan.
Indonesia sebagai tuan rumah, dianggap sukses menjadi penyelenggara. Gaung energy of Asia benar-benar membahana keseluruh pelosok dunia. Soft Power Diplomacy Indonesia benar-benar menginspirasi perdamaian dunia, bahkan dalam defile dua Korea “rela” Bersatu, di Gelora Bung Karno.
Si Cantik Rikako Ikee (Foto : IG Rikako Ikee) |
Untuk prestasi, sangat diluar dugaan! Target raihan 16 emas untuk kontingen Indonesia bukan hanya sekedar tercapai, tapi sangat jauh terlampui. Dominasi para pesilat Indonesia di cabang olahraga Pencak Silat yang merebut 14 medali emas dan prestasi squad sepak takraw nomor quadrant yang secara mengejutkan berhasil merebut medali emas setelah mengalahkan Jepang dengan angka 2-1 pada partai final, menambah koleksi medali Indonesia menjadi 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu. Raihan ini menempatkan Indonesia di posisi ke-4 klasemen akhir dibawah raksasa-raksasa olahraga Asia, Cina, Jepang dan Korea Selatan.
Suksesnya gelaran Asian Games 2018, menjadi momen bersejarah yang membanggakan, tidak saja untuk Indonesia saja tapi juga untuk seluruh bangsa-bangsa Asia lainnya, terutama Jepang yang akhirnya menempati posisi ke-2 pada klasemen akhir.
Rikako Ikee dengan raihan medali di Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee) |
Khusus untuk Jepang, prestasi runner-up kali ini terasa spesial karena “dilengkapi” kesuksesan luar biasa atlet muda mereka dari cabang renang Rikako Ikee yang berhasil merebut 6 medali emas dan 2 medali perak. Prestasi spektakuler ini mengantarkannya menjadi peraih medali terbanyak perorangan pada gelaran Asian Games 2018.
Emas diraih dari nomor 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya bebas, 50 meter gaya kupu-kupu, dan 100 meter gaya kupu-kupu, 4x100 meter gaya bebas estafet putri dan 4x100 meter gaya campuran estafet putri. Sedangkan Medali perak diraih dari nomor 4x100 meter estafet dan 4x200 meter gaya bebas.
Istimewanya! Raihan medali emas Rikako Ikee ini semuanya disertai dengan pemecahan rekor baru untuk catatan waktu cabang olahraga renang. Tidak tanggung-tanggung di enam nomor sekaligus, yaitu nomor 50 meter gaya bebas dengan waktu 24,53 detik, 100 meter gaya bebas dengan waktu 53,27 detik, 50 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 25,55 detik, dan 56,30 detik untuk 100 meter gaya kupu-kupu. Disini luar biasanya prestasi yang ditorehkan oleh si- Japan’s Golden Girl ini.
Medali emas dari nomor estafet putri Asian Games 2018 (Foto : IG Rikako Ikee ) |
Tapi itu belum cukup! Karena Ikee dan kawan-kawan juga mencetak rekor dengan catatan waktu 3 menit 36,52 detik untuk 4x100 meter gaya bebas estafet dan 3 menit 54,73 detik untuk 4x100 meter gaya campuran estafet.
Keberhasilan Rikako Ikee pada partisipasi pertamanya pada event Asian Games ini akhirnya berbuah penghargaan sebagai atlet terbaik alias OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018 dan berhak atas trophy, suvenir koleksi pin logo Asian Games I-XVIII serta hadiah uang sebesar 50.000 dollar AS atau sekitar Rp736,5 juta dari The Olympic Council of Asia (OCA).
Ada kisah menarik terkait terpilihnya si-pocket rocket ini menjadi OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018. Si-Cantik kelahiran Edogawa, Tokyo ini tidak menduga jika dirinya terpilih sebagai MVP, makanya setelah menyelesaikan semua nomor renang yang diikuti, Rikako memilih pulang ke Jepang. Rikako akhirnya kembali ke Indonesia untuk menerima penghargaan OCA Most Valuable Player (MVP) Asian Games 2018 yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Kehormatan OCA Wei Ji Zhong di Main Press Centre, JCC, Senayan, setelah mendapat kabar dari The Olympic Council of Asia (OCA).
Si Cantik Rikako Ikee (Foto : IG Rikako Ikee) |
Prestasi Rikako semakin membanggakan, ketika fakta dalam sejarah penyelenggaraan Asian Games, Rikako adalah satu-satunya perempuan alias wanita pertama yang berhasil meraih penghargaan OCA Most Valuable Player (MVP) tersebut. Prestasi gadis kelahiran 4 Juli 2000 ini hanya bisa disaingi oleh atlet menembak dari Korea Utara, So Gin-man, yang merebut 7 medali emas dan 1 perak pada Asian Games 1982 di New Delhi, India.
Prestasi super mengkilat Rikako Ikee di ajang Asian Games 2018, tentu bukanlah sebuah kebetulan yang datang tiba-tiba. Rikako membangun tangga keberhasilannya dari nol! Semua diawali dengan tekad kuat, kesungguhan, kerja keras dan dukungan penuh dari orang-orang disekitarnya.
Salah satu spirit juara yang dibangun Rikako sejak kecil adalah spirit benci kalah! Dalam wawancara dengan AFP, sejak kecil Rikako mengaku sudah diperkenalkan dengan atmosfir kompetisi yang penuh dengan pressing, tapi dengan clue benci kalah berbagai tekanan yang dia dapat justeru menjadi penyengat yang efektif untuk berjuang lebih keras.
Si Cantik Rikako Ikee (Foto : IG Rikako Ikee) |
Menanamkan sejak dini atmosfir kompetisi berikut atribut yang menyertainya kepada anak-anak secara proporsional, apalagi dengan clue yang tepat tentu akan sangat membantu anak-anak mengenali potensinya sejak dini, dengan begitu akan semakin mudah mendeteksi jalan terbaik untuk menemukan jalur juara bagi si-anak.
Menang dan kalah dalam sebuah pertandingan memang memberikan efek yang berbeda. Rasa kalah secara umum akan memberi perasaan terpuruk, hancur dan sedih, sedangkan rasa kemenangan akan memberi perasaan menyenangkan. Keduanya adalah biasa! Sebagai bagian dari proses pematangan mental juara.
Selain spirit “benci kalah”, layaknya bangsa Jepang lainnya Rikako Ikee juga ditempa oleh prinsip-prinsip tradisional Jepang yang terkenal mumpuni untuk menjadi katalisator pembentuk “ mental petarung” yang handal, yaitu
Data resmi raihan medali Si Cantik Rikako Ikee (Foto : INASGOC) |
Bushido adalah semangat loyalitas dan totalitas yang diadopsi dari prinsip hidup samurai yang mengabdi secara penuh kepada kaisar.
Makoto bisa dimaknai dengan bekerja keras, jujur dan tulus.
Ganbatte Kudasai, mempunyai kesamaan makna dengan Waja Sampai Kaputing, secara harfiah bisa dimaknai dengan jangan menyerah sampai titik darah penghabisan.
Keishan bisa dimaknai sebagai kreatif, inovatif, dan produktif.
Kaizen bisa dimaknai sebagai upaya perbaikan secara kontinyu
Sebagai perenang “Asia” dengan postur yang relatif kecil, Rikako Ikee tentu sadar dengan “takdir” ini. Tidak ada jalan lain untuk bisa bersaing di level dunia, selain memberikan totalitas waktunya secara cerdas untuk berlatih dengan kreatif dan efektif demi output produktif yang terukur.
Si Cantik Rikako Ikee (Foto : IG Rikako Ikee) |
Pembuktian awal Rikako Ikee adalah ketika menjuarai sekaligus menciptakan rekor baru untuk nomor kupu-kupu 50 dan 100 meter di Kejuaraan Dunia junior FINA 2015 di Singapura, saat usianya menginjak 15 tahun. Selanjutnya kemenangan demi kemenangan seperti bersahabat dengan gadis cantik yang kini baru menginjak usia 18 tahun ini.
Terakhir, dengan bermodalkan semangat kaizen, Rikako Ikee benar-benar berhasil menjadikan Asian Games 2018, Jakarta-Palembang menjadi panggung untuknya! Raihan fantastis 6 medali emas dan 2 medali perak menjadikannya OCA Most Valuable Player Asian Games 2018.
Rikako Ikee adalah realitas kita, masyarakat banua. Kalau Rikako Ikee bisa berprestasi, artinya kita semua juga bisa berprestasi seperti dia. Hebatnya lagi, kita didukung oleh alam yang sangat kondusif untuk melahirkan atlet-atlet olahraga air, termasuk renang! Apalagi yang ditunggu!? Yuk Kalsel bergerak!
CANTIK!
BalasHapusKatanya dia punya penyakit kanker ya?
BalasHapus